Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

Bantah Aniaya Anggota LSM, Anggota DPRD Sampang Mengaku Ikut Syok saat Terjadi Pemukulan

Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang, Iwan Effendi angkat bicara atas kasus dugaan penganiayaan terhadap salah satu anggota

Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Hanggara Pratama
Anggota Komisi II DPRD Sampang, Iwan Effendi saat berada di ruang fraksi PDIP, Gedung DPRD Sampang, Madura, Rabu (10/8/2022). Dia mengaku ikut syok soal aksi pemukulan yang menimpa anggota LSM itu 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang, Iwan Effendi angkat bicara atas kasus dugaan penganiayaan terhadap salah satu anggota LSM yang terjadi pada (9/8/2022) kemarin.

Hal itu dilakukan lantaran dirinya terseret dalam dugaan kasus tersebut, bahkan tercatat sebagai terlapor.

Dalam kronologi dugaan penganiayaan, Iwan Effendi disebut menjadi salah satu aktor pemukulan hingga korban mengalami patah tulang hidung. 

Akan tetapi, dugaan tersebut dibantah oleh Iwan Efendi sebab, dirinya juga merasa syok saat pemukulan itu terjadi di salah satu warung Desa Panggung, Sampang.

"Memang pada saat kejadian saya ada di lokasi tapi tiba-tiba ada yang memukul Maskur (korban) dari belakang saya," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Janjian dengan Oknum DPRD di Warkop, Anggota LSM di Sampang Alami Patah Tulang

Politisi dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengaku jika dirinya tidak mengetahui sejumlah orang yang telah memukul korban.

Sebab, ia berangkat seorang diri dengan menggunakan mobil menuju ke lokasi untuk menemui Maskur yang pada saat itu bersama orang kepercayaannya yakni Sholeh.

Tujuan mendatangi, untuk mengklarifikasi atas keluhan Maskur setelah diberi uang dan uang yang diberikan tidak sesuai dengan ekspektasi Maskur.

"Uang yang saya berikan bukan berkaitan dengan proyek Pokmas, tapi uang itu saya berikan kepada Maskur karena sudah biasa," terangnya.

"Saya sering memberikan uang senilai Rp 100 ribu kepada setiap orang yang berkunjung ke rumah, tapi berhubung Maskur ini sering meminta sehingga saya beri Rp 50 ribu, nah di situ Maskur tidak terima," imbuhnya.

Lebih lanjut, dirinya kembali menegaskan jika sedikitpun tidak terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap Maskur.

Sebab, Maskur adalah salah satu orang yang direncakan akan masuk ke dalam tim untuk mensukseskan pemilihan yang akan datang.

"Konyol sekali seorang saya melakukan pemukulan karena menyangkut reportasi, terlebih saat ini merupakan tahun politik, misalnya ini terjadi ya tentu saya dipecat dan tidak akan mencalonkan lagi," tandasnya.

"Saya juga membawa nama baik DPRD dan Partai," tambahnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved