Berita Jatim
Gus Samsudin Sebut Sulit Berdamai dengan Pesulap Merah: Fitnah Ini Luar Biasa
Pemimpin Padepokan Nur Dzat Sejati, Gus Samsudin sebut sulit berdamai dengan Pesulap Merah: Fitnah ini luar biasa, terlanjut menyebar.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perseteruan Pemimpin Padepokan Nur Dzat Sejati di Blitar, Gus Samsudin, dengan Pesulap Merah berinisial HS atau Marcel Radhival berlanjut.
Setelah menjalani pemeriksaan untuk memperkuat barang bukti tindakan pidana pencemaran nama baik, yang diduga dilakukan Pesulap Merah, di Mapolda Jatim, Gus Samsudin, sepertinya, makin getol laporkan Pesulap Merah ke pihak berwajib.
Apalagi, serangkaian proses untuk tabayyun yang dilakukan Gus Samsudin dengan menyepakati tempat bertemu di Jakarta, tak banyak membuahkan hasil.
Proses mediasi di antara keduanya, bak pepatah jauh panggang dari api.
Melalui upaya hukum pengaduan yang dibuatnya di Polda Jatim, Gus Samsudin akan melihat respons dari pihak Pesulap Merah, apakah muncul iktikad baik untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi dalam proses mediasi.
"Akibat yang dibuat bang Marcel sangat luar biasa. Dia menuduh tetapi tidak bisa menunjukkan bukti-buktinya, opininya sudah tersebar di masyarakat," katanya di luar Gedung Ditreskrimsus Mapolda Jatim, Jumat (12/8/2022).
Gus Samsudin menganggap, konten video yang dibuat oleh Pesulap Merah, sebagai salah satu bentuk fitnah.
"Fitnah ini luar biasa. Karena fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, kan begitu di dalam agama kita," jelasnya.
"Makanya hal semacam ini, menjadi pembelajaran untuk masyarakat Indonesia. Bahwa ketika ingin menyampaikan sesuatu, harus ada buktinya. Dan jangan hanya karena asumsi, jangan karena suudzon (prasangka buruk), tetapi harus bertabayyun bertanya langsung pada orang yang bersangkutan," tambahnya.
Kemudian, Kuasa Hukum Padepokan Nur Dzat Sejati, Supriarno menegaskan, proses mediasi akan terjadi setelah laporan resmi yang dibuat kliennya masuk dalam tahapan penyidikan.
Baca juga: Gus Samsudin Blak-blakan Ungkap Sumber Ilmu Pengobatan hingga Alasannya Hobi Nyeker
"Upaya mediasi masih jauh ya karena ada dari UU ITE ada SKB Jaksa Agung, Menkominfo dan Kapolri. Itu jauh nanti setelah penyidikan kalau memang nanti pelapor dan terlapor akan diupayakan Restorative Justice System setelah nanti sudah memenuhi syarat kalau penyidikan. Saat ini tahapan penyelidikan," ungkap Supriarno.
Apalagi, lanjut Supriarno, kritik yang dilakukan oleh pihak teradu, dalam hal ini, Pesulap Merah, lewat konten video dalam akun channel YouTube-nya, terbilang keterlaluan.
Karena, cenderung mendiskreditkan metode pengobatan Gus Samsudin yang berlandaskan pada bacaan doa sesuai ajaran agama yang dianut kliennya.
"Ini terlapor pada posisi yang bahaya. Karena Gus Samsudin ini sudah menyampaikan kitab-kitab yang diajarkan kepada santrinya, dan diterapkan pada metode pengobatannya. Ada semacam Alquran. Tadi sudah disampaikan. Itu tidak ada pertentangan dengan agama tertentu, terutama Agama Islam. Karena tidak ada pertentangan, saya kira terlapor pada posisi bahaya, karena sudah ada semacam, dalam bentuk, coba dalam pembuktian-pembuktian, karena ada Alquran dan kitab-kitab," katanya.
"Maksudnya bahaya, ya kan karena kenapa doa-doa begini harus dibuktikan, kira-kira begitu, iya sama dengan begitu mempertentangkan ajaran. Video yang ditontonkan dalam pemeriksaan ini seperti itu," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Jawa Timur