Berita Surabaya
Serunya Upacara Bendera di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya, Warga Jepang Ikut Jadi Peserta
Para warga di Kampung Pecinan Jalan Tambak Bayan Surabaya memiliki cara unik dalam memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Para warga di Kampung Pecinan Tambak Bayan Surabaya memiliki cara unik dalam memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI.
Mereka menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih di tengah kampung, Rabu (17/8/2022).
Menariknya, acara ini tak hanya diikuti warga setempat. Sejumlah warga negara asing (WNA) yang berasal dari Jepang ikut serta sebagai undangan di acara ini.
Berlangsung pagi hari, warga di RT 02, RW 02, Kelurahan Alun-Alun Contong Kecamatan Bubutan telah siap sejak pukul 07.00 WIB. Sekalipun tanpa seragam, para warga datang dengan atribut bernuansa merah-putih.
Mereka berbagi tugas: ada yang sebagai pengibar bendera, pemimpin upacara, pembacaan UUD 45, paduan suara, hingga peserta.
Baca juga: Detik-detik Pengibaran Bendera Merah Putih di Kota Malang Sita Perhatian Banyak Warga
"Waktu latihan kami hanya satu kali. Tadi malam selesai Tasyakuran malam Kemerdekaan kami gladi," kata Ketua RT 02, RW 02, Suseno Karja dikonfirmasi seusai acara.
Tak hanya oleh warga RT 2 dan warga sekitar, acara ini juga didukung komunitas yang biasa aktif di kawasan ini. Di antaranya, Lim Kiem Hau atau Gepeng yang turut mengatur petugas upacara.
"Ini kali pertama menggelar upacara bendera. Kegiatan ini dipromotori dengan teman-teman komunitas di Tambak Bayan," kata Suseno yang bertugas sebagai inspektur upacara ini.
Sekalipun hanya sekali latihan, upacara berlangsung khidmat. Mereka sukses menyelesaikan satu persatu acara.
Termasuk, tiga petugas yang berhasil menaikkan bendera merah putih di atas tiang yang berdiri di tengah kampung. Paduan suara yang diisi oleh Ibu-Ibu kawasan ini dengan semarak mengiringi pengibaran bendera.
Baca juga: Detik-detik Proklamasi, Pengendara di Simpang Empat Kemuding Tulungagung Heningkan Cipta 2 Menit
Upacara pun ditutup dengan menyanyikan lagu Hari Merdeka oleh seluruh peserta upacara. "Ini sebagai pengingat momen perjuangan zaman dahulu," kata Suseno.
Kawasan yang banyak dihuni oleh warga Tionghoa ini konsisten untuk merawat semangat nasionalisme. "Sehingga, nilai-nilai yang ditanamkan para pejuang dahulu tidak luntur," katanya.
Suseno menambahkan, pihaknya juga mengundang beberapa mahasiswa asal Jepang yang sedang melakukan penelitian di kawasan ini. Para mahasiswa Jepang tersebut juga mengikuti seluruh kegiatan upacara.
Baca juga: Aksi Warga Malang Ikuti Lomba Titian Bambu di Sungai Amprong, Banyak yang Tercebur Demi Kupon Hadiah
"Kebetulan ada tamu asal Jepang. Mereka ada kepentingan terkait pendidikan akademik. Sehingga, kami undang," katanya.
Di sisi lain, para mahasiswa Jepang pun ikut berbaur bersama warga. Mereka mengikuti satu persatu susunan acara.
Kenta kishi, pengajar dari Akita University, Akita Jepang menjelaskan bahwa mereka datang untuk meneliti kampung tradisional di Surabaya. "Kami mendapatkan undangan dari teman untuk bergabung dalam perayaan (HUT RI)," kata Kenta dikonfirmasi terpisah.
"Selain itu, ini merupakan projek tentang bagaimana mempelajari kebiasaan di kota ini. Jadi, kami bergabung dalam acara ini," lanjutnya.
Disinggung soal kedekatan sejarah Indonesia dan Jepang, Kenta menjelaskan bahwa banyak pelajaran yang bisa diambil dari budaya di Indonesia. Khususnya, kota Surabaya.
"Ini kali pertama kami mengikuti upacara kemerdekaan. Kami suka dengan implementasi (HUT RI) oleh warga di kampung ini," katanya.
Menurutnya, kampung ini bukan lah satu-satunya kawasan yang akan menjadi objek penelitian. "Kami ingin belajar banyak hal dari masyarakat indonesia. Kami juga ingin mencerita tentang kampung ini saat kembali ke Jepang. Kami bisa saling bertukar budaya," tandasnya.