Berita Blitar
Suami Kerja di Luar Kota, Wanita di Blitar Tak Sadar Ada Pria di Atas Plafon saat Dia Tidur
Seorang wanita tak sadar di atas plafon kamarnya ada seorang pria bersembunyi. Pria itu punya niat berbuat jahat
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imams Taufiq
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR -Meski sudah menikmatinya hasil dari kejahatannya namun bukan berarti mulus aksi pencurian sepeda motor yang dilakukan oleh Supri (34), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Talun, Blitar.
Sebab, saat beraksi, ia sempat terjebak di atas plafon rumah korbannya, Okta (34), warga Kelurahan/Kecamatan Talun.
Namun, akhirnya ia berhasil membawa kabur sepeda motor korban, Honda Scoopy nopol AG 5389 OAD. Sebulan kemudian, ia dibekuk saat turun dari bus, di Terminal Kesamben, Selasa (23/8/2023) sore kemarin.
"Ia sudah kami amankan dan mengakui semua perbuatan jahatnya (mencuri sepeda motor itu)," kata AKP Tika Puspita Sari, Kasat Reskrim Polres Blitar.
Petugas bukan hanya menangkap Supri, selang beberapa jam kemudian juga menangkap satu orang lagi. Yakni, Arif (38), warga Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, yang dituduh sebagai penadahnya.
Sebab, ia bersedia membeli sepeda motor Scoopy itu meski tak ada suratnya sama sekali.
Diduga, dia tahu kalau Scoopy itu hasil kejahatan namun masih mau membelinya dengan harga Rp 6 juta.
"Iya, yang satu orang lagi, diduga sebagai penadahnya," paparnya.
Baca juga: Cegah Curanmor di Area Kos-kosan, Polsek Manyar Ingatkan Penghuni Tak Beri Kesempatan Maling Beraksi
Pencurian sendiri terjadi sebulan lalu atau tepatnya pada 22 Juli 2022.
Untuk menjalankan aksinya, Supri tidak kesulitan karena ia bukan pemain baru. Informasinya, ia sudah lebih dari dua kali namun lokasi pencuriannya masih diselidiki oleh petugas. Ditambah, jarak rumahnya dengan rumah korban hanya sekitar 1 km, sehingga kian memudahkannya.
"Namun, ia sempat menggambarnya sebelum beraksi. Modusnya, di antaranya, dengan berpura-pura beli pulsa ke kampung korban. Sambil beli pulsa itu, ia menyelidiki keadaan rumah koban," paparnya.
Entah tahu atau tidak kalau suami korban tidak ada di rumah karena kerja ke luar kota, malam itu ia beraksi. Karena hanya 1 km dari rumahnya, Ia jalan kaki ke rumah korban.
Begitu sampai di rumah korban sekitar pukul 01.15 WIB, ia tak kebingungan, lewat mana untuk menerobos ke dalam rumah korban. Tahu kalau tak mungkin lewat depan, ia langsung ke belakang rumah korban dan memanjat ke atap gentingnya.
"Katanya, ia memanjat dengan tangga, yang ditemukan di sekitar belakang rumah korban. Lalu, ia membuka genting, untuk dipakai turun," ujarnya.
Namun, tidak disangkanya, berhasil turun ke plafon, ia mengaku menemui kendala. Bahkan, sempat mondar-mandir di dalam plafon karena bingung untuk menemukan jalan turunnya karena kondisinya gelap gulita.
Selain itu, ia juga harus berhati-hati selain khawatir mengenai kabel listrik, juga jangan sampai tubuhnya atau kakinya menyenggol sesuatu yang bisa membangunkan si empu rumah.
"Iya, katanya demikian (terjebak di dalam plafon), sehingga harus mondar-mandir di dalam plafon," paparnya.
Meski sempat putus asa, apakah dirinya bisa meneruskan aksi jahatnya itu atau tidak, namun ia belum menyerah.
Katanya, itu sudah kepalang basah, sehingga ia tak boleh mundur dan harus terus mencari lubang yang bisa dipakai turun.
Di saat agak mulai panik dan berkeringat, ia menemukan lubang kotak, yang sebenarnya bisa dipakai turun.
Namun, itu tak dilakukan karena tak berani berisiko.
Lubang plafon itu berada tepat di atas kamar tidur korban, sehingga rawan terjadi sesuatu yang tak diinginkan meski dirinya tahu kalau korban hanya tidur bersama anaknya. Sebab, suaminya tak pulang karena bekerja di luar kota.
"Rupanya, Ia bisa turun. Katanya, lewat lubang plafon yang tepat di kamar mandi," tuturnya.
Begitu berhasil turun, ia merasa plong dan bisa mengeringkan keringatnya sebentar sambil melirik sepeda motor Scoopy, yang memang sudah diincarnya. Sepertinya, ia tak kesulitan menemukan kontaknya meski tak menempel di lubangnya. Hanya hitungan menit, ia seperti sudah tahu kebiasaan orang. Sebab, ia dengan mudah menemukan kontak itu di atas kulkas. Tanpa mencari barang berharga lainnya di rumah korban, ia langsung kabur dengan melalui pintu belakang.
"Pagi itu, ia tak pulang dan langsung kabur ke Malang, dengan mengendarai sepeda motor curian. Katanya, sempat kebingungan namun entah bagaimana, ia bisa menemukan tempat kos temannya, yang di Malang itu," paparnya.
Entah temannya itu tahu atau tidak, kalau tamunya, Supri itu baru saja mencuri sepeda motor Scoopy, namun informasinya ia sempat menumpang beberapa malam. Baru setelah menemukan pembeli, ia kabur lagi.
Informasinya, ia janjian di jalan saat melakukan transaksi atau menjual sepeda motor Scoopy yang tanpa ada suratnya itu. Setelah mengantongi uang Rp 6 juta dari penjualan Scoopy itu, ia pakai buat biaya pelarian atau bersembunyi dari buruan pertugas.
Entah sempat pulang atau tidak selama sebulan itu, namun hilang dia itu membuat petugas curiga. Sebab, bersamaan kejadian pencurian di rumah korban, ia langsung menghilang.
"Kemarin, saat turun dari bus, kami amankan. Sepertinya, ia mau pulang karena mengaku kalau dirinya dari Pasuruan dan Malang," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com