Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

EdenFarm Pionir Rantai Pasok Pangan B2B dengan Food-Waste Mendekati 0 Persen

EdenFarm, baru-baru ini menyampaikan pencapaiannya dalam menekan sampah pangan dalam proses operasionalnya, sehingga mencapai hingga hampir 0 persen s

Editor: Ndaru Wijayanto
EdenFarm
EdenFarm,baru-baru ini menyampaikan pencapaiannya dalam menekan sampah pangan dalam proses operasionalnya, sehingga mencapai hingga hampir 0 persen sampah pangan 

TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA – Perusahaan startup anak bangsa yang bergerak dalam industri rantai pasok pangan B2B, EdenFarm, baru-baru ini menyampaikan pencapaiannya dalam menekan sampah pangan dalam proses operasionalnya, sehingga mencapai hingga hampir 0 persen sampah pangan.

Melalui aplikasi seluler, startup berbasis teknologi yang disokong oleh AC Ventures ini menghubungkan petani ke pasar B2B dari skala kecil hingga besar.

Menurut Chief Executive Officer EdenFarm, David Setyadi Gunawan, rantai pasok pangan B2B di Indonesia memiliki berbagai permasalahan, khususnya inefisiensiinefisiensi . 

Dimana 33 juta petani di Indonesia menghadapi setidaknya empat lapisan perantara atau middleman sebelum hasil panen dapat sampai ke pasar B2B seperti hotel, restoran, kafe (horeka), pasar tradisional, serta Usaha Kecil Menengah (UKM) pangan dan kuliner kuliner. 

Perantara yang tidak terorganisir inilah yang menyebabkan terciptanya volatilitas harga dan inkonsistensi pada rantai pasok pangan nasional, sehingga petani lokal yang harus menanggung akibatnya.

“Empat lapisan middleman dalam rantai pasok pangan memiliki komitmen yang rendah terhadap petani. Ruang lingkupnya sangat terfragmentasi sehingga sekitar 20 juta petani hanya mampu menjual 30 persen dari hasil tahunan mereka, sementara sebagian besar sisanya terbuang sia-sia," jelas David.

"Bicara lebih jauh mengenai aliran pasok, 30 juta UKM juga mengalami 30 persen hingga 50 persen pangan mereka terbuang akibat proses distribusi yang buruk. Permasalahan ini perlu diselesaikan sekarang, untuk kepentingan bersama.”

Arti sampah pangan bagi manusia, lingkungan, dan ekonomi

Menurut Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS), dampak ekonomi dari sampah pangan berkisar antara US$14,3 milyar hingga US$37,1 milyar per tahun.

Selain itu, sampah pangan di Indonesia turut berkontribusi terhadap lebih dari 7 persen emisi gas rumah kaca.

EdenFarm percaya bahwa menyelesaikan permasalahan sampah pangan di rantai pasok pangan B2B, akan memberikan manfaat yang sangat luas antara lain meningkatkan kesejahteraan petani, dampak positif terhadap lingkungan, kemakmuran bangsa, serta ketahanan pangan di negara terbesar keempat di dunia ini. 

“Beberapa kunci keberhasilan kami dalam mencapai hampir zero waste di ekosistem rantai pasok pangan adalah terbentuknya demand yang sangat beragam, didukung oleh teknologi prakiraan dengan akurasi tinggi yang kami berikan untuk para petani,” kata David.

“Beragamnya pelanggan B2B dalam ekosistem kami, mulai dari UKM hingga perusahaan skala besar, bahkan tech startup lainnya, memungkinkan kami untuk menghubungkan pasokan petani dengan pelanggan yang sesuai. Selain itu, kami memiliki sistem yang dapat membantu petani untuk memprediksi berapa banyak mereka harus menghasilkan panen di siklus tanam berikutnya.”

EdenFarm mengklaim bahwa prediksi tanam yang akurat ini juga memberikan manfaat bagi pelanggan, yaitu kestabilan harga dan kualitas yang konsisten.

Pelanggan UKM dapat menghemat hingga lebih dari 30 persen dan menggunakan 100 persen produk yang mereka beli.

Proses logistik, distribusi, dan pembelian yang kurang dari 10 jam meminimalisir risiko sampah pangan akibat penurunan kualitas pasca panen.

David menambahkan, “Dengan menggunakan teknologi kami, dan mengikuti arahan yang kami berikan, mitra petani kami meraih pendapatan lebih dari 200 persen dari yang mereka hasilkan sebelumnya," . 

“Kami sangat senang berinvestasi dan bermitra dengan EdenFarm. Keberhasilan EdenFarm saat ini membuka jalan untuk terciptanya rantai pasok pangan yang sangat efisien, yang suatu hari nanti dapat meniadakan sampah pangan,” ujar Adrian Li, Founder dan Managing Partner AC Ventures.

“EdenFarm membangun kepercayaan antara pelanggan B2B dan produsen, dan menciptakan konsistensi dalam permintaan. Upaya tersebut berhasil meningkatkan pendapatan bagi petani Indonesia secara umum. EdenFarm merupakan pionir di sektor ini.”

Untuk informasi lebih lanjut mengenai topik ini, kunjungi podcast episode 6 Indonesia Digital Deconstructed by AC Ventures di Spotify, Apple, dan Google.  

Tentang EdenFarm

EdenFarm merupakan pelopor startup rantai pasok pangan B2B di Indonesia, yang memiliki misi membangun ekosistem pangan yang efisien baik untuk petani maupun pelaku usaha pangan dan kuliner.

Memanfaatkan teknologi untuk memberdayakan petani lokal dan menciptakan dampak positif di daerah pedesaan, EdenFarm berfokus pada penyederhanaan rantai pasok pangan, dan di saat yang sama membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui konsistensi permintaan yang akurat dan berbagai pelatihan.

Didukung oleh investor global, EdenFarm kini beroperasi di 14 kota dan 3 kabupaten di seluruh Jawa dan terus memperluas pasar B2B di seluruh tanah air. Aplikasi seluler ramah-pengguna EdenFarm tersedia di AppStore dan Google Play Store.

Tentang AC Ventures

AC Ventures adalah perusahaan modal ventura terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang berinvestasi di perusahaan (startup) tahap awal yang berfokus pada pasar Indonesia dan Asia Tenggara.

Memiliki misi untuk bermitra dan mendukung pengusaha melalui berbagai aspek, AC Ventures memberikan bantuan modal, pengalaman operasi, pengetahuan industri, jaringan lokal yang mendalam, serta sumber daya yang dapat membantu pengusaha dan bisnis untuk menciptakan nilai.

Visi AC Ventures adalah menjadi generational partner bagi para pendiri yang mendorong perubahan positif bagi Indonesia dan sekitarnya melalui usaha yang didukung teknologi.

AC Ventures mengelola lebih dari US$300 juta Asset Under Management (AUM) yang diinvestasikan di empat dana.

Sejak 2012, Mitra AC Ventures telah berinvestasi di lebih dari 100 perusahaan teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk pada nama-nama paling ikonik di ekosistem digital Asia Tenggara.

Mitra Pendiri AC Ventures, yakni Adrian Li, Michael Soerijadji, dan Pandu Sjahrir memimpin tim yang terdiri lebih dari 20 profesional yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved