Berita Blitar
Warga Blitar Jual Premium Palsu, Oplos Pertalite dengan Wenter, Laris Manis Meski Dijual Lebih Mahal
Akal-akalan dengan membuat premium palsu dilakukan Edi (54), warga Binangun Blitar. Modusnya, pertalite dicampur obat pewarna pakaian atau wenter
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Aksi akal-akalan, dengan membuat premium palsu dilakukan oleh Edi (54), warga Desa/Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.
Modusnya, pertalite yang berwana hijau itu diubah warnanya jadi kuning, dengan dicampur obat pewarna pakaian atau wenter, kemudian dijual eceran dengan berubah nama jadi premium.
Namun, aksi Edi meracik premium palsu yang tak sebanding dengan risikonya itu akhirnya berhasil diungkap buser Polres Blitar.
Ia digerebek di rumahnya, Senin (29/8/2022), dengan ditemukan premium palsu made in Edi sendiri. Termasuk, diamankan juga beberapa drum plastik dan bak, yang dipakai mengoplos pertalite jadi premium palsu buatannya itu.
"Ada barang bukti banyak yang sudah kami amankan. Seperti drum plastik yang dipakai buat mengoplos dan sekaligus buat menandon hasil premium palsu itu," kata AKBP Aditya Panji Anom, Kapolres Blitar.
Kepada petugas, Edi mengaku tak ada maksud lain, kecuali ingin mendapatkan keuntungan meski tak sebanding dengan risiko kalau ketangkap seperti ini.
Baca juga: Kuras Tangki Mobil Isi Pertalite untuk Dijual Eceran, Calya di Lamongan Terbakar, 1 Orang Luka Bakar
Motif lainnya juga tak ada. Ia mengaku hanya memanfaatkan kefanatikan masyarakat di wilayahnya, yang masih meyakini kalau premium itu dianggapnya masih lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan pertalite.
Tentunya, dari akalan-akalannya itu, ia bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena per liternya bisa untung Rp 5.000. Sebab, premium palsu dari oplosannya itu, ia jual Rp 12.000.
"Ini masih kami kembangkan, terutama sudah dijual ke mana saja, selain diecer di depan rumahnya," paparnya.
Belum diketahui berapa lama aksinya itu namun menurut Aditya, itu diperkirakan sudah setahun.
Sebab, ia bukan hanya mengecer di depan rummahnya, dengan dijual dalam botol yang berukuran 1 liter namun diduga juga sudah punya pelanggan, yang rutin kulakan padanya.
Dari keterangannya, Edi diduga sudah punya enam orang yang jadi pengecernya.
"Dan, mereka sudah kami periksa sebagai saksi, sedang yang dia (Edi) sudah kami amankan. Katanya, ia belajar dari internet, untuk bisa merubah warna pertalite jadi kuning hingga dipercaya seperti premium) itu," paparnya.
Aksi membuat premium palsu itu dilakukan di rumahnya setiap habis beli pertalite dari SPBU. Misalnya, satu drum plastik, yang diperkirakan berisi pertalite sekitar 25 liter, sesampai di rumahnya, itu dituangkan ke bak, untuk diberi wenter.