Berita Blitar
Warga Blitar Jual Premium Palsu, Oplos Pertalite dengan Wenter, Laris Manis Meski Dijual Lebih Mahal
Akal-akalan dengan membuat premium palsu dilakukan Edi (54), warga Binangun Blitar. Modusnya, pertalite dicampur obat pewarna pakaian atau wenter
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Ndaru Wijayanto
Hanya hitungan menit atau tak sampai 20 menit, pertalite dalam bak, yang aslinya berwarna hijau itu berubah warnanya jadi kuning.
"Katanya, nggak boleh lama-lama pertalite itu dibiarkan di bak yang terbuka karena bisa menguap (menyusut takarannya)," ujarnya.
Selanjutnya, hasil oplosannya itu dijual eceran di depan rumahnya, dengan ditaruh di botol. Namun, bukan lagi diberi nama pertalite melainkan sudah ditulisi premium.
Dan, itu laku keras meski ia juga memberikan pilihan lain kepada pembeli, dengan menjual BBM lainnya. Yakni, selain menjual premium palsu, juga menjual eceran pertamax, dan pertalite.
Namun, yang menarik, premium palsu itu, ia jual jauh lebih mahal atau Rp 12.000 per liternya namun malah laku keras.
Alasannya, karena banyak masyarakat yang masih mencarinya.Sedang pertalite, ia jual Rp 10.000 per liter, dan Pertamax Rp 14.000 per liternya.
Dengan harga Rp 12.000 per liter, premium palsu made in Edi sendiri itu, dirinya untung berkisar Rp 5.000.
"Kalau ditanya orang-orang atau pembelinya, dari mana kok bisa mendapatkan premium, ia mengaku belinya dari luar kota (Tulungagung sehingga ada alasan kalau dijual jauh lebih mahal dari harga pertalite)," pungkasnya.