Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Nganjuk

Dari Kepedulian, Petugas Perhutani di Nganjuk Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Mimpi Jadi Pertanda

Berawal dari kepedulian pada habitat monyet, petugas Perhutani di Nganjuk temukan fosil gading gajah purba, sebuah mimpi jadi pertanda.

Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Achmad Amru Muiz
Petugas Perhutani penemu gading gajah purba di Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Susilo, Selasa (30/8/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Achmad Amru Muiz

TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Temuan fosil gading gajah purba di kawasan hutan Perhutani Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, berawal dari kepedulian Susilo, petugas Perhutani, terhadap habitat kera atau monyet yang semakin terdesak.

Pada tahun 2011 lalu, Susilo sebagai petugas Perhutani rutin menjalankan tugas melakukan patroli hutan di wilayah Desa Tritik, Kecamatan Rejoso.

Saat itu, dia melihat habitat kera atau monyet yang kehidupanya mulai tertekan. Susilo berpikir dari mana kera bisa makan jika tidak ada yang memperhatikan. Akan kemana mereka cari makan jika di hutan tempatnya berada sudah tidak tersedia.

"Kami tergerak menanam tanaman buah-buahan untuk nantinya bisa dimakan kera hutan tersebut. Pada saat mengolah tanah itulah kami menemukan serpihan tulang fosil cukup banyak. Dan itu mungkin atas kuasa Tuhan karena memperhatikan kehidupan monyet, dipertemukan dengan fosil tulang binatang purba," kata Susilo yang berdomisili di Perumahan Ganung Asri Nganjuk, Selasa (30/8/2022).

Temuan tulang fosil binatang purba berukuran serpihan itu sedikit demi sedikit dibawa oleh Susilo.

Tulang fosil binatang purba juga diberikan kepada siapa saja yang menginginkanya. Itu dikarenakan dirinya belum mengetahui betapa tingginya nilai tulang fosil binatang purba bagi budaya dan sejarah kehidupan di Bumi.

"Kami saat itu hanya diberi imbalan uang untuk beli rokok dari satu serpihan temuan tulang fosil binatang purba oleh siapa saja yang memintanya," ucap Susilo.

Suatu saat setelah menemukan serpihan tulang fosil binatang purba, Susilo bermimpi menemukan gading gajah purba yang cukup panjang. Rupanya mimpi itu menjadi pertanda kalau dirinya akan menemukan fosil gading gajah purba berumur ratusan tahun.

Temuan fosil gading gajah purba itupun didengar aktivis pelestari budaya dan sejarah dari komunitas Kota Sejuk Nganjuk. Temuan tulang fosil binatang purba sedikit demi sedikit dilakukan identifikasi secara mandiri. Setelah dipastikan itu temuan benda cagar budaya bernilai sejarah, aktivis Komunitas Kota Sejuk memberikan laporan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.

"Petugas yang ahli dalam bidang benda purbakala datang dan memastikan kalau fosil gading gajah purba itu sebagai temuan benda cagar budaya bernilai sejarah tinggi," ucap Susilo.

Setidaknya, dari serpihan tulang fosil binatang purba yang ditemukan Susilo, terdiri dari 14 jenis tulang binatang purba. Di antaranya tulang binatang darat, gajah, banteng, kerbau, rusa, binatang sejenis banteng tapi lebih ganas, binatang rawa seperti buaya, kuda air, dan binatang buas dengan temuan seperti gigi harimau. Dan Susilo setiap melakukan patroli di lokasi tersebut pulangnya selalu membawa serpihan tulang fosil binatang purba.

"Semua tulang fosil hewan purba itu berupa serpihan dan jumlahnya masih banyak di lokasi kawasan hutan Perhutani di Desa Tritik, ada yang berada di permukaan, dan ada kemungkinan yang terpendam," tandas Susilo.

Menemukan fosil tulang hewan purba tersebut dirasakan Susilo sebagai karma. Ini dikarenakan dirinya saat sekolah SMP hingga SMA membenci pelajaran sejarah. Namun setelah menemukan fosil tulang binatang purba tersebut, ia menjadi sadar betapa pentingnya sejarah budaya yang mempunyai nilai sangat tinggi. Sehingga kini di alam, dirinya ingin bisa berbuat lebih banyak untuk melestarikan budaya dan sejarah kehidupan manusia di Bumi.

"Kami memohon doa restu agar pemerintah bisa menjadikan kawasan temuan fosil binatang purba di kawasan hutan Desa Tritik tersebut menjadi kawasan situs wisata purba. Karena kami optimistis di kawasan yang cukup luas tersebut masih banyak fosil tulang hewan purba dari berbagai jenis yang terpendam dan belum digali untuk dikonservasi," tutur Susilo.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Nganjuk

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved