Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia
Ini 3 Negara Diharamkan ke Pemakaman Ratu Elizabeth II, Ada Satu dari Asia, Apa Indonesia Termasuk?
Ternyata inilah tiga negara yang diharamkan ada perwakilannya di upacara pemakaman Ratu Elizabeth II, padahal Korea Utara saja diundang untuk datang.
Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Mereka adalah Rusia, Belarus dan Myanmar.
Menurut sumber Whitehall, Ratu Elizabeth II akan dimakamkan Senin pekan depan setelah dilakukan acara kebaktian pada pukul 11 pagi di dalam Westminster Abbey yang akan dihadiri hingga 2.000 orang.
Anggota senior Keluarga Kerajaan diharapkan untuk mengikuti peti mati - seperti yang mereka lakukan untuk pemakaman Diana, Putri Wales dan Duke of Edinburgh.

Kepala negara, perdana menteri dan presiden, bangsawan Eropa dan tokoh-tokoh penting dari kehidupan publik akan diundang untuk berkumpul di biara, yang dapat menampung 2.000 jemaat.
"Ini adalah acara internasional terbesar yang kami selenggarakan dalam beberapa dekade," kata sumber Whitehall.
Acara ini menghadirkan tantangan logistik, diplomatik, dan keamanan yang sangat besar, dengan latihan yang berlangsung di tengah malam.
Undangan dikirim selama akhir pekan kepada kepala negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Inggris.
Baca juga: Intip Menu Diet Ratu Elizabeth II, Rahasia Umur Panjang hingga 96 Tahun, Makan Malam Tanpa Tepung
Untuk sebagian besar negara, itu berarti kepala negara ditambah satu tamu.
Namun, undangan tidak dikirim ke para pemimpin Rusia, yang melanjutkan serangan gencarnya di Ukraina.
Padahal dikutip dari Kompas TV via GridHot, Vladimir Putin jadi pemimpin negara pertama yang mengucapkan selamat ke Raja Charles III atas penobatannya.
Putin juga tak lupa menyampaikan bela sungkawanya.
Undangan juga tidak dikirim ke Belarusia, yang telah mendukung tetangganya dalam invasi.
Juga Myanmar, di mana militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.
Baca juga: Isi Surat Rahasia Ratu Elizabeth II, Cuma 1 Orang yang Bisa Buka 63 Tahun Lagi, Keluarga Tak Tahu
Belum ada daftar tamu yang diterbitkan pihak kerajaan.
Akan tetapi, Presiden AS Joe Biden termasuk di antara yang pertama menyatakan bahwa dirinya akan terbang bersama sang istri, Jill.