Tragedi Arema vs Persebaya
Cerita Para Saksi Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas Beber 3 Temuan: Sosok Pemberi Instruksi Gas Air Mata
Inilah cerita para saksi hidup tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, Sabtu malam (1/10/2022).
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Fathir sendiri selamat dalam tragedi mematikan itu. Sebab dia berlari menuju pagar tribune.
Dia berhasil keluar dari tribune 13 dengan cara memanjat pagar tribun dan turun shuttle ban (lintasan lari) pinggir lapangan.
Setelah itu, dia berhasil keluar dari stadion.

Namun hal itu tidak terjadi pada sepupunya, Mita.
Fathir diberitahu bahwa sepupunya telah meninggal dunia dan jenazahnya ada tribune VIP.
"Saya menuju ke sana. Jenazah adik saya langsung dibawa pulang ke rumah duka dengan ambulans," kenangnya.
Terpisah, Rifqi Aziz Azhari juga merupakan salah seorang suporter Aremania yang hadir di stadion.
Saat kejadian, dia berada tribune VIP.
Meski lokasinya jauh dari tribune 13, namun efek dari gas air mata hampir terasa di dalam seluruh stadion.

"Polisi menembak ke tribune 13 dan 14, namun terbawa sampa VIP," ungkap Rifqi.
Alhasil orang-orang berlarian. Namun beberapa ada yang kejang-kejang. Mukanya sampai biru.
"Yang saya lihat lima korban, satu polisi, sudah meninggal," tuturnya.
Beda lagi dengan Evi Elmiati. Dia harus kehilangan suami dan anaknya dalam tragedi Kanjuruhan ini.
"Suami dan anak saya meninggal. Anak saya baru berusia 3,5 tahun," ucap Evi.
Baca juga: Kisah Kengerian di Pintu 13 Kanjuruhan Disorot, Bak Kuburan Massal, ini Alasan Ditutup Versi PSSI
Kepada kompas TV, Evi bercerita bahwa dia terpisah dengan suami dan anaknya saat orang-orang berlarian.