Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Cerita Para Saksi Tragedi Kanjuruhan, Kompolnas Beber 3 Temuan: Sosok Pemberi Instruksi Gas Air Mata

Inilah cerita para saksi hidup tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang, Sabtu malam (1/10/2022).

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TribunJatim.com/Kompas TV
Cuplikan pintu 13 dalam Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur saat Tragedi Kanjuruhan (28/9/2022). 

Fathir sendiri selamat dalam tragedi mematikan itu. Sebab dia berlari menuju pagar tribune.

Dia berhasil keluar dari tribune 13 dengan cara memanjat pagar tribun dan turun shuttle ban (lintasan lari) pinggir lapangan.

Setelah itu, dia berhasil keluar dari stadion.

Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa janji tindak tegas seorang anggota TNI tendang suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Suasana salah satu tribun di stadion Kanjuruhan yang penuh gas air mata usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa janji tindak tegas seorang anggota TNI tendang suporter sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. (Kolase Istimewa)

Namun hal itu tidak terjadi pada sepupunya, Mita.

Fathir diberitahu bahwa sepupunya telah meninggal dunia dan jenazahnya ada tribune VIP.

"Saya menuju ke sana. Jenazah adik saya langsung dibawa pulang ke rumah duka dengan ambulans," kenangnya.

Terpisah, Rifqi Aziz Azhari juga merupakan salah seorang suporter Aremania yang hadir di stadion.

Saat kejadian, dia berada tribune VIP.

Meski lokasinya jauh dari tribune 13, namun efek dari gas air mata hampir terasa di dalam seluruh stadion.

Kisah pilu seorang Aremania yang sempat tukar kaus Arema dan pakai sepatu baru sebelum tragedi di Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Kisah pilu seorang Aremania yang sempat tukar kaus Arema dan pakai sepatu baru sebelum tragedi di Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). (TribunJatim.com)

"Polisi menembak ke tribune 13 dan 14, namun terbawa sampa VIP," ungkap Rifqi.

Alhasil orang-orang berlarian. Namun beberapa ada yang kejang-kejang. Mukanya sampai biru.

"Yang saya lihat lima korban, satu polisi, sudah meninggal," tuturnya.

Beda lagi dengan Evi Elmiati. Dia harus kehilangan suami dan anaknya dalam tragedi Kanjuruhan ini.

"Suami dan anak saya meninggal. Anak saya baru berusia 3,5 tahun," ucap Evi.

Baca juga: Kisah Kengerian di Pintu 13 Kanjuruhan Disorot, Bak Kuburan Massal, ini Alasan Ditutup Versi PSSI

Kepada kompas TV, Evi bercerita bahwa dia terpisah dengan suami dan anaknya saat orang-orang berlarian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved