Tragedi Arema vs Persebaya
Aremania Jalur Gaza Dukung Perdamaian Antar Suporter: Kalau Gak Dimulai Sekarang, Sampai Kapan?
Pentolan Aremania Jalur Gaza, Amin mendukung penuh perdamaian antar suporter di Indonesia.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Gairah perdamaian antar suporter mulai terasa, usai tiga suporter di wilayah Mataram, Pasoepati, Brajamusti dan Slemania sepakat untuk berdamai.
Kesepakatan perdamaian ini tersaji, setelah mereka menggelar doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan beberapa hari lalu.
Dorongan perdamaian pun kini masif disuarakan oleh seluruh suporter pasca Tragedi Kanjuruhan.
Mulai dari media sosial, hingga aksi nyata yang dilakukan di lapangan oleh tiga kelompok besar suporter di Mataraman ini.
Dari Malang pun, gagasan untuk menebar benih perdamaian mulai dibangun.
Baca juga: Gali Fakta dari Petugas Pengamanan Laga Arema vs Persebaya, TGIPF Selidiki Dugaan Pintu Terkunci
Sesepuh Aremania, yang juga seseorang Musisi, Anto Baret sempat melakukan komunikasi dengan pentolan Bonek, Andie Peci untuk melakukan pernyataan sikap perdamaian dalam waktu dekat ini.
Mendengar hal tersebut, pentolan Aremania Jalur Gaza, Amin mendukung penuh perdamaian antar suporter di Indonesia.
Pria yang tinggal di Sukorejo, Kabupaten Pasuruan itu sudah lelah dengan perseturan yang kerap terjadi di kalangan grass root.
Sebab, di daerahnya sering kali terjadi perselisihan atas nama fanatisme klub sepakbola.
"Saya sudah lelah berseteru. Saya tinggal di Sukorejo. Makannya kami menyebut Aremania Jalur Gaza."
"Karena memang berada di wilayah yang rawan," ucapnya saat ditemui Surya (Tribun Jatim Network), Sabtu (8/10/2022).
Amin pun menceritakan, menjadi Aremania Jalur Gaza membutuhkan perjuangan dan mental yang kuat.
Sebab, di setiap Arema berlaga, selalu ada sweeping kepada Aremania Jalur Gaza saat mereka kembali dari stadion.
Hal inilah yang dia ingin ubah. Amin pun mendukung penuh upaya perdamaian antar suporter, agar tidak ada lagi nyawa yang hilang dalam dunia sepakbola.
"Setiap Arema main, mesti ada sweeping-sweeping. Nah itu yang gak saya inginkan."
"Dengan adanya perdamaian. Nanti tidak akan ada lagi namanya sweeping,"
"Karena dulu, di tahun 90 an, saat kita mau lihat Arema berangkat dari Sukorejo Pandaan harus gagah, beratribut."
"Tapi sekarang tidak. Ya karena ada sweeping itu," terangnya.
Meski demikian, Amin memahami, bahwa menuju perdamaian ini dibutuhkan sebuah proses.
Dia merasa, bahwa saat ini merupakan momen yang tepat, bagi para suporter untuk berdamai.
"Kalau gak dimulai sekarang sampai kapan. Masa kita harus berseteru terus. Menurut kami, perdamaian itu butuh proses."
"Jadi harus dimulai dari sekarang," tandasnya.
Ikuti berita seputar tragedi Arema vs Persebaya