Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Temuan TGIPF: Banyak Korban Tragedi Kanjuruhan Alami Pendarahan dalam Mata, Sesak dan Batuk

Sepekan sudah Tragedi Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) berlalu. Namun trauma dan luka efek dari insiden itu masih dirasakan para korban sekarang.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Taufiqur Rohman
TGIPF
Saat Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mendatangi korban luka tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan 131 orang, usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. 

Penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 orang, usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya juga di telusuri dan diinvestigasi oleh Komnas HAM .

Komnas HAM baru-baru ini mengungkap penyebab insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur .

Dari hasil penelusurannya yang terjun langsung ke lapangan, Komnas HAM menyatakan bahwa kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan tidak ditimbulkan karena suporter yang masuk ke lapangan.

Diketahui, memang ada dua orang suporter Arema FC yang turun dari tribun penonton tepatnya yang berada di bawah papan skor setelah pertandingan derby Jawa Timur itu usai.

Lalu, aksi tersebut diikuti oleh suporter Arema FC lainnya yang dari tribun berbeda.

Dari yang awalnya hanya dua orang, menjadi ratusan yang turun ke lapangan.

Aksi suporter turun ke lapangan inilah yang ditengarai jadi alasan bagi aparat keamanan untuk meningkatkan tahapan penanganan.

Dari yang semula hanya mengamankan beberapa suporter yang masuk ke lapangan, sampai kemudian menembakkan gas air mata, dalam Tragedi Kanjuruhan Malang ini. 

Baca juga: BREAKING NEWS - Polri Resmi Tetapkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Salah Satunya Direktur PT LIB

Namun demikian, Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan Choirul Anam membantah hal tersebut. 

“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10), kami mendapat informasi tidak begitu kejadiannya,” kata Anam dikutip dari Kompas.com pada Kamis (6/10/2022) .

Anam menyatakan demikian berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pihaknya kepada saksi mata yakni suporter yang turun ke lapangan dan para pemain Arema FC.

Berdasarkan hasil pemeriksaannya itu, tidak ada niat sama sekali dari pihak suporter untuk membuat suasana di Kanjuruhan pasca pertandingan menjadi rusuh, meski Arema FC menelan kekalahan.

Sebaliknya, lanjut Anam, suporter yang turun ke lapangan itu hanya ingin memberikan semangat kepada para pemain Arema FC.

Hal tersebut, kata Anam, dibuktikan oleh para pemain Arema FC yang tidak mengalami luka sedikit pun, atau perlakuan tidak mengenakkan dari suporter.

“Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan,” ujar Anam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved