Tragedi Arema vs Persebaya
Kejanggalan Rekam Medis Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan, TGA Usut Bukti soal Akibat Gas Air Mata
Tim Hukum Gabungan Aremania menemukan kejanggalan pada rekam medis salah satu korban selamat Tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Arie Noer Rachmawati
Sampai saat ini sudah mengunjungi 27 penyitas di Kabupaten Malang dan Kota Malang.
"Sebanyak 26 orang dari Kabupaten Malang dan satu orang dari Kota Malang," jelas M Salis Yuniardi PhD, Dekan Fakultas Psikologi UMM pada suryamalang.com, Selasa (11/10/2022).
Sasaran kunjungan itu berdasarkan data atau laporan yang masuk dan kemudian pihaknya mengirim tim.
"Boleh dibilang penyintas menunjukkan gejala-gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) dengan ciri utama dihantui bayangan peristiwa Kanjuruhan yang mengganggu fungsi keseharian seperti makan, tidur, kerja/sekolah," kata dia.
Selain itu juga terjadi perubahan perilaku seperti murung dan terus menangis atau tiba-tiba menangis tanpa sebab.
Sedang bagi keluarga yang anggotanya keluarganya meninggal, secara umum masih berada pada fase tidak percaya (denial) dan marah, belum sampai tahap menerima (accept).
Salah satu penyitas pada TribunJatim.com mengatakan, keluarganya juga ada dendam pada aparat.
Ia sendiri mengalami pukulan dari aparat meski sudah mamakai baju relawan medis yang tulisannya sudah jelas.
"Ya memang ada dendamnya. Jadi saya ya berusaha mengatasi masalah saya juga keluarga," kata dia.
Sejauh ini yang datang ke posko pelayanan di UMM ada satu orang yang melaksanakan konsultasi hotline.
Tiga orang datang ke posko dan kunjungan ke 27 rumah penyitas.
"Hari ini teman-teman relawan UMM turun ke tujuh titik," kata pria berkacamata ini.
Sedang sebagai Ketua HIMPSI Malang di mana organisasinya bekerjasama dengan DP3A Kabupaten Malang, layanan psikologinya sudah menjangkau ke 61 penyitas.
Sebanyak 14 orang memanfaatkan layanan hotline ada 14 orang dan yang datang ke posko ada tiga orang.
Kondisi Terkini Korban