Berita Sport
Kembali Digelar Pasca Pandemi, Ini Catatan Penyelenggara soal Jakarta Marathon 2022
Beberapa kekurangan yang terjadi tidak lepas dari kurangnya pendanaan lantaran tidak ada sponsor utama.
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA -
Jakarta Marathon 2022 (Jakmar) usai dengan berbagai catatan.
Beberapa kekurangan yang terjadi tidak lepas dari kurangnya pendanaan lantaran tidak ada sponsor utama.
Untuk penyelenggaraan yang lebih baik di masa mendatang, pengelola berharap ada kolaborasi lebih dalam dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Tahun ini bisa dikatakan kami rugi karena tidak ada sponsor utama seperti tahun-tahun sebelumnya yang penuh kontribusi dari perusahaan-perusahaan BUMN. Tapi kami maklum, mungkin pasca pandemic ini semua kehabisan anggaran,” ujar Ndang Mawardi, CEO Inspiro sebagai penyelenggara Jakarta Marathon dari tahun ke tahun, dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Borobudur Marathon 2021 Sukses, Ganjar Pranowo: Kita Siapkan Lagi Tahun Depan
Ndang berharap, karena membawa nama kota (Jakarta), pada penyelenggaraan selanjutnya ada dukungan penuh dari Pemerintah.
Dengan demikian, even internasional yang membawa misi sport-tourism tersebut bisa dijalankan berkelanjutan secara berkelas.
Ibarat gadis, masih kata Ndang, Jakmar sebenarnya sudah berkembang menjadi gadis seksi yang menarik perhatian banyak orang dengan jumlah peserta yang terus meningkat.
Baca juga: Tak Hanya Para Atlet Murni, Indonesia International Marathon 2022 di Bali Juga Dikuti Wisatawan Lari
Jakmar tahun ini diikuti 14.300 peserta, termasuk 869 pelari asing dari 26 negara.
Namun ia mengakui, membesarkan si seksi agar menjadi gadis berkelas internasional bukan pekerjaan ringan.
Banyaknya tantangan yang dihadapi penyelenggara dalam eksekusi di lapangan membuat perkembangan si gadis seksi belum optimal.
“Saya menyadari, para pelari ibaratnya benci tapi rindu pada Jakmar. Rindu untuk berlari bebas di bawah gedung-gedung pencakar langit Jakarta. Namun di sisi lain kecewa karena rute lari belum berhasil mendapatkan suasana steril yang ideal seperti ajang lari dunia yang lain,” ujarnya.
Karena itu, ia memaklumi banyaknya masukan dan kritik dari masyarakat atas penyelenggaraan even Jakarta Marathon 2022 setelah sempat vakum 2 tahun di masa pandemic kemarin.
Ndang mengaku terus terang, membuat steril 49 ruas jalan yang dilalui para peserta sangat tidak mudah walau sudah ditindaklanjuti melalui rekayasa lalu lintas dan melibatkan kepolisian.
Menyitir masukan tim pemeriksa internasional dari IAAF (International Association of Athletics Federations yang sekarang menjadi World Athletics) pada awal-awal penyelenggaraan Jakmar beberapa tahun silam, kondisi steril yang ideal untuk rute yang sudah ditetapkan World Athletics baru mungkin tercapai kalau pembangunan MRT sudah selesai tahap 3 sehingga masyarakat punya opsi penggunaan lalu lintas yang lain.
Namun begitu, ia tidak menampik sistem transportasi terintegrasi Jaklingko, MRT (yang saat ini masuk fase 2), dan LRT antar kota yang dikembangkan Pemerintah Daerah sudah sangat membantu proses sterilisasi rute.
