Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Toko di Blitar Diacak-acak Maling, Masuk Jebol Tembok, Gasak Rokok hingga Tabung 5 Kilogram

Pencurian dengan cara melubangi tembok atau jaman dulu disebut menggangsir masih terjadi di Kabupaten Blitar.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/IMAM TAUFIQ
Tembok toko korban yang dilubangi pelaku buat masuk dan mengurasi isi tokonya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Pencurian dengan cara melubangi tembok atau jaman dulu disebut menggangsir masih terjadi di Kabupaten Blitar.

Tak tanggung-tanggung, pelakunya berhasil menguras isi toko milik Muin (68), yang ada di lokasi keramaian, atau di pojok Pasar Templek, Dusun Darungan, Desa/Kecamatan Selorejo, Jumat (21/10) dini hari.

Belum tahu pasti berapa puluh juta kerugian yang alami korban, dengan kehilangan barang sebanyak itu. Sebab, tak cuma satu jenis barang yang digondolnya melainkan berbagai jenis, seperti rokok berbagai merek.

Bahkan, khusus rokok saja, ditafirkan korban mengalami kerugian sekitar Rp 7,5 juta, sehingga diperkirakan pelaku membawa barang curian dengan sak.

Selain itu, belum barang lainnya, di antaranya empat tabung berbagai ukuran, dua di antaranya berukuran 3 kg dan 5,5 kg.

"Korban sudah melapor dan petugas sudah melakukan olah TKP. Berikutnya, petugas langsung melakukan penyeldikan," kata AKP Eko Sujoko, Kapolsek Selorejo.

Baca juga: Kantor Desa di Probolinggo Diacak-acak Maling, Laptop Berisi Data Penting Raib, Pelaku Jebol Tembok

Belum diketahui pasti jam berapa pelaku beraksi, namun diperkirakan Jumat dini hari. Namun, baru diketahui Jumat pagi, saat korban akan membuka tokonya.

Mudahnya, pelaku beraksi karena kalau malam hari, toko yang berada di antara deretan toko lainnya itu kosong.

Sebab, oleh korban, kalau malam hari itu ditinggal pulang ke rumahnya, yang ada di Desa Grendeng, Kecamatan Selorejo, yang berjarak sekitar 7 km. Dugaannya, pelaku tahu kalau malam hari, korban tak tidur di tokonya.

"Iya bisa jadi namun kami belum bisa memastikannya (apakah pelaku menggambar dulu atau tidak)," ujarnya.

Entah kebetulan atau sudah digambar terlebiih dulu, namun pelaku dianggap bukan hanya nekat melainkan juga paham betul dengan kondisi TKP.

Sebab, kalau malam hari, lokasi toko itu cukup ramai karena merupakan pusat orang berjualan apapun, terutama makanan karena berada di tepi jalan raya Malang-Blitar.

Ditambah, toko yang menghadap ke selatan itu juga berada di lokasi Pasar Templek, sehingga tak pernah sepi, bahkan kalau dini hari atau menjelang pagi, para pedagang mulai berdatangan ke pasar itu.

Malam itu, juga demikian, di sebelah kanan kiri toko itu, banyak penjual makanan. Misalnya, di sebelahnya persis penjual sate, yang cukup ramai, lalu di seberang selatan juga banyak penjual makanan seperti bakso.

"Juga di dekat pasar itu, banyak perkantoran, yang selalu dijaga 24 jam," ujar warga.

Malah, informasinya malam sebelum kejadian itu korban sempat kembali ke tokonya, karena mengambil jaketnya. Itu karena korban mengikuti acara Yasin dan Tahlil yang berlangsung di rumah warga, yang dekat tokonya.

Namun, sebelum pulang, korban kembali ke tokonya, untuk mengambil jaketnya, lalu pulang. Saat itu belum ada apa-apa atau belum terjadi pencurian.

Baru Jumat pagi, saat datang ke tokonya, lalu membukanya, korban dibuat kaget karena isi tokonya sudah ludes.

Begitu melihat kursi plastik berpindah tempat, dan ada lubang besar di tembok belakang tokonya, korban baru sadar kalau ada tamu tak diundang masuk ke dalam tokonya.

Kursi plastik itu pakai memanjat ke lubang tembok. Sebab, posisinya kalau dari dalam, lubang itu setinggi satu meter lebih, namun kalau dari luar tokonya, hanya beberapa centimeter dari tanah. Sebab, di belakang toko itu, posisi tanahnya lebih tinggi dibandingkan dengan tanah di dalam toko. 

Di belakang toko itu, berupa tegalan, yang sepi, yang memisahkan antara toko korban dengan deretan rumah warga.

Karena berupa tegalan yang sepi itu, sehingga memudahan korban, untuk melubangi tembok, yang dipakai masuk ke dalam toko itu.

Jarak rumah warga dengan belakang toko korban sekitar 10 meter, sehingga suara orang melubangi tembok, tak akan terdengar meski malam hari.

Ditambah, lalu-lalang kendaraan yang melaju di depan toko---jalan raya Malang-Blitar--tak pernah sepi meski dini hari, sehingga memudahkan aksi pelaku meski melubangi tembok dengan linggis. 

"Tak hanya siang hari, malam hari bahkan hingga pagi pun, jalannya selalu ramai," ujar warga.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved