Berita Ponorogo
Terancam Tanah Longsor, Puluhan Rumah di Ngebel Ponorogo Ditinggal Penghuni, Warga Pilih Mengungsi
Puluhan rumah di Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo kosong tanpa penghuni. Rumah-rumah tersebut terancam tanah longsor
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Puluhan rumah di Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo kosong tanpa penghuni.
Rumah-rumah tersebut terancam bencana tanah longsor dari Gunung Banyon, lereng Pegunungan Wilis yang longsor pada Minggu (23/10/2022) malam. Sehingga para pemilik rumah mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Setidaknya 260 jiwa dari 80 kepala keluarga (KK) mengungsi ke tiga titik yaitu di rumah Kepala Desa Talun, SDN 1 Talun, dan masjid setempat.
Pantauan TribunJatim.com, material longsor menutupi jalan di perkampungan warga. Lumpur setinggi lebih kurang 5 centimeter dan batu-batu menutupi badan jalan hingga tidak bisa dilewati.
Petugas dan warga sekitar nampak membersihkan sejumlah akses jalan untuk sekadar melakukan evakuasi barang berharga dan hewan ternak yang tertinggal.
Baca juga: Setelah Maghrib, Ada Suara Gemuruh Longsor, Warga Ponorogo Berbondong-bondong Keluar Rumah
Sedangkan di tempat pengungsian, petugas menyiapkan peralatan tidur seadanya untuk para pengungsi, mulai dari karpet hingga selimut.
Seorang pengungsi, Darmiati (36) mengatakan tanah longsor terjadi sebanyak dua kali. Yang pertama pada Minggu (23/10/2022) pukul 19.00 WIB lalu Senin (24/10/2022) pukul 01.00 WIB dini hari.
"Terdengar suara gemuruh saat longsor pertama, lalu jam 8 malam mengungsi ke rumah pak lurah," kata Darmiati, Senin (24/10/2022).
Ia mengungsi bersama ibu, bapak, dan anaknya. Walaupun rumahnya tak terdampak secara langsung, ia taku ada longsoran susulan yang lebih besar.
Baca juga: Ngerinya Detik-detik Longsor Desa Nyawangan Tulungagung, Dua Korban Tewas Sempat Terbawa Material
"Jauh dari (titik) longsoran tapi lumpurnya sudah sampai depan rumah," lanjutnya.
Darmiati sendiri sudah mengetahui kalau tempat tinggalnya rawan longsor karena ada retakan tanah.
Sehingga ketika hujan deras turun ia dan keluarganya selalu waspada dan siap untuk mengungsi.
"Sebelumnya pernah juga mengungsi, tapi longsor nya tidak sebesar tahun ini," pungkasnya.