Pembunuhan Brigadir J
Isi Chat WhatsApp Putri Candrawathi soal Bayaran Rp5 Miliar Pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin: Janji
Kamaruddin Simanjuntak menyebut Putri Candrawathi sempat menyiapkan uang sebesar Rp 5 miliar sebagai bayaran atas pembunuhan Brigadir J.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap dugaan bahwa Putri Candrawathi awalnya menyiapkan Rp 5 miliar sebagai bayaran pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Hal itu disampaikan oleh pengacara pihak Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak saat menjadi saksi dalam sidang perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022).
Kamaruddin Simanjuntak menyebut Putri sempat siapkan uang Rp 5 miliar.
Uang itu disebut Kamaruddin, hendak disalurkan kepada pelaku pembunuh Brigadir J hingga ke beberapa lembaga yang menangani kasus ini.
"Informasi pertama yang saya dapatkan itu berupa WhatsApp disiapkan anggaran Rp5 miliar, yang menyiapkan Putri Candrawathi. Tetapi belakangan saya dapat informasi lagi hanya diberikan atau dijanjikan Rp1 miliar (untuk Eliezer). Sedangkan yang lain 500 500 juta (Kuat dan Bripka Ricky Rizal). Kemudian ada juga kepada lembaga-lembaga, tapi ada juga lembaga yang menolak," kata Kamaruddin.
Meski begitu, Kamaruddin menyebut tidak mengetahui secara pasti apakah uang tersebut sudah diserahkan atau belum.
"Tapi apakah sudah diserahkan atau tidak saya tidak dapat informasi. Tetapi yang jelas ada informasi itu awalnya (disiapkan anggaran) 5 miliar. Tapi kemudian berubah jadi 1 miliar, 500 500," tuturnya, dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.
Baca juga: Putri C Menggoda Brigadir J Tapi Ditolak? Pernyataan Kamaruddin Dibenarkan Bharada E, di Magelang
Selain uang, Kamaruddin melanjutkan, Putri juga beri hadiah handphone ( HP ) kepada Eliezer, Kuat, dan Ricky.
"HP ini diberikan ibu Putri Candrawathi sebagai bentuk terima kasih telah membunuh. Diberikan kepada para terdakwa ini," ungkapnya.
"Informasi yang saudara terima sudah diberikan (HP)?," tanya jaksa penuntut umum atau JPU.
"Sudah, tapi informasi terakhir untuk uangnya masih berupa janji," jawab Kamaruddin.
"Diberikan setelah atau sebelum korban meninggal?" JPU kembali bertanya.
"Janji pemberian HP itu setelah," timpal Kamaruddin.
Di sisi lain, terkuak pula ekspresi Ferdy Sambo setelah tewasnya Brigadir J.
Hal itu diungkapkan oleh Eks Kanit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ari Cahya Nugraha saat bersaksi dalam sidang terdakwa AKP Irfan Widyanto dalam perkara obstruction of justice kasus pembunuhan Brigadir J.
Menurut pria yang akrab disapa Acay itu, wajah Ferdy Sambo tampak tidak seperti biasanya saat kali pertama ia menemuinya usai insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Acay menceritakan, dirinya bisa bertemu Ferdy Sambo usai kejadian penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Baca juga: Alasan Putri Ganti Baju seusai Brigadir J Tewas Dikuak? Eks Hakim Juga Sorot Keanehan Perintah Sambo
Acay menjelaskan bahwa awalnya dia dihubungi oleh Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022. Dalam percakapannya via telepon, Acay diminta Ferdy Sambo untuk datang ke rumahnya.
Saat itu, Ferdy Sambo tidak menjelaskan alasannya kepada Acay mengapa dirinya diminta datang ke rumah mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
"Beliau hanya memerintahkan ke rumah, kemudian saya datang," kata Acay dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Rabu (26/10/2022).
"Kurang lebih ditelepon 17.30-17.45 dengan kalimat, 'Cay, ke rumah saya sekarang'. Saya bilang, 'Siap, Jenderal'. Telepon ditutup."
Baca juga: Fakta Ferdy Sambo Nikah Lagi Tak Dikuak? Kamaruddin Kini Ungkap Putri C Rayu Brigadir J, Gak Lazim
Setelah diperintah Ferdy Sambo untuk datang ke rumahnya, Acay segera bergegas ke sana dengan mengajak bawahannya AKP Irfan Widyanto.
Saat itu, Acay langsung meluncur menuju rumah pribadi Ferdy Sambo yang berada di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Namun, ternyata Ferdy Sambo tidak berada di rumah Kemang.
"Sampai di sana tidak ada aktivitas apa pun, saya coba menelepon sopir Ferdy Sambo, kemudian tidak diangkat," tutur Acay.
"Setelah kurang lebih 5 sampai 10 menit, sopirnya atas nama Dadang telepon ke saya."
Selanjutnya, Acay menanyakan keberadaan Ferdy Sambo kepada Dadang. Tak lupa, Acay juga menjelaskan kepada Dadang bahwa dia diperintahkan menemui bekas Kadiv Propam itu.
Setelah dijelaskan bahwa Sambo berada di Kompleks Polri Duren Tiga, Acay bersama AKP Irfan pun langsung meluncur ke sana. Acay bersama Irfan baru tiba sekitar pukul 18.45 WIB.
Sesampainya di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Acay langsung masuk melalui pintu samping.
Saat itulah, ia melihat Ferdi Sambo berpakaian lengkap seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL).
"Setelah melewati pagar, posisi Pak FS ada di meja, beliau sedang merokok sendirian," tutur Acay.
Baca juga: Ternyata Benar Putri Candrawathi Fitnah Brigadir J, Anah Buah Ditipu, Ferdy Sambo Muntab Cek CCTV
Acay mengatakan, pada saat ia menemui Ferdy Sambo, ada raut wajah yang tidak biasa.
Menurutnya, wajah Ferdy Sambo tampak memerah dan terlihat sangat marah.
"Dengan pakaian PDL dan celana PDL, dengan wajah yang tidak seperti biasanya, wajahnya merah, dia merokok sendirian. Setelah rokok dimatikan, baru saya berani mendekati beliau," ucap Acay.
"Mohon izin, Jenderal. Mohon perintah, Jenderal," kata Acay menirukan ucapannya saat itu kepada Ferdy Sambo.