Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Jelang Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, RSSA Malang Ngaku Belum Dapat Surat Tembusan

RSSA Malang telah menyiapkan dokter forensik. Penyiapan itu dilakukan, sewaktu-waktu apabila pihak RSSA Malang mendapat permohonan

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Kukuh Kurniawan
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang, dr Syaifullah Asmiragani. 

Laporan wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang telah menyiapkan dokter forensik. Penyiapan itu dilakukan, sewaktu-waktu apabila pihak RSSA Malang mendapat permohonan dari pihak kepolisian untuk melaksanakan autopsi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang, dr Syaifullah Asmiragani mengatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum mendapat surat tembusan dari kepolisian terkait permohonan pelaksanaan autopsi korban Tragedi Kanjuruhan.

"Biasanya (surat tembusan) itu dari penyidik. Kalau kami diminta untuk melakukan, maka kami lakukan. Intinya begitu menerima surat, maka kita datang dan kita sudah siapkan terkait hal itu," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (1/11/2022).

Apabila surat tembusan itu telah diterima, maka pihak RSSA akan segera berkoordinasi dengan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

"Jadi, tidak semata-mata dari pihak RSSA saja, supaya bisa mendapatkan gambaran hasil autopsi secara obyektif. Disini kami memiliki lima dokter forensik, tetapi untuk penunjukan dokternya siapa, itu sepenuhnya internal profesi dalam hal ini PDFI," jelasnya.

Dirinya mengungkapkan untuk pelaksanaan autopsi, biasanya membutuhkan lebih dari satu dokter.

Baca juga: Berkas Perkara Kasus Tragedi Kanjuruhan Belum Lengkap, Aremania Wanti-wanti: Jangan Dikhianati

"Yang jelas lebih dari satu dokter, untuk mendapat data dan pendapat obyektif hasil autopsi. Kalau untuk pelaksanaan autopsi, biasanya langsung dilakukan di tempat (di tempat pemakaman)," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Devi Athok Yulfitri, seorang Aremania asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang menginginkan adanya autopsi jenazah dua putrinya, Natasya Debi Ramadhani (16), dan Nayla Debi Anggraeni (13) yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.

Pelaksanaan autopsi yang akan dilaksanakan pada 5 November 2022 itu, digelar di TPU Dusun Pathuk RT 28/RW 8 Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, tempat dua jenazah putri Devi Athok dimakamkan.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribuJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved