Berita Bisnis
Tren Harga Nikel Global Meningkat, Pengusaha ini Optimis Masa Depan Industri Nikel Indonesia
Harga nikel global yang menunjukkan tren kenaikan berdampak positif terhadap harga patokan mineral (HPM) nikel di Indonesia.
Kemudian pada 2030 nilainya diproyeksikan naik dua kali lipat lebih menjadi USD 36,6 miliar, dan meningkat lagi jadi USD 40,8 miliar pada 2050.
Sejauh ini, konsumen nikel terbesar adalah negara China.
Mengacu data Statista, permintaan nikel China pada tahun 2020 lalu mencapai 1,31 juta ton.
Sementara permintaan nikel global yang pada tahun lalu mencapai 2,78 juta ton, seperti ditulis menurut International Nickel Study Group (INSG), diperkirakan akan meningkat menjadi 3,02 juta ton tahun ini.
INSG mengatakan, peningkatan itu antara lain ditopang oleh perluasan produksi baterai global untuk memasok kendaraan listrik beberapa tahun mendatang.
Lebih khusus untuk Indonesia dan Philipina yang merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia, IEA menilai hal ini merupakan peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara.
Apapun kebijakan yang diterapkan Indonesia, masih menurut IEA, dengan pasokan setengah dari pertumbuhan nikel global, akan memberi pengaruh sangat signifikan terhadap rantai pasokan nikel dunia.
Seperti dipahami bersama, awal tahun ini Indonesia menerapkan larangan ekspor bijih nikel.
Larangan tersebut diterapkan seiring dengan pengembangan industri hilir, agar sumber daya nikel bisa diolah di dalam negeri.
Larangan ini, tak pelak menjadi katalis yang mendongkrak harga nikel lebih tinggi.