Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Entertainment

Apa Itu Mati Suri? Reza Arap Pernah Hidup Lagi Setelah 12 Jam Meninggal, Berikut Pandangan Islam

Reza Arap mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya saat mengalami mati suri dan hidup lagi setelah 12 jam meninggal. Lantas apa itu mati suri?

Editor: Elma Gloria Stevani
Pixabay/geralt
Reza Arap menceritakan secara gamblang pada saat ia mengalami mati suri atau meninggal selama 12 jam. Lantas apa itu mati suri? 

Ayat tersebut terdapat dalam surah Al-Baqarah.

Allah Swt. berfirman: أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَشْكُرُونَ

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamanya, jumlah mereka beribu-ribu sebab takut kematian. Kemudian Allah berkata kepada mereka ‘matilah kalian’, kemudian menghidupkanya. Sesungguhnya Allah itu Zat yang memiliki karunia terhadap manusia, tetapi sungguh kebanyakan manusia tidak bersyukur“ (Al-Baqarah: 243).

Apakah hal tersebut menunjukkan bahwa Islam mengakui adanya mati suri?

Untuk mengetahui lebih jauh, simak penjelasan berikut, dikutip TribunJati]m.com dari berbagai sumber.

Mengenal Apa Itu Mati Suri dalam Pandangan Islam

Berdasarkan surah Al-Baqarah ayat 243, al-Suyuthi menyampaikan sebuah kisah dalam karyanya yang berjudul al-Dur al-Manstur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur (juz 3, vol.117).

Di kalangan bani Israel, terdapat sebuah daerah bernama Dawardan.

Pada suatu saat di daerah tersebut terjadi wabah penyakit (tha’un), sebagian penduduknya keluar daerah untuk mencari keselamatan dan sebagian yang lain tetap di tempat tersebut berpasrah kepada Tuhan.

Orang-orang yang ada tetap ada di daerah tersebut banyak yang meninggal akibat tha’un—sedikit yang selamat.

Setelah wabah berakhir, orang-orang yang sebelumnya keluar daerah kembali lagi ke daerah tersebut dan disambut oleh sisa orang-orang Darwan.

Selang beberapa waktu, wabah kembali terjadi dan kali ini semua penduduk keluar darah tanpa terkecuali untuk mencari keselamatan. Sampailah mereka di sebuah lembah di antara dua gunung besar.

Tuhan memerintahkan dua malaiakat yang ada di atas dan di bawah lembah, dan berkata, “Bunuh mereka!” Kedua malaikat kemudian mencabut nyawa orang-orang tersebut tanpa terkecuali.

Seiring berjalanya waktu, jasad orang-orang tersebut dimakan tanah hingga menyisakan tulang belulang yang berserakan.

Suatu ketika seorang nabi bernama Hizqil berjalan melewati lembah tersebut kemudian terkejut dan heran saat melihat tulang belulang yang berserakan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved