Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cerita Tamu Terakhir Keluarga di Kalideres, Bau Busuk Sejak Februari 2022, Kuak Perubahan: Tertutup

Inilah cerita terakhir keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat, ternyata bau busuk sudah tercium sejak Februari 2022.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Tribun Jakarta
Foto-foto TKP tempat keluarga di Kalideres ditemukan mayatnya sudah mengering 

Tio Siu Hoa pernah mendapati keanehan ketika melihat Rudyanto keluar dari rumah tiga bulan lalu.

Ia mengaku melihat Rudyanto berjalan kaki terbungkus plastik kresek saat keluar dari rumahnya.

Suasana rumah ditemukannya empat jenazah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam. Satu keluarga yang ditemukan tewas di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat, diduga kelaparan.
Suasana rumah ditemukannya empat jenazah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) malam. Satu keluarga yang ditemukan tewas di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat, diduga kelaparan. (Istimewa)

Kala itu, Tio Siu Hoa merasa heran dengan apa yang dilakukan tetangganya tersebut.

"Sekitar dua atau tiga bulan lalu, enggak begitu ingat. Suaminya jalan keluar, kakinya terbungkus pakai plastik kresek hitam," kata Tio Siu Hoa kepada TribunJakarta.com, Minggu (13/11/2022).

Dari empat penghuni, Rudyanto lebih sering keluar rumah menurut pantauan Tio Siu Hoa.

"Saya tanya kakinya kenapa. Dia diam saja terus masuk," sambungnya.

Baca juga: Arti Kata Apokaliptik, Dugaan Keyakinan 1 Keluarga Tewas di Kalideres, Kriminolog: Bukan Kelaparan

Sementara itu, dugaan terkait apa yang sebenarnya dialami keluarga inipun mulai muncul.

Seorang pakar kriminolog misalnya mengungkapkan apa kemungkinan yang tengah dialami keluarga di Kalideres Jakarta Barat ini.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyebut satu keluarga tewas di Kalideres bukan karena kelaparan.

Ia menduga keluarga tersebut menganut paham apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

Adrianus membayangkan keluarga tersebut mengakhiri hidup dengan melaparkan diri.

Meskipun, ia tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu karena lama dan menyakitkan.

Adrianus pun menilai tak mungkin satu keluarga tewas karena kelaparan.

Pasalnya, keluarga tersebut tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved