Gempa Cianjur
Arti Kata Magnitudo, Skala Gempa yang Kini Dipakai BMKG, 151 Orang Masih Hilang Akibat Gempa Cianjur
Gempa Cianjur tercatat berkekuatan Magnitudo (M) 5,6 dengan 268 korban jiwa signifikan terjadi pada Senin (21/11). Lantas apa arti kata Magnitudo?
TRIBUNJATIM.COM - Magnitudo adalah ukuran kekuatan gempa bumi yang menggambarkan besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa dan merupakan hasil pengamatan seismograf.
Sebelum menggunakan skala Magnitudo (M), BMKG menggunakan Skala Richter (SR). SR dikembangkan oleh Charles Richter pada tahun 1934. SR merupakan skala pengukur kekuatan gempa yang paling terkenal dan luas digunakan.
Seperti dikutip TribunJtim.com dari situs United States Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi Amerika Serikat, SR juga dikenal dengan sebutan Magnitudo Lokal (ML).
"Dalam praktiknya SR kini tidak digunakan lagi secara umum kecuali untuk gempa bumi lokal berkekuatan kecil," seperti yang dikutip dari USGS.
SR disebut tidak memberikan perkiraan yang akurat untuk gempa bumi berskala besar
Saat ini skala Magnitudo Momen (MW) atau M adalah ukuran yang lebih akurat untuk ukuran gempa.
Secara khusus, untuk gempa bumi sangat besar, skala Mw atau M memberikan perkiraan ukuran gempa yang paling dapat diandalkan.
Nilai skala Magnitudo atau MW hampir sama dengan SR untuk gempa bumi kecil hingga besar.
Skala Magnitudo atau MW ini dikembangkan seismolog asal Jepang, Hiroo Kanamori dan seismolog Amerika Serikat Thomas C. Hanks pada akhir tahun 1970-an.

1. 2,5 atau kurang = biasanya tidak terasa, tetapi dapat direkam dengan seismograf
2. 2,5-5,4 = sering dirasakan, tetapi hanya menyebabkan kerusakan kecil
3. 5,5-6,0 = dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dan struktur lainnya
4. 6,1-6,9 = dapat menyebabkan banyak kerusakan di daerah berpenduduk padat
5. 7,0-7,9 = gempa bumi besar dengan kerusakan serius
6. 8,0 atau lebih besar = gempa hebat. Dapat menghancurkan komunitas di dekat pusat gempa.

Gempa bumi adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik yang saling bertumbukan (konvergen).
Dalam buku Geografi SMP/MTs Kls VII (KTSP) karya Wirastuti Widyatmanti dan Dini Natalia, daerah rawan gempa di Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.
Gempa bumi terbaru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan 268 korban jiwa yang signifikan terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

"Tanggap darurat ini bisa cepat selesai mudah-mudahan 7 hari sudah clear sudah tidak ada lagi yang harus dicari, sehingga nanti masyarakat ini bisa tidak tinggal lagi di tenda," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers di Cianjur yang disaksikan melalui youtube BNPB, Selasa (22/11/2022).
Ia berharap masa tanggap darurat ini akan dimaksimalkan semua pihak yang terjun untuk mencari korban dalam kondisi apapun, serta bisa dilakukan identifikasi.
"Mudah-mudahan kita akan berusaha semaksimal mungkin semua korban ini bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun kondisi meninggal dunia," ungkap dia.
Lebih jauh ujar Suharyanto, semua bergerak tanpa komando dan dalam melakukan kegiatan penanganan pengungsi bisa terarah.
"Semuanya tidak sendiri-sendiri termasuk dalam bantuan kepada masyarakat baik yang datang dari Pemerintah Pusat, Kementerian lembaga, unsur swasta," harap dia.
Kemudian dalam tanggap darurat juga dipastikan masyarakat terus didampingi agar tidak merasa menderita secara sendirian.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Baca artikel terkait arti kata lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com