Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gempa Cianjur

Arti Kata Magnitudo, Skala Gempa yang Kini Dipakai BMKG, 151 Orang Masih Hilang Akibat Gempa Cianjur

Gempa Cianjur tercatat berkekuatan Magnitudo (M) 5,6 dengan 268 korban jiwa signifikan terjadi pada Senin (21/11). Lantas apa arti kata Magnitudo?

Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/FAU
Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang berpusat di kawasan Kabupaten Cianjur sekitar pukul 13.21 WIB, Senin (21/11/2022) - Simak data gempa bumi Cianjur dari tahun ke tahun, mulai 1844 hingga 2022, sudah terjadi 14 kali sejak tahun 1844. 

TRIBUNJATIM.COM - Magnitudo adalah ukuran kekuatan gempa bumi yang menggambarkan besarnya energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa dan merupakan hasil pengamatan seismograf.

Sebelum menggunakan skala Magnitudo (M), BMKG menggunakan Skala Richter (SR). SR dikembangkan oleh Charles Richter pada tahun 1934. SR merupakan skala pengukur kekuatan gempa yang paling terkenal dan luas digunakan.

Seperti dikutip TribunJtim.com dari situs United States Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi Amerika Serikat, SR juga dikenal dengan sebutan Magnitudo Lokal (ML).

"Dalam praktiknya SR kini tidak digunakan lagi secara umum kecuali untuk gempa bumi lokal berkekuatan kecil," seperti yang dikutip dari USGS.

SR disebut tidak memberikan perkiraan yang akurat untuk gempa bumi berskala besar

Saat ini skala Magnitudo Momen (MW) atau M adalah ukuran yang lebih akurat untuk ukuran gempa.

Secara khusus, untuk gempa bumi sangat besar, skala Mw atau M memberikan perkiraan ukuran gempa yang paling dapat diandalkan.

Dikutip dari situs Michigan Technological University, skala Magnitudo atau MW didasarkan pada total momen pelepasan gempa bumi. Momen adalah hasil kali dari jarak pergerakan sesar dan gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkannya. Ini berasal dari rekaman pemodelan gempa di beberapa stasiun.

Nilai skala Magnitudo atau MW hampir sama dengan SR untuk gempa bumi kecil hingga besar.

Namun untuk gempa bumi dengan kekuatan M8 (Magnitudo 8) atau lebih hanya skala Magnitudo yang mampu mengukurnya secara akurat.

Skala Magnitudo atau MW ini dikembangkan seismolog asal Jepang, Hiroo Kanamori dan seismolog Amerika Serikat Thomas C. Hanks pada akhir tahun 1970-an.

FOTO: Evakuasi korban gempa Cianjur di di RM Shinta Jalan Cipanas, Selasa (22/11/2022). Cerita sedih keluarga korban kuak pesan terakhir.
FOTO: Evakuasi korban gempa Cianjur di di RM Shinta Jalan Cipanas, Selasa (22/11/2022). Cerita sedih keluarga korban kuak pesan terakhir. (Basarnas)
Skala Magnitudo Gempa

1. 2,5 atau kurang = biasanya tidak terasa, tetapi dapat direkam dengan seismograf

2. 2,5-5,4 = sering dirasakan, tetapi hanya menyebabkan kerusakan kecil

3. 5,5-6,0 = dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dan struktur lainnya

4. 6,1-6,9 = dapat menyebabkan banyak kerusakan di daerah berpenduduk padat

5. 7,0-7,9 = gempa bumi besar dengan kerusakan serius

6. 8,0 atau lebih besar = gempa hebat. Dapat menghancurkan komunitas di dekat pusat gempa.

Kondisi badan jalan yang menghubungkan Kampung Gintung dan Kampung Cugenang, Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akibat gempa.
Kondisi badan jalan yang menghubungkan Kampung Gintung dan Kampung Cugenang, Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akibat gempa. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Gempa bumi adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik yang saling bertumbukan (konvergen).

Dalam buku Geografi SMP/MTs Kls VII (KTSP) karya Wirastuti Widyatmanti dan Dini Natalia, daerah rawan gempa di Indonesia antara lain Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

Gempa bumi terbaru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan 268 korban jiwa yang signifikan terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

Gempa Cianjur tercatat berkekuatan Magnitudo (M) 5,6.
Gempa Cianjur mengakibatkan tanah longsor di Jalan Labuan -  Cianjur atau Jalur Puncak kawasan Cianjur di wilayah Cugenang, Jawa Barat turut menimbun mobil truk dan angkot.
Gempa Cianjur mengakibatkan tanah longsor di Jalan Labuan - Cianjur atau Jalur Puncak kawasan Cianjur di wilayah Cugenang, Jawa Barat turut menimbun mobil truk dan angkot. (Twitter @FahmiFa64564373 & @AHMahargada dan TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pencarian korban yang disebut "hilang" sebanyak 151 orang.

"Tanggap darurat ini bisa cepat selesai mudah-mudahan 7 hari sudah clear sudah tidak ada lagi yang harus dicari, sehingga nanti masyarakat ini bisa tidak tinggal lagi di tenda," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers di Cianjur yang disaksikan melalui youtube BNPB, Selasa (22/11/2022).

Ia berharap masa tanggap darurat ini akan dimaksimalkan semua pihak yang terjun untuk mencari korban dalam kondisi apapun, serta bisa dilakukan identifikasi.

"Mudah-mudahan kita akan berusaha semaksimal mungkin semua korban ini bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun kondisi meninggal dunia," ungkap dia.

Lebih jauh ujar Suharyanto, semua bergerak tanpa komando dan dalam melakukan kegiatan penanganan pengungsi bisa terarah.

"Semuanya tidak sendiri-sendiri termasuk dalam bantuan kepada masyarakat baik yang datang dari Pemerintah Pusat, Kementerian lembaga, unsur swasta," harap dia.

Kemudian dalam tanggap darurat juga dipastikan masyarakat terus didampingi agar tidak merasa menderita secara sendirian.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca artikel terkait arti kata lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved