Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Nasib Ratusan Pedagang KesambenB Blitar, Lapaknya Terbakar Semalam, Kini Hanya Bisa Pasrah

Kebakaran hebat yang terjadi di Pasar Kesamben, Kabupaten Blitar, Minggu (27/11/2022) malam lalu, menyisakan cerita pilu buat para pedagangnya

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Imam Taufiq
Kondisi kebakaran Pasar Kesamben, Blitar 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufiq

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Kebakaran hebat yang terjadi di Pasar Kesamben, Kabupaten Blitar, Minggu (27/11/2022) malam lalu, menyisakan cerita pilu buat para pedagangnya.

Sebab, sebanyak 400 lebih pedagang yang tiap hari menggantungkan hidupnya di pasar pagi itu, kini bakal kehilangan tempat berjualannya akibat dilalap api pada malam kemarin bersamaan turun hujan gerimis.

Kebakaran malam itu meluluhlantakkan seluruh bangunan pasar, kecuali bangunan musala yang ada di tengah pasar itu.

Meski bedak dan kios yang ada di sekitarnya itu habis di lalap api namun musala itu aman dan tetap berdiri.

Sebab, antara musala dan deretan bedak itu dipisahkan dengan lorong jalan.

Meski api telah menghanguskan semua bangunan pasar namun tak ada korban jiwa. Sebab, saat terjadi kebakaran Minggu malam atau sekitar pukul 20.00 WIB, pasar lagi sepi atau tutup karena pasar itu bukanya baru menjelang subuh.

Karena lagi sepi orang di dalam pasar, sehingga api diketahui ketika sudah membesar. Itu pun diketahui dari luar pasar karena pasar sendiri, pintu masuknya sedang dikunci.

Baca juga: Pasar Kesamben Blitar Mendadak Terbakar, Semua Terjadi Saat Hujan Gerimis, Penyebab Misterius?

Sementara, di depan pasar atau di sepanjang jalan Malang-Blitar, banyak pedagang, mulai warung kopi, penjual bakso, nasi goreng sehingga banyak orang nongkrong meski malam itu gerimis.

"Itu diketahui warga saat api sudah membumbung tinggi. Api mudah dilihat dari luar pasar karena kondisi dalam pasar, kalau malam hari seperti itu gelap karena belum ada aktivitas," kata AKP Suhartono, Kapolsek Kesamben.

Dari kobaran api yang diketahui pertama kali saat terjadi kebakaran, titik api berasal dari tengah pasar. Atau diduga, dari salah satu empat bedak, yang ada di tengah pasar atau selatan arah pintu utama masuk ke dalam pasar itu. Kalau bukan dari bedak sembako ya toko pakaian, bahkan diduga juga dari bedak penjual kerupuk.

Makanya, kebakaran itu selain diketahui dari kobaran api juga bau gosong.

"Kalau dari luar pasar, kobaran api terlihat terang karena dalam pasar gelap. itu terlihat terang dari luar pasar (arah warung kopi yang ada di seberang pasar)," ujarnya.

Selain dari kobaran api dan kepulan asap yang membumbung tinggi, kebakaran itu juga disertai dengan terdengar suara ledakan berkali-kali yang mirip suara petasan. Bahkan, juga tercium bau gosong yang menyengat, seperti bau ikan terbakar dan kain. Memang, di pasar itu, pedagangnya berjualan macam-macam karena Pasar Kesamben itu merupakan Pasar Induk.

Bahkan, bukan hanya berjualan sembako atau pakaian, namun juga ada penjual emas. Semuanya, tak ada yang bisa diselamatkan, kini sudah luluhlantak.

"Iya, katanya begitu (mungkin itu suara kayu yang terbakar karena masih ada bedak yang dari bambu sehingga menimbulkan suara jika pecah), " ungkapnya.

Akibat kebakaran itu, Pasar Kesamben kini rata dengan tanah karena semua tokonya hangus, kecuali deretan toko yang menghadap ke arah jalan raya. Itu selamat karena terpisah dengan bangunan pasar.

Sedang, lainnya seperti 49 toko, 334 los (bedak tanpa batas tembok), dan 50 bedak, hangus. Termasuk, toko permanen, seperti toko pakaian, beberapa toko emas, yang menghadap ke jalan kampung, yang menuju ke arah Desa Jugo, tak berhasil diselamatkan.

"Warga malam itu berdatangan namun tak bisa berbuat banyak. Sebab, api sudah membesar sehingga membahayakan," paparnya.

Memang, kebakaran pasar ini cukup hebat karena api baru bisa dipadamkan sekitar tujuh jam kemudian, Senin (28/11/2022) dini hari atau sekitar pukul 02.00 WIB. Kebakaran sendiri diketahui Minggu malam atau pukul 20.00 WIB. Mudahnya api berkobar karena bukan hanya melalap bangunan namun barang dagangan pedagang, seperti sembako, dan pakaian. Seperti yang dialami Juanda, pakaian yang baru dikulak, tak tersisa dalam bedaknya.

"Ya, semua susah, karena uang buat kulakan itu, pinjam dan kini kami memikirkan angsurannya," tutur Juanda, pedagang pakaian.

Untuk memadamkan api, malam itu langsung didatangkan belasan mobil pemadam kebakaran. Itu bukan hanya dari Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, namun. Juga dari luar daerah, seperti Tulungagung dan Pemkab Malang.

Namun, meski api sudah padam, namun hingga Senin pagi itu masih ada kepulan asa dari sisa puing-puing.

Meski sudah tahu kalau bangunan Pasar Kesamben sudah luluh lantak namun Senin (28/11/2022) pagi itu, para pedagang berdatangan. Meski tak bisa mendekat ke bekas kiosnya, yang sudah tinggal puing karena memang dilarang oleh petugas namun mereka seperti lega.

Dari luar pasar, mereka hanya terdiam sambil memandangi ke arah bedaknya, yang sudah rata dengan tanah. Mereka seperti terpaku karena tempatnya untuk mencari nafkah satu-satunya kini sudah jadi tumpukan puing-puing.

"Kami tak tahu lagi, harus berjualan di mana, karena ini merupakan satu-satunya tempat yang selama ini kami jadikan tumpuan untuk mencari uang," ujar Ny Istimah, penjual sembako.

Bukan hanya Ny Istimah namun ada ratusan pedagang, yang nasibnya sama. Di antaranya, Katiyah, nenek berusia 76 tahun, yang sudah puluhan tahun berjualan sembako. Nenek asal Desa/Kecamatan Selopuro itu terus memegangi timbangan kodok, yang satu-satunya barang dalam bedaknya, yang selamat dari kebakaran. "Wes, nggak punya apa-apa lagi, hanya ini (timbangan). ini sudah menemani saya puluhan tahun," tuturnya.

Semua pedagang sepertinya punya perasaan yang hampir sama. Bukan hanya kehilangan tempat berjualannya namun sebagian besar dari mereka itu punya beban yang sama. Katanya, modal mereka berjualan itu dari pinjaman bank sehinggga punya beban mengangsur rutin.

Namun, kalau sudah punya tempat berjualan, bagaimana cara mereka menangsur.

"Kami minta agar pemerintah segera membangunkan pasar yang baru. Beban kami ini berat kalau tak bisa berjualan," ungkap para pedagang.

Senin pagi itu, tim Labfor Polda Jatim langsung melakukan olah TKP terkait penyebab kebakaran. Meski belum bisa menyimpulkan namun dugaan penyebab kebakaran itu karena konsleting listrik dari bedak yang ada di dekat pintu masuk utama.

"Kami masih memeriksa beberapa saksi (dari para pedagang yang ditengarai listrik di bedaknya konsleting)," ujar AKP Tika Pusvitasari, Kasatreskrim Polres Blitar.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved