Arti Kata Break dalam Hubungan Percintaan, Perbedaannya dengan Putus, Ini yang Harus Dilakukan

TRIBUNJATIM.COM - Kata break cukup populer di tengah anak-anak muda, terutama yang sedang menjalin sebuah hubungan spesial.

Pernahkah kamu break dengan pasangan?

Di kalangan anak muda, arti kata break sendiri menjurus kepada hubungan percintaan yang sebenarnya belum berakhir.

Biasanya di antara dua sejoli tersebut sedang dihadapkan pada suatu masalah yang cukup rumit dan kemudian keduanya memutuskan untuk melakukan break atau istirahat sebentar.

Bahkan untuk jangka waktunya melakukan break pun juga tidak mereka tentukan sampai kapan akan berakhir.

Arti kata break bisa diasumsikan bahwa pasangan tersebut sedang membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat sedang mengambil keputusan untuk break.

Baca juga: Memahami Arti Kata Sasima dan Sasimo dalam Bahasa Gaul, Ternyata Bermakna Sindiran, Simak Contohnya

Jadi, break tidak serta merta bisa dikatakan sebagai putusnya sebuah hubungan.

Bagi Tribunners yang penasaran apa arti kata break dalam hubungan percintaan yang sebenarnya, berikut sebagaimana telah dirangkum TribunJatim.com melalui berbagai sumber.

Bagi beberapa orang mungkin masih bertanya-tanya tentang arti kata break yang sebenarnya.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa arti kata break tidaklah dimaknai bahwa hubungan yang sedang berlangsung antara laki-laki dan perempuan itu sudah berakhir atau lebih populer dengan kata putus.

Tetapi break sendiri adalah istirahat sejenak dalam hubungan tersebut.

Mengingat bahwa kata break sendiri dalam Bahasa Inggris artinya adalah istirahat.

Jadi, dalam sebuah hubungan percintaan, break menjadi waktu untuk jeda sementara dari hubungan tersebut dan berupaya untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.

Baca juga: Apa Itu Arti Kata TGIF dalam Bahasa Gaul? Istilah untuk Sambut Akhir Pekan, Sering Muncul di Twitter

Penyebab dari pasangan kekasih yang memutuskan untuk break cukup beragam.

Misalnya saja adanya perbedaan pendapat di antara mereka yang belum mampu ditemukan titik tengahnya untuk bisa saling menerima pendapat tersebut.