Berita Viral
Hotman Paris Geram Lihat Kasus Ibu Dipasung Anak Sendiri di Tengah Hutan: Ini Tindak Pidana!
Hotman Paris minta polisi untuk turun tangan terkait tindakan tak manusiawi anak terhadap ibu kandungnya.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Hotman Paris turut menyoroti kasus ibu dirantai anak kandung di tengah hutan.
Melihat kasus ibu yang dirantai anaknya di hutan, Hotman Paris geram hingga meminta polisi cepat bertindak.
Hotman minta polisi turun tangan terkait tindakan tak manusiawi anak terhadap ibu kandungnya.
Sang pengacara kondang ini menilai tindakan sang anak sudah termasuk ranah pidana.
Hal itu terungkap dari unggahan Hotman Paris di akun IG @hotmanparisofficial.
Baca juga: Terjawab Sederet Bisnis Teddy Minahasa? Jadi Sumber Harta Rp 29 M, Kini Bersiap Sidang Dibela Hotman
Awalnya Hotman Paris mengunggah video saat ibu yang diketahui bernama Ani tersebut dievakuasi relawan Detik Asa.
Dalam video itu pun terlihat leher Ani terpasang rantai.
Ani dirantai anaknya sendiri di tengah hutan di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, karena disebut kerap mengamuk dan merusak.
Namun kenyataannya saat dihampiri relawan, Ani justru nampak tenang dan bisa diajak berkomunikasi.
Tak pelak Hotman Paris marah melihat seorang ibu di Serang lehernya dirantai oleh anak kandungnya.
Hotman minta polisi turun tangan terkait tindakan tak manusiawi anak terhadap ibu kandungnya tersebut.
Hotman menilai sikap anak Ani masuk ranah pidana.
Baca juga: Hotman Paris Soroti Remaja Digunduli Warga & Diarak karena Dituding Mencuri HP: Main Hakim Sendiri
"Ayok Polisi tangkap pelakunya! Ini tindak pidana! Wilayah Polres mana ini! Hotman 911 mohon agar polisi tangkap pelaku," tulis Hotman Paris di keterangan unggahan.
Tak cuma sekali, Hotman Paris kembali menyoroti kasus ibu di Serang yang lehernya dirantai di unggahan lain.
Hotman Paris kembali berharap polisi dapat segera bertindak.
"Polisi Banten Polres Serang agar menyelidiki kasus ini," tulis Hotman Paris geram.
Bahkan unggahan video tersebut sampai menuai komentar dari Dinar Candy.
"Ko tega sih (emoji menangis)," tulis Dinar Candy.
Diketahui Ani dirantai di tengah hutan, tanpa ada tempat berlindung sama sekali.
Saat hujan, Ani akan basah kuyup.
Rantai yang melingkar di leher Ani hanya sepanjang 1 meter, hal itu pun menyebabkannya tak bisa bergerak bebas.
Dikutip dari Tribun Jateng, saat pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Andri, Ani bahkan tak mengenakan pakaian layak.
Ani hanya mengenakan pakaian dalam yang sangat lusuh.
Merasa iba, Andri lalu memberikan makanan dan membangun tenda sederhana agar wanita tersebut bisa berteduh.
Berkat Andri, berita soal penderitaan Ani sampai ke telinga perangkat desa dan relawan Detik Asa, Asril.
"ODGJ tersebut akan kita evakuasi, kita sudah berada di Puskesmas," ucap Asril, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Detik Asa.
Baca juga: Razman Arif Nasution Kembali Tantang Hotman Paris Tarung Tinju di Atas Ring, Sebut Lawannya Pengecut
Pihak Puskemas menjelaskan, Ani berasal dari Lampung.
Ia lalu diantarkan pihak keluarga ke anaknya yang menetap di Kecamatan Petir.
Bukannya dirawat, anak Ani malah melakukan pemasungan tak manusiawi terhadap ibu kandungnya tersebut.
"Dipulangkan dari Lampung, diantar ke anaknya yang ada di sini."
"Kemudian mungkin karena merasa terganggu, akhirnya dilakukan pasung," ucap pihak Puskesmas Kecamatan Petir.
Lurah, Camat, dan pihak Puskemas bersama relawan Detik Asa, Asril, kemudian mendatangi hutan tempat Ani dipasung.
Camat setempat menjelaskan, Ani baru sekitar lima hari dirantai lehernya.
Ani diduga kerap mengamuk dan merusak rumah keluarganya.
"Baru beberapa hari, sekitar lima hari, kalau enggak begini, rusak semua rumah warga, rumah keluarganya," ucap Camat.
"Kami tidak menyalahkan pihak keluarga, mungkin memang sampai situ kemampuannya, tapi untuk saat ini pasung sudah tidak boleh," terang relawan Asril.

Masuk ke dalam tenda, Asril kemudian berusaha mengajak Ani berbincang.
Ani tampak menyambut Asril dengan ramah.
"Saya Asril saya akan membantu Ibu, mengeluarkan Ibu dari tempat ini. Ini apa Bu?" tanya Asril.
"Ini rantai," ucap Ani.
Ani lalu menjelaskan ia mengamuk dan melakukan perusakan karena kesal kerap diledek terkait kondisi matanya.
Ani terlihat merespons setiap pertanyaan relawan dengan baik.
"Pada saat hujan Ibu kehujanan, saat panas, Ibu kepanasan."
"Ini rantai hanya satu meter, Ibu tidak bisa kemana-mana," ucap Asril.
Baca juga: SOSOK Hotman Paris, Pengacara Tajir Pernah Tangani Kasus Tanpa Dibayar, Kini Buka Lowongan Kerja
Sementara itu keponakan Alfiah, membeberkan alasan mengapa anak Ani tega merantai leher ibu kandungnya sendiri.
"Kenapa Ibu Ani dipasung di tengah hutan dan di pinggir kali?" tanya Asril.
"Bibinya ngamuk, merusak rumah, saya mau dipukulin, jadi dipasung," jawab Alfiah.
"Takut lepas, makanya dirantai di leher," imbuhnya.
Asril kemudian mengutarakan maksudnya kepada Alfiah, yakni mengevakuasi Ani ke yayasan untuk penderita ODGJ.
"Ibu Ani akan kita evakuasi, akan kita bawa ke yayasan," ucap Asril.
"Setuju, alhamdulillah, terima kasih," imbuh Alfiah.
Rantai yang mengikat leher Ani, kemudian berhasil dilepaskan oleh relawan dan pihak desa.
Saat rantainya terlepas, Ani menangis haru.
Ia beberapa kali terdengar menjerit memanggil ayahnya.
"Bapak, bapak," ucap Ani pilu.
Saat di bawa relawan ke yayasan menggunakan ambulans, senyum merekah di wajah Ani.