Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kediri

Resign Kerja Kantor, Richa Widyasari Iseng Ikut Pelatihan Batik, Kini Jadi Pengrajin dan Punya Butik

Siapa sangka keisengan mengikuti pelatihan membatik justru membawa Richa Widyasari menjadi seorang pengrajin yang terkenal di Kediri.

istimewa
Richa Widyasari pengrajin batik asal Kediri sekaligus pemilik Batik Djajawarsa. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luthfi Husnika

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Siapa sangka keisengan mengikuti pelatihan membatik justru membawa Richa Widyasari menjadi seorang pengrajin yang terkenal di Kediri.

Rika, sapaan akrabnya, merupakan seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Kediri. Ia memilih resign dari kantornya karena ingin menggeluti bidang lain.

Perempuan kelahiran Dili, 18 Mei 1982 ini mengaku setelah ia resign dari kantor tempatnya bekerja, Rika mendapat tawaran untuk mengikuti pelatihan keterampilan dari Dinas Koperasi Kota Kediri.

"Waktu itu awal tahun 2019 dapat tawaran ikut pelatihan keterampilan membatik. Kemudian saya terbersit pikiran, wah asik juga sepertinya kalau bisa pakai baju batik hasil lukisan sendiri," kata Rika, Kamis (1/12/2022).

Rika yang pada dasarnya menyukai batik sejak lama sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut.

Seminggu setelah pelatihan berakhir, Rika mulai praktik membuat kain batik tulis buatannya sendiri. Karena ia optimistis akan hasil membatiknya, Rika lalu membuka usaha rumahan batik tulis.

Baca juga: Eloknya Motif Batik Suro dan Boyo Buatan UMKM Kota Pahlawan, Menawan Dikenakan Para Duta Wisata

Rika mengaku, awalnya ia hanya ingin menuangkan inspirasi yang ada dalam pikirannya ke dalam selembar kain batik.

Namun ternyata batik buatannya justru diminati oleh pembeli. Beberapa kali Rika membuat batik selalu laku. "Akhirnya keterusan dan menjadi bisnis ini," ujarnya.

Dari keisengannya mengikuti pelatihan membatik, Rika kini justru menjadi pengrajin batik berpengalaman dan memiliki butiknya sendiri. Rika berhasil memasarkan hasil kerajinan batiknya ke berbagai provinsi di Indonesia.

Tak hanya Jawa, batik buatan Rika berhasil menembus pasar-pasar di Kalimantan, Sumatera hingga ke Papua.

Meski begitu perjalanan membangun bisnis Rika tak selamanya berjalan mulus. Usaha yang dinamainya Batik Djajawarsa ini sempat menemui kendala saat pandemi. Di mana daya beli masyarakat menurun, permintaan akan kain batik juga ikut berkurang.

Bukannya menyerah, Rika justru kembali memutar otak bagaimana bisnis yang ia jalankan bisa terus survive. Rika kemudian terus berinovasi dari segi motif maupun produk yang ditawarkan.

Baca juga: Tren Konsep Wedding 2023, Pernikahan Ala Film Korea hingga Bridgerton Diprediksi Masih Ramai Peminat

Bila awalnya ia hanya membuat beberapa lembar batik saja, kini Rika melayani pemesanan busana batik siap pakai. Bahkan tak jarang pelanggannya datang untuk membuat busana secara custom.

"Kalau sekarang produknya ada banyak. Mulai dari kain batik tulis, batik cap maupun busana jadi. Ada juga kain dan busana dari teknik shibori atau jumputan. Melayani juga kalau ada yang memesan model busana khusus berbahan batik. Terus berinovasi supaya tidak ketinggalan," tuturnya.

Untuk menyelesaikan satu lembar kain batik, Rika mengaku membutuhkan waktu yang berbeda.

Batik cap misalnya, ia butuh sekitar empat hari sampai kain siap dipasarkan. Sedangkan batik tulis yang lebih rumit, dibutuhkan waktu enam hari sampai satu bulan.

Ditanyai soal bagian tersulit, menurut Rika proses membatik semuanya sulit karena memiliki kerumitan masing-masing. Namun karena ia menjalankan sesuai passion, Rika tak merasa kesulitan tersebut menjadi sebuah halangan.

"Prosesnya panjang, apalagi batik tulis. Pertama bikin pola dulu. Ini susah juga. Dilanjutkan dengan mencanting yang memerlukan keahlian khusus, kemudian tahap-tahap selanjutnya juga. Karena kalau batik tulis kita buatnya harus sabar dan telaten. Detailnya lebih banyak dan rumit. Olah karena itu waktunya juga lama," papar Rika.

Selain keahlian, kesabaran adalah hal penting dalam menyelesaikan proses membatik tersebut. Meski demikian, Rika mengaku senang menjalani setiap prosesnya.

Jika butuh inspirasi, Rika akan melihat-lihat motif batik yang sudah ada untuk kemudian ia improvisasi ala Batik Djajawarsa.

Tak jarang Rika juga bepergian ke berbagai daerah mengunjungi tempat-tempat yang jauh untuk mendapatkan ide dan inspirasi membatik yang lebih segar.

Ke depannya Rika berharap usaha batik miliknya bisa memantik sesama pengrajin batik di Kediri untuk terus berkarya.

Ia ingin, masyarakat Kediri bisa melihat bahwa di tempat tinggalnya ada pengrajin batik yang berpengalaman tanpa harus jauh ke kota lain.

"Karena biasanya orang kalau cari batik pasti perginya ke Solo atau Jogja, padahal di Kediri sendiri ini ada pengrajin batik yang tak kalah kualitasnya. Saya juga berharap semoga ke depannya bisa semakin eksplore dan go internasional. Mengenalkan batik di ajang-ajang tingkat dunia," tutup Rika.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved