Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

1 Hal Pemicu Niat Ferdy Sambo Tembak Brigadir J, Sengaja Tak Lapor Pelecehan PC, Hakim: Anda Polisi

Inilah pemicu niat Ferdy Sambo bunuh Brigadir J di Duren Tiga, ternyata ada alasan khusus mengapa suami PC tak melaporkan pelecehan.

Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
YouTube - WARTA KOTA/YULIANTO
Rekaman CCTV Brigadir J masih hidup membuat skenario Ferdy Sambo berantakan 

TRIBUNJATIM.COM - Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan terhadap Brigadir J alias Yosua Hutabarat menyatakan detik-detik munculnya niat Ferdy Sambo membunuh.

Hal itu disampaikan Ferdy Sambo saat hadir di dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2022).

Ferdy Sambo mengaku tak melaporkan rudapaksa yang dialami istrinya, Putri Candrawathi, karena beberapa pertimbangan.

Ia juga mengaku tersulut emosi saat melihat Brigadir J hingga akhirnya penembakan terjadi.

Ada satu dua hal yang menyulut emosi Ferdy Sambo hingga memutuskan untuk membunuh.

Pernyataan ini disampaikan Ferdy Sambo di hadapan hakim saat persidangan Obstruction of Justice di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2022).

Ketika itu, hakim mencecar mengenai motif pelecehan yang disebut sebagai alasan pembunuhan terjadi.

"Saudara mengetahui adanya pelecehan itu dari siapa?" tanya hakim dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com.

"Saya mengetahui itu bukan pelecehan, waktu saya bertemu istri saya di Saguling, bahkan lebih sadis dari pelecehan."

"Istri saya sudah diperkosa, kemudian sudah dianiaya, dan diancam. Itulah yang membuat saya emosi kemudian saya lupa untuk, harus melakukan ini, Yang Mulia," terang Ferdy Sambo.

Baca juga: Ferdy Sambo Protes Skor Kebohongan Putri Candrawathi di Kasus Brigadir J Tertinggi: Inilah Faktanya

Dalam persidangan, Hakim menanyakan alasan sebenarnya Ferdy Sambo tak laporkan pelecehan istri.

Jika memang Putri Candrawathi mendapatkan pelecehan, Majelis Hakim penasaran apa yang mendasari mantan Kadiv Propam Polri itu tak melapor ke polisi.

Ternyata, ada pertimbangan khusus bagi Ferdy Sambo.

"Katakanlah, seandainya, sekiranya peristiwa (dugaan pemerkosaan) itu benar, Saudara katakan adanya pelecehan, bahkan perkosaan. Saudara selaku Kadiv Propam, selaku polisinya polisi, apakah tidak berpikir panjang?," tanya hakim.

"Katakanlah misalnya Saudara melaporkan perbuatan yang dilakukan oleh Yosua tersebut? Mengapa Saudara melakukan tindakan yang tidak semestinya Saudara lakukan sebagai seorang penegak hukum, dalam hal ini Saudara sebagai Kadiv Propam?"

Rekaman CCTV Brigadir J masih hidup membuat skenario Ferdy Sambo berantakan
Rekaman CCTV Brigadir J masih hidup membuat skenario Ferdy Sambo berantakan (YouTube - WARTA KOTA/YULIANTO)

Menurut Ferdy Sambo, Putri adalah orang yang meminta masalah rudapaksa tersebut tak dilaporkan ke polisi.

Pasalnya, ia tak ingin aib keluarga tersebut sampai didengar orang lain.

Ferdy Sambo mengaku bersalah dan mengaku emosi ketika melihat sosok Brigadir J di TKP Rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Itulah salah saya, Yang Mulia. Pada saat saya konfirmasi mendengarkan keterangan istri saya di Saguling itu, istri saya tidak ingin ini ribut-ribut dan diketahui orang lain karena ini menjadi aib keluarga sehingga saya minta untuk 'Ya sudah saya akan konfirmasi nanti malam dengan Yosua' itu yang mendasari saya," terang Ferdy Sambo.

Kemudian dalam kesempatan yang sama, Ferdy Sambo mengungkap satu hal yang memicunya menghabisi Brigadir J.

Satu di antaranya dipicu ingatan Sambo terhadap perlakuan Brigadir J ke istrinya sendiri.

Saat melihat Brigadir J di depan pagar rumah Duren Tiga, diakui Ferdy Sambo itu memicunya untuk menghabisi nyawa sang ajudan.

"Tetapi ketika saya melintas di Duren Tiga, saya melihat di depan pagar rumah Duren Tiga, saya kemudian melihat kembali peristiwa itu, akhirnya saya akhirnya memutuskan untuk mengkonfirmasi siang itu kepada Yosua."

Kesaksian Ferdy Sambo dinilai majelis hakim janggal
Kesaksian Ferdy Sambo dinilai majelis hakim janggal (YouTube/KOMPASTV)

Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo mengaku melakukan pembunuhan akibat perbuatan Brigadir J yang disebut telah merudapaksa istrinya, Putri Candrawathi, sehari sebelumnya di Magelang, Jawa Tengah.

Setelah emosi mendengar cerita sang istri, Ferdy Sambo ditemani ajudannya, Adzan Romer hendak berangkat untuk berolahraga bulu tangkis.

Namun ketika lewat di rumah Duren Tiga dan melihat Brigadir J, emosinya tersulut hingga langsung memutuskan turun dan mengkonfrontir Brigadir J.

Alih-alih mendapat penjelasan, Ferdy Sambo justru merasa seperti ditantang oleh Brigadir J.

Komnas HAM merilis foto sesaat setelah Ferdy Sambo dibunuh (1/9/2022). Terungkap ucapan sakti Ferdy Sambo.
Komnas HAM merilis foto sesaat setelah Ferdy Sambo dibunuh (1/9/2022). Terungkap ucapan sakti Ferdy Sambo. (Tribunnews.com)

 

"Saya sudah emosi waktu itu, karena mengingat perlakuan Yosua pada istri saya. Saya kemudian berhadapan dengan Yosua. Saya sampaikan kepada Yosua 'kenapa kamu tega sama ibu?" beber Ferdy Sambo dikutip kanal YouTube KOMPASTV.

"Jawaban Yosua tidak seperti yang saya harapkan. Dia malah menanya balik 'Ada apa komandan?' Seperti menantang."

Berbeda dengan kesaksian Bharada E yang mengaku disuruh menembak, Ferdy Sambo menyebut hanya meminta bawahannya tersebut untuk menghajar Brigadir J.

Ia juga sempat lupa mengenai detail kejadian dan hanya ingat sempat mengatai Brigadir J 'kurang ajar'.

Baca juga: Ferdy Sambo Protes Skor Kebohongan Putri Candrawathi di Kasus Brigadir J Tertinggi: Inilah Faktanya

"Saya kemudian lupa, tidak bisa mengingat lagi. Saya bilang 'Kamu kurang ajar'.Saya perintahkan Richard untuk 'Hajar Chad! Kamu hajar, Chad!' Kemudian ditembaklah Yosua, sambil maju sampai roboh, Yang Mulia," ungkap Ferdy Sambo.

"Itu kejadiannya cepat sekali, tidak sampai sekian detik karena cepat sekali penembakannya," lanjutnya.

Ferdy Sambo ketika itu mengaku terkejut melihat Brigadir J jatuh berlumuran darah.

Ia pun panik dan mendapat ide untuk menyusun skenario tembak-menembak agar dapat menutupi kejadian tersebut.

"Saya kaget kemudian saya sampaikan 'Stop berhenti!'. Begitu melihat Yosua jatuh kemudian sudah berlumuran darah, saya menjadi panik, saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakan ini," ungkap Ferdy Sambo.

"Kemudian saya berpikir dengan pengalaman saya, yang paling memungkin bahwa peristiwa ini penembakkan ini adalah tembak-menembak, akhirinya kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding," tandasnya.

Berita seputar Pembunuhan Brigadir J lainnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved