Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

Sosok Farah Primadani Karouw, Dokter Forensik yang Akui Sengaja Pindahkan Otak Brigadir J ke Perut

Farah mengaku jika otak Brigadir J sengaja dipindahkan ke perut setelah autopsi pertama pada 8 Juli 2022.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
YouTube/KOMPASTV
Farah Primadani Karouw, ahli forensik dan medikolegal dari RS Bhayangkara Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri 

TRIBUNJATIM.COM - Farah Primadani Kaurow dihadirkan sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada Senin (19/12/2022), di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Dalam keterangannya sebagai saksi, Ahli Forensik dan Medikolegal ini mengaku jika otak Brigadir J sengaja dipindah ke perut setelah autopsi pertama pada 8 Juli 2022.

Farah Primadani Kaurow menerangkan alasan mengapa otak Brigadir J dimasukkan ke dalam perut.

Ia menerangkan, proses autopsi terhadap jenazah Brigadir J telah dilakukan sesuai prosedur.

Menurutnya, pemindahan organ otak ke dalam rongga perut merupakan sesuatu yang wajar.

Baca juga: Terkuak Isi Grup WA Duren Tiga setelah Brigadir J Dibunuh, Misteri Kontak yang Dinamai Tuhan Yesus

"Itu SOP kami semua organ yang sudah diperiksa itu kami masukkan ke dalam rongga tubuh."

"Diambil ataupun ditinggalkan di luar rongga tubuh," katanya, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap semua organ setelah autopsi selesai.

Organ-organ tubuh tersebut, katanya, dikeluarkan lalu dikembalikan ke dalam rongga tubuh.

Termasuk otak Brigadir J yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga perut.

"Jadi setelah pemeriksaan autopsi selesai, jadi autopsi itu kan kita melakukan pemeriksaan semua organ."

"Semua dikeluarkan dan setelah selesai maka akan dikembalikan kembali ke dalam rongga tubuh," terangnya.

"Pada saat itu pengembalian itu masuk intinya ke dalam rongga tubuh karena akan dilakukan proses tindakan embalming pasca autopsi."

"Sehingga untuk memaksimalkan embalming itu, kami rendam ke dalam formalin lalu kami masukan ke dalam rongga perutnya," imbuhnya.

Diketahui Farah Primadani Kaurow adalah dokter forensik yang pertama kali autopsi jenazah Brigadir J di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Setelah tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, jenazah Brigadir J dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dan tiba pukul 20.00 WIB.

Setelah mendapat surat tertulis dari penyidik, pihak RS Polri pun melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Brigadir J.

Farah mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan luar, jenazah Brigadir J mengenakan kaos warna putih yang berlumuran darah serta celana jeans biru.

Setelah dibersihkan, tim forensik melihat adanya luka tembak di tubuh Brigadir J.

Menurut Farah, saat itu tim dokter forensik menyimpulkan waktu kematian korban berkisar dua hingga enam jam sebelum pihaknya melakukan pemeriksaan luar.

Farah mengungkap ada temuan lubang pada masker Brigadir J saat dilakukan identifikasi.

Ia mengatakan saat jenazah Brigadir J tiba di RS Polri, tampak ada masker masih menggelantung di sekitar area wajah.

Farah memastikan bila kondisi masker tersebut bolong, tapi tidak bisa dipastikan lubang tersebut disebabkan tembakan.

"Kami idenifikasi memang ada lubang di maskernya, tapi tidak tahu lubang akibat apa," katanya.

Baca juga: Ferdy Sambo Ngotot Putri Jujur soal Pelecehan, Kriminolog Heran Bukti Visum Nihil, Tak Ada Motif

Farah Primadani Kaurow mengungkapkan, tak ada luka lain selain luka tembak di jenazah Brigadir J.

Ia menuturkan, sayatan pisau di tubuh Brigadir J merupakan bekas autopsi pertama kali yang telah dilakukannya pada 8 Juli 2022 lalu.

"Apakah di jenazah Yosua itu ada sayatan pisau atau tusukan pisau?" tanya Jaksa Penuntut Umum (JPU).

"Betul, bekas sayatan itu saya lakukan dengan sengaja untuk mengeluarkan peluru," jawab Farah.

Farah menuturkan, tak ada luka tusukan atau sayatan di tubuh Brigadir J saat pertama kali dia melakukan autopsi.

"Di luar yang saya lakukan saat pertama kali jenazah datang tidak ditemukan luka-luka lain selain luka tembak," tukasnya.

Dalam sidang yang digelar pada Senin kemarin, lima saksi ahli dihadirkan untuk memberikan keterangan.

Yakni atas terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer (Bharada E), Ricky Rizal (Bripka RR), dan Kuat Maruf.

Kelima ahli tersebut adalah:

1. Muhammad Mustofa (Ahli Kriminologi);

2. Farah Primadani Kaurow (Ahli Forensik & Medikolegal);

3. Ade Firmansyah S (Ahli Forensik & Medikolegal);

4. Eko Wahyu B (Ahli Inafis);

5. Adi Setya (Ahli Digital Forensik).

Ahli Forensik dan Medikolegal, Farah Primadani Kaurow (berjilbab), hadir sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J pada Senin (19/12/2022).
Ahli Forensik dan Medikolegal, Farah Primadani Kaurow (berjilbab), hadir sebagai saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J pada Senin (19/12/2022). (YouTube/KOMPASTV)

Lantas siapakah sebenarnya sosok Farah Primadani Kaurow?

Dikutip dari tayangan Kompas TV, Farah lahir di Jakarta pada 30 Oktober 1989.

Namun, saat ini ia bertempat tinggal di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ia bekerja di Instalasi Kedokteran Forensik RS Bhayangkara Pusdokkes Polri Jakarta Timur.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com di Google, nama Farah terdaftar di database Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ia merupakan anggota IDI Cabang Kota Bekasi dengan Nomor Pokok Anggota (NPA) 132146.

Farah mengawali studinya di Universitas Yarsi dengan mengambil program studi Pendidikan Dokter pada 2007.

Ia kemudian lulus di tahun 2011 dan melanjutkan studi untuk profesi dokter di universitas yang sama.

Ia lulus Pendidikan Profesi pada 2013 silam.

Pada 2016, Farah masuk ke Universitas Indonesia.

Di sana ia menempuh studi Ilmu Kedokteran Forensik.

Dikutip dari situs Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), Farah lulus dari UI tahun 2020.

Namanya saat ini terdaftar sebagai dosen di Universitas Yarsi.

Di Universitas Yarsi, selain menjadi dosen, Farah juga menjabat sebagai Komisi Assessment Profesi Dokter.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved