Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pertolongan Pertama Gigitan Ular Berbisa, Stop Isap Darah, Belajar dari Insiden Alprih Priyono

Belajar dari insiden Alprih Priyono, inilah pertolongan pertama gigitan ular berbisa. Indonesia juga merupakan negara tropis, rentan terkena gigitan.

Editor: Olga Mardianita
Freepik/kuritafsheen77
Potret seekor ular king kobra. Ular berbisa ini telah menggigit Alprih Piryono hingga meninggal dunia. Belajar dari insiden tersebut, inilah pertolongan pertama gigitan ular berbisa. Tinggal di negara tropis, masyrakat Indonesi sudah seharusnya belajar pertolongan pertama gigitan ular berbisa. 

TRIBUNJATIM.COM - Eks asisten Panji Petualang, Alprih Priyono meninggal dunia, Rabu (21/12/2022), setelah terpatuk ular king kobra.

Belajar dari insiden tersebut, inilah pertolongan pertama gigitan ular berbisa.

Saat itu, Alprih dikabarkan terpatuk anak ular king kobra yang ia pegang saat menonton pertandingan final Piala Dunia 2022.

Ular berbisa itu diduga terkejut mendengar sorak gembira warga saat Argentina mencetak gol. Ironisnya, kegembiraan ini juga membawa kesedihan setelah ular mematuk salah satu jari tangan Alprih sebelah kanan.

Meski sempat pulih, Alprih kemudian meninggal dunia di RSUD R Syamsuddin SH.

Baca juga: Eks Asisten Panji Petualang Meninggal, Sang Ibu Mengaku Biasa saat Alprih Dipatuk Ular Kobra

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gigitan ular berbisa menjadi penyebab 100.000 kematian setiap tahun, mayoritas berasal dari negara berkembang di daerah tropis dengan penduduk padat (Dafa dan Suyanto, 2021).

Sebagai negara tropis, masyarakat Indonesia tentu masih rentan terkena gigitan ular berbisa.

Khususnya rumah-rumah yang dekat dengan habitat ular seperti sawah, pohon-pohon, dan saluran air.

Menurut Dafa dan Suyanto (2021), ular bisa saja masuk ke dalam rumah sebab ia berdarah dingin, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk menghangatkan tubuhnya.

Oleh karenanya, ilmu mengenai pertolongan pertama pada gigitan ular berbisa perlu dipahami baik-baik oleh masyarakat.

Berikut ini adalah pertolongan pertama gigitan ular berbisa, melansir dari Kompas.com.

Pertolongan Pertama Gigitan Ular

Baca juga: Ular Sawah Gegerkan Warga Probolinggo, Bersembunyi di Bawah Rak Sepatu, Pemilik Rumah Tak Tenang

Ular terutama jenis ular berbisa adalah binatang yang dapat membahayakan keselamatan manusia dapat menyebarkan racun ke dalam tubuh dan menewaskan korbannya.

Spesialis penyakit dalam dr. Andi Khomeini Takdir Haruni menjelaskan, ada beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan saat terkena gigitan ular.

"Penanganan awal yang dapat dilakukan yaitu melepaskan ular dengan tongkat atau alat bila masih menempel pada tubuh," ujar dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (21/12/2022).

Tak sampai di situ, Andi mengatakan bahwa perlu langkah-langkah lain, termasuk:

Baca juga: Panji Petualang Dinilai Tak Peduli Asistennya Meninggal Dipatok Ular, Kebaikan Alprih Priyono Dikuak

  • Melepaskan benda yang mengikat anggota tubuh, sepeti cincin dan gelang
  • Mengurangi aktivitas anggota tubuh yang terkena gigitan ular dengan cara memakaikan perban atau pakaian, tetapi jangan terlalu ketat
  • Menghindari pertolongan pertama dengan obat-obatan tradisional
  • Jika muntah, segera miringkan korban gigitan ular ke sisi sebelah kiri.

"Bawa korban ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin," ungkap Andi.
Dia menambahkan, korban dan orang-orang di sekitar juga harus menghindari beberapa hal keliru yang masih kerap dilakukan.

Misalnya, mengompres luka gigitan dan mengikatnya kencang dengan kain untuk menahan aliran darah, serta memanipulasi luka.

"Hindari memanipulasi luka dengan menyedot bisa ular atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah," tambah Andi.

Jangan isap darah Di sisi lain, Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, dr. Tri Maharani menjelaskan, racun ular tidak masuk melalui pembuluh darah, melainkan kelenjar getah bening.

Oleh karena itu, langkah awal seperti menghisap darah, mengikat, atau memijat luka gigitan ular justru memudahkan racun menyebar ke bagian tubuh lain.

Baca juga: Warga Gresik Asyik Nonton TV,Dua Ekor Ular Mendadak Keluar dari Kolong Kursi, Seketika Panik

Baca juga: Warga Wringinanom Gresik Resah, Ular Piton Habiskan Delapan Ekor Ayam, Damkar Gercep

Adapun pertolongan pertama paling tepat menurut dia, yakni dengan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya.

"Setelah mendapat pertolongan pertama, tanpa terkecuali pasien harus segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis," jelas dia kepada Kompas.com (14/9/2021).

Dampak dan Pengobatan Gigitan Ular

Dokter yang kerap disapa Maha ini menegaskan, apa pun jenis ularnya, berbisa maupun tidak, korban gigitan ular tetap harus segera mendapatkan perawatan medis.

Menurut dia, tingkat keparahan dampak dari gigitan ular terbagi menjadi beberapa tahap, antara lain:

  • Rendah menimbulkan kecacatan
  • Berpotensi menimbulkan cacat
  • Memiliki fatalitas tinggi atau kematian

Baca juga: Teror Ular Bikin Resah Warga Lamongan, Ayam di Kandang Sering Hilang Jadi Korban

Tingkat keparahan di atas akan sangat bergantung pada faktor-faktor:

  • Spesies dan ukuran ular
  • Jenis racun
  • Jumlah atau tingkat dosis racun ular yang masuk ke tubuh
  • Ketepatan pertolongan pertama dan perawatan yang diberikan

Sementara itu, Andi menyampaikan bahwa dokter umumnya akan memberikan terapi antibiotik dan pencegahan tetanus pada kasus gigitan ular tidak berbisa.

Namun, khusus kasus gigitan ular berbisa, biasanya korban akan diberikan antivenom atau Serum Anti Bisa Ular (SABU).

"Dosis SABU akan disesuaikan dengan derajat beratnya gigitan. SABU diberikan melalui injeksi atau infus dan harus disediakan adrenalin saat pemberiannya," papar Andi.

---

Sumber: Dafa, Maula Haqul dan Suyanto, Slamet. 2021. Kasus Gigitan Ular Berbisa di Indonesia. Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA, Volume 5 Edisi 1. 

Artikel ini juga telah ditayangkan di Kompas.com

Berita Jatim dan menu diet lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved