Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Indra Bekti Pendarahan Otak

Indra Bekti Pendarahan Otak hingga Dilarikan ke RS, Penyakit Apa Itu dan Apa Gejalanya?

Dikabarkan Indra Bekti pendarahan otak hingga dilarikan ke RS. Sebetulnya, apa itu pendarahan otak? Apa gejala pendarahan otak?

Editor: Olga Mardianita
Instagram Indra Bekti/Kompas.com
Indra Bekti pendarahan otak hingga dilarikan ke RS di hari ulang tahunnya, Rabu (28/12/2022). Apa itu pendarahan otak atau pecah pembuluh darah otak? Apa gejala pendarahan otak? Mari simak. 

TRIBUNJATIM.COM - Kabar Indra Bekti yang dilarikan ke rumah sakit (RS) membuat terkejut dunia hiburan Indonesia. Kabarnya, Indra Bekti pendarahan otak atau pecah pembuluh darah di otak.

Lantas, penyakit seperti apa yang diderita oleh Indra Bekti? Bagaimana gejala awalnya?

Pada Rabu (28/12/2022), Indra Bekti tidak kembali setelah izin ke toilet. Ternyata, suami dari Aldilla Jelita ini dalam keadaan pingsan.

Dikatakan oleh manajer Indra Bekti bernama Roy, ia pun dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Kondisi Indra Bekti kini masih belum sadar.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sebelum Indra Bekti dilarikan ke rumah, Roy berujar bahwa beberapa hari terakhir Indra Bekti kerap kali mengeluh sakit.

"Memang dalam obrolan beberapa hari ini, seminggu ini mengeluh pusing."

"'Roy pusing Roy', ada pusing. Dia sempat tensi, tensinya gitu," ujar Roy.

Roy mengatakan, seminggu terakhir ini Indra Bekti memang tidak enak badan.

"Seminggu ini sakit terus, pusing terus, ini pusing terus, belum ada yang berat-berat sakitnya."

"Cuma dia kan loyal terhadap pekerjaan. Jadi, enggak mau izin, tetap kerja padahal mungkin butuh istirahat kali ya," tutur Roy.

Mari kita simak apa yang terjadi saat pecah pembuluh darah di otak dalam kaca mata medis, mengutip dari Kompas.com.

Baca juga: SOSOK dan Biodata Indra Bekti, Alami Pendarahan Otak Dibawa ke RS? Izin Toilet, Ternyata Pingsan

Indra Bekti kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat pendarahan otak di hari ulang tahunnya 28 Desember.
Indra Bekti kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat pendarahan otak di hari ulang tahunnya 28 Desember. (Instagram)

Jika Pembuluh Darah Pecah di Otak

Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi di beberapa tempat, salah satunya otak.

Apabila pembuluh darah pecah di otak, hal ini akan menimbulkan pendarahan otak atau juga disebut hemorrhage.

Pendarahan tersebut bisa berakibat fatal karena terjadinya pembengkakan otak dan matinya sel-sel otak.

Diperkirakan, sekitar 13 dari 100 orang yang terkena stroke disebabkan mengalami pendarahan otak.

Penyebab pecahnya pembuluh darah di otak Peningkatan tekanan darah merupakan penyebab umum pembuluh darah di otak pecah.

Hal itu dapat membuat dinding arteri melemah dan pecah seiring waktu.

Di saat pembuluh darah di otak pecah, maka darah akan berkumpul di otak dan menyebabkan stroke.

Faktor lain yang dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak seperti dikutip dari Alodokter:

Baca juga: Arti Kata Gangguan Jiwa, Penyakit yang Diduga Dialami Gus Samsudin, Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Baca juga: Mengenal Sindrom Stockholm Diduga Diidap Lesti Kejora, Gejala Harus Diwaspadai, Lihat Bahaya Efeknya

- Kebiasaan tidak sehat

Risiko pembuluh darah pecah di otak akan meningkat jika kita sering merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang.

- Cedera kepala berat

Cedara kepala merupakan salah satu penyebab umum terjadinya pendarahan otak pada orang-orang berusia di bawah 50 tahun.

- Aneurisma

Aneurisma adalah kondisi di mana dinding pembuluh darah melebar.

Jika pelebaran dinding pembuluh darah bertambah parah, maka pembuluh darah akan pecah dan memenuhi area otak dan menimbulkan stroke.

- Angiopati amiloid

Terdapat kelainan dinding pembuluh darah akibat penumpukan protein beta amiloid.

Kondisi ini biasanya ditemui pada orang berusia lanjut dan penderita demensia atau Alzheimer.

- Malformasi arteriovenosus

Malformasi arteriovenosus juga disebut kelainan pembuluh darah, yaitu lemahnya pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak.

Kelainan ini dialami oleh seseorang sejak lahir.

Baca juga: Arti OCD Obsessive-Compulsive Disorder, Ciri Orang dengan OCD dan Penyebab hingga Gejala-gejalanya

- Penyakit hati

Terjadi gangguan dalam produksi faktor pembekuan darah, sehingga rentan terjadi pendarahan internal.

- Kelainan darah atau kelainan pembekuan darah

Hemofilia dan anemia sel sabit berpotensi menurunkan kadar trombosit darah.
Penggunaan obat pengencer darah terkadang juga memiliki efek samping, seperti pendarahan pada otak.

Gejalanya

Ilustrasi pendarahan otak
Ilustrasi pendarahan otak (Kompas.com)

Akan ada banyak gejala yang dirasakan seseorang yang mengalami pecah pembuluh darah di otak.

Gejala pembuluh darah pecah di otak yaitu sakit kepala hebat yang tiba-tiba, kesemutan di bagian tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki, dan sulit menelan.
Pasien juga akan kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua mata, kehilangan keseimbangan tubuh, sering muntah, hilang kesadaran, gangguan dalam berbahasa (menulis, bicara, dan membaca), dan mengigau.

Cara mengobati pembuluh darah pecah di otak Biasanya dokter akan mencari bagian otak yang mengalami pendarahan dari gejala yang ditimbulkan dengan melakukan beberapa tes seperti CT scan atau MRI untuk melihat kondisi pendarahan pada otak.

Orang yang mengalami pecahnya pembuluh darah di otak juga harus menjalani pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata untuk melihat adanya pembengkakan saraf optik.

Untuk mengurangi gejala yang timbul, pasien terkadang perlu menjalani operasi dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.

Ada peluang bagi pasien untuk bertahan hidup setelah pembuluh darah pecah di otak.

Namun, jika pendarahan terlalu parah atau tidak segera ditangani, peluang hidup pasien akan menurun.

Baca juga: Nasib Nikita Mirzani Imbas Penyakit Kumat, Tulang Leher Tumbuh, di Penjara Keringat Dingin, Susah

Bisa Dicegah

Pembuluh darah pecah di otak adalah kejadian yang sejatinya bisa dihindari.
Kita dapat menyetop kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.

Jangan lupa melakukan olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari, atau 150 menit per minggu.

Penderita penyakit jantung atau tekanan darah tinggi yang mengobati kondisi penyakitnya dapat meminimalkan risiko pecahnya pembuluh darah di otak.
Sedangkan untuk penderita diabetes, dianjurkan menjaga kadar gula darah tetap terkendali.

---

Artikel ini telah ditayangkan oleh Kompas.com.

Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved