Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kesehatan

Yokohama Pulse Day Fun Run 2025, Rayakan Jantung Sehat, Gaya Hidup Bugar dan Semangat Kebersamaan

Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) secara resmi meluncurkan Yokohama Fun Run 2025 sebagai pembuka rangkaian kegiatan Road to Pulse Day 2026.

Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
FUN RUN - Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) secara resmi meluncurkan Yokohama Fun Run 2025 sebagai pembuka rangkaian kegiatan Road to Pulse Day 2026. 

Ringkasan Berita:

TRIBUNJATIM.COMAsia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) secara resmi meluncurkan Yokohama Fun Run 2025 sebagai pembuka rangkaian kegiatan Road to Pulse Day 2026.

Kegiatan ini menjadi simbol dimulainya kampanye global untuk meningkatkan kesadaran terhadap gangguan irama jantung atau Aritmia, serta mengajak masyarakat menjaga kesehatan jantung melalui gaya hidup aktif dan deteksi dini.

Dipilihnya kegiatan Yokohama Fun Run 2025, yang menjadi bagian dari rangkaian APHRS Annual Scientific Sessions yang akan diadakan sepanjang 12-15 November 2025, adalah karena kegiatan ini melibatkan partisipasi massal, mampu mempromosikan gaya hidup sehat, dan menunjukkan semangat kebersamaan masyarakat.

Format ini dianggap paling ideal untuk menunjukkan bahwa kesadaran akan kesehatan jantung adalah milik semua orang. Sebanyak 120 peserta dari APHRS Annual Scientific Sessions turut ambil bagian dalam kegiatan fun run, yang diikuti oleh para penggiat kesehatan irama jantung dari berbagai belahan dunia. Peserta terdiri atas anggota APHRS dan JHRS, serta delegasi dari EHRA, HRS, dan LAHRS.

Baca juga: 10 Manfaat Puasa Ramadan untuk Kesehatan: Mengontrol Gula Darah hingga Mendukung Kesehatan Jantung

Fokus Kampanye 2026: Atrial Fibrillation (AF) dan Gerakan MENARI

Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, Head of Pulse Day Task Force, Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) menjelaskan bahwa acara ini juga menjadi soft launching dari Pulse Day 2026, setelah sebelumnya telah melakukan press conference road to Pulse Day 2026 pada 6 November 2025 lalu di Jakarta. 

"Kegiatan ini menegaskan pesan bahwa aktivitas fisik, pemeriksaan denyut nadi, dan pencegahan penyakit jantung harus berjalan beriringan. Para peserta akan menikmati kegiatan lari pagi di area Rinko Park South Exit Plaza, mengunjungi berbagai booth edukasi, dan mengenakan atribut bertema Pulse Day sebagai bentuk dukungan terhadap kampanye global ini," tuturnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/11/2025).

“Sebagai bagian dari APHRS Annual Scientific Sessions, selain kegiatan fun run, APHRS juga akan menyelenggarakan pertemuan ilmiah tahunan serta berbagai simposium terkait. Hal ini mencerminkan komitmen APHRS untuk terus memajukan penanganan aritmia melalui kolaborasi ilmiah dan pertukaran pengetahuan di antara para anggotanya, serta organisasi nasional dan internasional lainnya. Sesi ilmiah ini menampilkan pemaparan ilmiah interaktif, fokus pada penelitian terbaru dalam manajemen aritmia, serta pelatihan keterampilan praktis melalui APHRS Learning Village,” jelasnya.

dr. Dicky menjelaskan, tahun lalu, kampanye ini dipimpin oleh European Heart Rhythm Association (EHRA) bekerja sama dengan APHRS, Heart Rhythm Society (HRS), dan Latin American Heart Rhythm Society (LAHRS).

Namun tahun ini, kampanye ini akan dipimpin oleh APHRS bersama organisasi mitra dari berbagai kawasan untuk memperkuat pemahaman publik mengenai Aritmia, mendorong Masyarakat untuk MENARI (MEraba NAdi sendiRI / feel the pulse) serta mendorong tindakan pencegahan di tingkat individu dan komunitas.

“Yokohama Fun Run 2025 ini diselenggarakan oleh APHRS bekerja sama dengan Japanese Heart Rhythm Society (JHRS). Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kesehatan jantung dapat tumbuh melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat luas. Melalui kegiatan seperti Fun Run ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa menjaga irama jantung bukan hanya urusan
medis, tetapi gaya hidup yang bisa dimulai dari diri sendiri,” kata dr. Dicky.

Pulse Day sendiri merupakan kampanye global yang diperingati setiap tanggal 1 Maret (1/3), sebagai pengingat bahwa satu dari tiga orang berisiko mengalami aritmia jantung yang signifikan dalam hidupnya. Kampanye ini mendorong masyarakat dunia untuk mampu mengenali dan memeriksa denyut nadi secara rutin. Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan
jari tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan 2 untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit.

Kampanye Pulse Day tahun ini (Pulse Day 2026) akan berfokus pada peningkatan kesadaran terhadap Atrial Fibrillation (AF) atau fibrilasi atrium, salah satu jenis aritmia paling umum yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat global. Di kawasan Asia-Pasifik, yang menjadi rumah bagi lebih dari separuh populasi dunia, angka kejadian AF terus meningkat. Meski kemajuan teknologi kesehatan semakin pesat, masih terdapat ketimpangan besar dalam akses terhadap layanan aritmia yang komprehensif.

Dr. Dicky menjelaskan, “AF diketahui dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat dan gagal jantung hingga tiga kali lipat, namun banyak kasus yang belum terdiagnosis, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya. Melalui edukasi publik dan kegiatan komunitas, APHRS ingin menjadikan kebiasaan memeriksa denyut nadi sebagai langkah universal yang sederhana namun
efektif untuk deteksi dini AF, sehingga komplikasi yang dapat dicegah tidak berujung fatal.”

“Beban penyakit kardiovaskular dan aritmia di kawasan Asia-Pasifik terus meningkat. Meskipun kemajuan dalam bidang kesehatan dan teknologi cukup pesat, akses terhadap layanan aritmia masih sangat tidak merata. Berdasarkan APHRS White Book 2023, jumlah tindakan penyelamatan jiwa seperti kateter ablasi dan implantable cardioverter-defibrillator (ICD) di beberapa negara masih ratusan kali lebih rendah dibandingkan negara maju. Kondisi ini menjadi sinyal penting bahwa dibutuhkan strategi bersama dan kebijakan kesehatan berkelanjutan untuk menutup kesenjangan tersebut,” jelas dr. Dicky.

Selama ini, jelasnya, APHRS telah berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas layanan aritmia melalui program pelatihan regional, pertukaran riset, dan program fellowship. Upaya tersebut telah menghasilkan kemajuan nyata, namun APHRS menyadari bahwa pemerataan layanan hanya dapat dicapai melalui reformasi kebijakan yang berkelanjutan, perluasan tenaga medis terlatih, serta
peningkatan akses terhadap teknologi pengobatan terkini.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved