Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Inilah Tampang Para Pembunuh Berantai Habisi 9 Orang, Sudah Keriput, Modus Penipuan Supranatural

Inilah tampang para pembunuh berantai habisi sembilan orang, sudah tua dan penuh keriput lakukan penipuan kedok supranatural.

Penulis: Alga | Editor: Arie Noer Rachmawati
ISTIMEWA
Tampang tiga pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin, Jumat (20/1/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Tampang tiga pelaku pembunuhan berantai atau serial killer di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat, akhirnya terkuak.

Ketiganya adalah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin yang juga jadi korban.

Dari foto yang diterima, tersangka Solihin alias Duloh merupakan pelaku tertua yakni berumur 63 tahun.

Perawakannya kurus hingga wajah keriputnya penuh janggut dan kumis serta rambutnya memutih.

Baca juga: Demi Tutupi Pembunuhan Berantai, Wowon Tega Racuni Istri hingga Tewas, Anak Ikut Jadi Korban

Sementara partner in crime Duloh yakni Wowon Erawan alias Aki, berusia tiga tahun lebih muda dari Duloh.

"Duloh dan Aki ini adalah partner in crime," ucap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023).

Sedangkan untuk tersangka ketiga yakni M Dede Solehudin umurnya jauh lebih muda dari keduanya.

Dia masih berumur 35 tahun sehingga jadi paling muda.

Dede sendiri juga merupakan korban yang bersama empat lainnya yang diracun di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

Dia kini harus dirawat di rumah sakit bersama anak Wowon yang bernama Neng Ayu (5), akibat kopi yang dimasukkan pestisida hingga racun tikus.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantar Gebang.

Awalnya korban bernama Ai Maemunah dan kedua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16), tewas keracunan.

Sementara itu masih ada dua korban yang masih dirawat di rumah sakit yakni bernama Neng Ayu (5) dan M. Dede Solehudin.

Tampang tiga pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin (Istimewa)
Tampang tiga pembunuh berantai atau serial killer bermodus supranatural di Bekasi hingga Cianjur bernama Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin (Istimewa)

Tak hanya di Bekasi, ternyata ada aksi pembunuhan lain yang dilakukan para tersangka di Cianjur dan Garut, Jawa Barat.

Di Cianjur, terdapat lima orang korban yang empat di antaranya merupakan keluarga dari pelaku.

Wowon membunuh Wiwin yang merupakan istrinya.

Dia juga membunuh anaknya, Bayu (2), dan mertuanya yang juga ibu Wiwin yakni Noneng.

Keempat jenazah tersebut dimasukkan ke tiga lubang di sekitar rumah Wowon di Cianjur dengan semua barang-barangnya.

Lubang lalu langsung dicor dan dikeramik agar jejak korban tak terlihat.

Selanjutnya, satu korbang masih belum diketemukan jasadnya.

Pengakuan Wowon, dia membunuh satu lagi, namun tak diberi tahu dikemanakan jasad korban.

Lalu satu korban lainnya di Garut, Jawa Barat, dibuang ke laut oleh Wowon cs, dan bisa diketemukan lalu dimakamkan secara laik.

Baca juga: Kematian 1 Keluarga di Bekasi Ternyata Membuka Tabir Pembunuhan Berantai, 3 Dicor 2 Dibuang ke Laut

Fadil menyebut, kasus pembunuhan ini adalah serial killer yang dikemas supranatural dengan janji membuat kaya.

"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer."

"Dengan motif janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ujar Fadil .

Fadil mengatakan, Wowon tega melakukan aksinya tersebut karena para korban ini dianggap berbahaya.

Para korban disebut sudah mengetahui praktek kejahatan Wowon tersebut.

"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui dia melakukan tindak pidana lain," ucapnya.

"Jadi perjalanan perjuangan pembunuhan itu diawali dengan penipuan, janji, dan motivasi untuk capai kesuksesan hidup," terangnya.

"Setelah korban serahkan harta bendanya, lalu kemudian para korban dihilangkan, termasuk saksi-saksi yang mengetahui."

"Jadi itu yang dia sebut perjuangan," terang Fadil.

"Mengapa mereka (korban) dibunuh, karena ada potensi kejahatannya (para pelaku) terbuka," kata Fadil.

Momen petugas labfor yang mengevakuasi jenazah satu keluarga di Bekasi
Momen petugas yang mengevakuasi jenazah satu keluarga tewas diracun di Bekasi (Tribun Jakarta - Tribun Jateng)
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved