Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Misteri Kematian Aipda Gusar Silaen, Disebut Bunuh Diri Tapi Janggal, Sempat Diusir dari Rumah Istri

Sebelumnya diduga bunuh diri, kematian Aipda Gusar Silaen kini dinilai janggal. Hubungannya dengan keluarga istrinya pun terungkap.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Tribunnews
ILUSTRASI Berita kematian Aipda Gusar Silaen yang dinilai janggal. 

TRIBUNJATIM.COM - Kematian anggota Polsek Binjai Utara bernama Aipda Gusar Silaen kini menjadi sorotan.

Sebelumnya diduga bunuh diri, kematian Aipda Gusar Silaen kini dinilai janggal.

Hubungannya dengan keluarga istrinya pun terungkap.

Seperti apa ceritanya?

Aipda Gusar Silaen ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah rumah di kawasan Kecamatan Medan Helvetia.

Anggota Polsek Binjai Utara itu ditemukan tewas dengan jeratan di lehernya yang tergantung di pintu kamar mandi.

Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, jasad anggota Polri ini ditemukan pada Minggu (15/1/2023) kemarin.

"Iya, ada penemuan anggota Polri dalam keadaan meninggal dunia, kemarin," kata Fathir, Senin (16/1/2023), dikutip TribunJatim.com dari TribunMedan.

Ia menuturkan, dugaan awal penyebab meninggalnya anggota polisi itu lantaran bunuh diri.

"Dugaan sementara bunuh diri, pemeriksaan awal di tubuhnya juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan," sebutnya.

Baca juga: Suami di Lombok Gagal Buat Skenario Istri Bunuh Diri, Kesalahan Fatal Kuak Aksi Keji, Suka Melawan

Fathir menyampaikan, meski demikian, pihaknya masih menunggu keterangan resmi dari pihak medis, untuk mengetahui pasti penyebab kematiannya.

"Sudah kami lakukan visum, tapi lengkapnya nanti kami sampaikan, kita tunggu keterangan dari dokter," ungkapnya.

Lebih lanjut, dikatannya, sejauh ini tidak ditemuan kejanggalan di lokasi kejadian dan juga tubuh Aipda GS.

"Untuk sementara, belum ada hal yang mencurigakan. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan," pungkasnya.

Baca juga: Malang Geger, Warga Gedangan Tiba-tiba Tabrakkan Diri ke Kereta Api, Bunuh Diri?

Sementara itu, menurut kuasa hukum keluarga korban, Hengki Silaen, terdapat banyak kejanggalan dalam kematian anggota Polsek Binjai Utara tersebut.

Ia mencatat, ada beberapa poin yang menjadi dugaan kuat bahwa korban meninggal dunia bukan disebabkan karena gantung diri.

"Posisi tubuh almarhum tergantung tali rafia dan leher terikat tali nilon dalam posisi longgar, tidak melayang dan posisi kaki tertekuk bersentuhan dengan lantai," kata Hengki kepada Tribun Medan, Selasa (31/1/2023).

"Telapak tangan kiri dan kanan terlihat kotor, di lantai ada darah segar dari jari kaki kanan. Kaki kanan dan kiri korban berlumpur," ujarnya.

"Kaki kanan dan kiri korban lebam, kaki kanan dan kiri ada terlihat menempel darah yang mengering, kaki kanan ada luka terbuka," sambungnya.

Hengki mengungkapkan, berdasarkan temuan tersebut pihaknya menyimpulkan bahwa ada kejanggalan dalam kematian Aipda Gusar Silaen.

"Kejanggalan-kejanggalan ini harus diungkap oleh polisi ke publik dan diproses secara hukum," sebutnya.

Dikatakannya, pihak keluarga berharap agar kasus kematian anggota polisi tersebut bisa diungkapkan, untuk memberikan rasa adil terhadap keluarga korban.

"Kita berharap kepada pihak kepolisian, agar terbuka dalam menangani kasus ini dan membuka seterang-terangnya, apa penyebab kematian dari korban ini," ujarnya.

Sejauh ini, ia mengaku belum berani menyebutkan dugaan kematian korban karena dibunuh.

"Dalam kasus ini kalau ada dugaan pembunuhan biar itu kepolisian yang mengungkapkan, kita tidak bisa menduga," ungkapnya.

Baca juga: Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Karyawati di Malang Sempat Minum Sesuatu, Teman Ungkap Kesaksian

Hengki menuturkan, ke depan pihak keluarga juga siap apabila pihak kepolisian melakukan ekshumasi atau bongkar kuburan.

"Kita bersedia untuk melakukan ekshumasi ulang, apabila dibutuhkan langkah hukum," tuturnya.

Lebih lanjut, dikatakannya bahwa saat ini kasus tersebut juga masih ditangani oleh Polsek Helvetia.

Ia menegaskan, apabila kasus tersebut tidak kunjung terungkap, pihaknya akan membuat laporan ke Polda Sumut dan Mabes Polri.

"Apabila nanti dugaan ini tidak terungkap kita akan tetap menyuarakan, artiannya ini terbuka baik itu Mabes sampai tingkat terendah. Jangan dianggap masalah kecil," katanya.

Baca juga: Diduga Depresi Karena Ditinggal Istri, Pria di Kepanjen di Malang Gantung Diri, Polisi Ungkap Fakta

Kematian Aipda Gusar Silaen juga meninggalkan tanda tanya besar bagi pihak keluarga.

Menurut Dora Silaen, kakak kandung Aipda Gusar Silaen, sebelum ditemukan meninggal dunia, adiknya sedang terlibat perselisihan dengan keluarga istrinya.

Bahkan, adiknya pernah diusir dari rumah oleh istrinya bernama Denni Simanjuntak dan keluarganya.

"Belakang ini memang kurang harmonis hubungan dia dengan istrinya. Bulan November lalu orang itu bertengkar, adik saya ini di usir dari rumah," kata Dora kepada Tribun Medan, Selasa (31/1/2023).

Ia menjelaskan, ketika diusir itu, Aipda Gusar tinggal di tempat keluarganya, dan kembali ke rumah tersebut pada awal Januari 2023.

"Dia ngeluh nggak sanggup lagi tinggal di rumah itu dan dia merasa nggak cocok lagi dengan keluarga dari pihak istrinya," sebutnya.

"Karena kalau bertengkar orang tua istri atau mertuanya ini sering ikut campur," sambungnya.

Dora menyebutkan, setelah dinasihati oleh pihak keluarga, akhirnya di awal Januari 2023, Aipda Gusar kembali ke rumah tempat ia ditemukan meninggal tersebut.

"Terakhir jumpa pas malam tahun baru itu, saya nasihati adik saya biar pulang. Dari situ, sampai pulang nggak pernah lagi ketemu," bebernya.

Dijelaskannya, dari informasi yang didapatkannya saat ditemukan meninggal dunia, Aipda Gusar sedang berada sendirian di dalam rumah.

Sementara, istri dan kedua anaknya menginap di rumah mertua korban yang kebetulan berada di samping rumahnya.

Lalu, keesokan paginya pada Minggu (15/1/2023) anak pertama korban datang dan berniat untuk membangunkan Aipda Gusar di lantai dua rumah.

"Waktu anaknya ini mau naik ke atas, tampak pintu kamar mandi, dia melihat ada tali tergantung dia turun ke bawah," ujarnya.

Baca juga: Kakek di Ponorogo Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pos Kamling Depan Rumahnya

Kemudian, ia menjelaskan anaknya itu langsung memanggil adiknya dan menghubungi paman (tulang).

"Dia telepon tulangnya bilang kalau papanya di atas nggak mau turun. Terus datang tulangnya, mereka sama-sama naik ke atas," ungkapnya.

Dora menuturkan, ketika berada di atas mereka pun langsung histeris melihat kondisi Aipda Gusar dalam keadaan meninggal dunia.

Kemudian, dikatakannya dirinya yang mendapatkan kabar bahwa adiknya telah meninggal dunia langsung mendatangi lokasi.

"Kami meluncur ke tempat kejadian, di sana sudah ramai kami tidak bisa lagi naik ke atas. Sampai dibawa ke rumah sakit," ujarnya.

"Kalau sosok adik saya, dia baik, ramah dan suka berseloroh. Dia polisi aktif dari tahun 1995 sampai kejadian," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved