Berita Ponorogo
Fenomena Tanah Gerak Hantui Ratusan Warga Desa Wates Ponorogo, BPBD Minta Warga Siap Ngungsi: Jaga
Bencana tanah gerak kembali menghantui di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Tepatnya di Dukuh Krahan Kulon, RT 01 RW 03, Desa Wates.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Bencana tanah gerak kembali menghantui di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Tepatnya di Dukuh Krahan Kulon, RT 01 RW 03, Desa Wates.
“Sejak Juni 2022 lalu sudah ada retakan. Waktu itu (Juni 2022) kurang lebih ada pergeseran tanah sebesar 5 centimeter,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Henry Indra Wardhana, Jumat (3/2/2023).
Kemudian, pada Desember kembali pergerakan. Lalu pada Januari 2024 lalu kembali ada retak dan bergerak di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.
“Kami sudah mengecek kembali. Dalamnya retakan sudah menjadi 1,5 meter. Lalu panjangnya 20 meter,” kata Henry ketika ditemui di kantor BPBD Ponorogo.
Baca juga: Cara Gus-Gus Nusantara Jatim Atasi Kelangkaan Air di Ponpes Darul Hikam Ponorogo
Menurutinya, retakan itu di area persawahan Desa Wates. Selain itu di jalur utama jalan Desa Wates. Dia menjelaskan jika alur retakan, saat tim meninjau lokasi jika berdampak pada tiga rumah.
“Untuk yang tiga rumah itu sudah dikosongkan oleh penghuni. Itu setelah kami melakukan survei dan keterangan pemerintah desa,” terang mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP).
Jika nanti terjadi longsor, dan mahkota longsor itu jatuh. Juga mengancam 4 rumah yang lain. Hasil itu sesuai dengan foto satelit yang telag dilakukan oleh BPBD Ponorogo.
Baca juga: Ponorogo Masih Zona Hijau Kasus LSD, Peternak Diimbau Tetap Waspada Gejala hingga Kebersihan Kandang
“Kalau hujan turun. Kami sudah mengimbau pemilik 4 rumah untuk mengungsi sementara bagi penghuni. Jaga-jaga kalau memang terjadi longsor. Jangan sampai ada korban jiwa,” urainy.
Menurutnya, laporan masuk pada Juni 2022 lalu. BPBD telah melakukan pemantauan dan mitigasi kepada warga di Desa Wates.
Selain jalan, juga ada area persawahan. Henry menyebut jika daerah persawahan ini yang agak kesulitan. Pasalnya area persawahan tidak mungkin jika tidak ditanami.
“Khawatir ada air masuk dalam retakan. Tetapi kalau tidak ditanami, warga bakal kerja apa.Kita kordinasi dengan desa,” terangnya.
Baca juga: Biaya Haji 2023 Naik Capai Rp 69 Juta, Kemenag Ponorogo Sebut Rasional, ini Penjelasannya
Sementara salah satu warga Desa Wates, Henik Lia mengatakan jika dengan adanya tanah retak itu menjadikan dia sedikit kesukitan untuk ke dukuh lain. Sehingga dia harus berputar.
“Daripada saya kenapa-kenapa. Ya mending mutar saja. Walaupun agak sedikit jauh. Ya dulu pernah juga retak,” pungkasnya.
Sosok Kepala SMK 2 PGRI Ponorogo yang Rugikan Negara hingga Rp 25 M, 11 Bus dan Pajero Sport Disita |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polres Ponorogo Sediakan Lahan 31 Hektar Untuk Tanam Jagung |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo :Bangun IGD Terpadu Hingga Rumah Sakit Rasa Hotel |
![]() |
---|
Wabah PMK di Ponorogo Masih Belum Landai, Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang |
![]() |
---|
Pengangguran yang Kecanduan Karaoke bersama LC di Ponorogo, Tak Kapok 4 kali Dipenjara Demi Nyanyi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.