Berita Mojokerto
Ayah Mahasiswa di Surabaya Curiga Seragam Anak Berubah, CCTV Kuak Fakta Kematian, 'Dada Luka Memar'
Pihak keluarga meminta polisi mengusut tuntas kasus mahasiswa Politeknik Surabaya yang meninggal diduga dianiaya senior.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Pihak keluarga meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menyebabkan MRFA (19) mahasiswa di salah satu Politeknik Surabaya meninggal diduga dianiaya seniornya.
Mereka mendesak aparat penegak hukum menindak tegas terduga pelaku yang terlibat.
M Yani (47) ayah korban, mengatakan putranya meninggal secara tidak wajar diduga dianiaya.
Hal ini terungkap setelah pihak keluarga mengetahui adanya sejumlah luka-luka di bagian dada, kepala dan leher korban saat berada di rumah sakit Sukolilo, Surabaya.
Mereka pun yang sebelumnya menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah korban akhirnya bersedia dan meminta polisi untuk melakukan ekshumasi.
"Permintaan keluarga (Ekshumasi, Red) dasarnya karena ada tanda-tanda penganiayaan diketahui ada luka-luka di kepala, leher sampai dada luka memar," jelasnya saat ditemui di tempat ekshumasi, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Merasa Janggal dengan Kematian Mahasiswa di Surabaya, Ayah Beber Curhatan sang Anak: Kalau Kuat
Ia mengatakan awalnya memang ada penolakan autopsi jasad saat kejadian dari nenek yang bersangkutan sehingga korban hanya dilakukan visum luar dan dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Pudakpulo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Namun sebagai orangtua, Yani akhirnya meminta polisi untuk melakukan ekshumasi guna keperluan autopsi jasad korban.
"Harapannya dari autopsi ini segera terungkap dan pelakunya segera tertangkap diproses sesuai hukum yang berlaku," ungkapnya.
Yani menduga penyebab putranya meninggal akibat tindakan kekerasan di dalam kampus di salah satu Politeknik Surabaya.
Dia semakin curiga lantaran seragam yang dipakai anaknya saat kejadian telah diganti sesampainya korban dibawa di rumah sakit.
Sebelumnya korban mengenakan seragam doreng dan usai kejadian berganti menjadi baju PDL warna hitam.
"Saya lihat dari rekaman CCTV itu (Korban, Red) masuk kamar mandi kampus mengenakan pakaian doreng tapi di rumah sakit sudah diganti PDL hitam," terangnya.
Baca juga: Mahasiswa di Malang 4 Hari Tak Keluar Kamar, Penghuni Kos Kaget saat Buka Pintu, Kondisi Mengenaskan
Sebelumnya dua pekan lalu, korban sempat bercerita ke neneknya sering mendapat kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan senior di kampusnya.
"Saya juga tidak paham pelanggaran apa yang dilakukan anak saya sampai diperlakukan seperti itu," terangnya.
Masih kata Yani, ia mengetahui kabar duka itu dari telepon pihak kampus bahwa anaknya sudah meninggal di Rumah Sakit Sukolilo, Surabaya, pada Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 22.45 WIB.
Saat itu keterangan pihak kampus bahwa anak pertamanya itu meninggal akibat terpeleset dari kamar mandi.
"Saya lihat ada kejanggalan dari kondisi fisik ada tanda-tanda penganiayaan luka selanjutnya malam itu juga saya lapor ke Polsek karena dugaan penganiayaan," bebernya.
Menurut dia, dari rekaman CCTV terlihat korban disuruh masuk oleh seniornya ke dalam kamar mandi.
"Kondisinya dibariskan yang mengawal satu orang disuruh masuk setelah keluar korban dibopong tiga orang dugaannya penganiayaan di dalam kamar mandi itu. Kondisinya bukan tak sadar tapi sudah tidak bernyawa, sudah meninggal," ucap Yani.
Seperti yang diketahui, Tim Labfor Polda Jatim bersama Resmob Polrestabes Surabaya melakukan autopsi terhadap jenazah korban MRFA (19) mahasiswa di salah satu Politeknik Surabaya yang meninggal diduga dianiaya seniornya.
Ekshumasi itu dilakukan di pemakaman Tanjunganom, Dusun Pudakpulo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, pada Selasa (7/2/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.
Polisi melakukan ekshumasi ini tujuannya agar dari tim forensik Polda Jatim dapat menentukan penyebab kematian korban guna keperluan penyelidikan.
Baca juga: Hasil Visum Mahasiswa UI Menjawab Kronologi, Ternyata Keluarga Hasya Tak Tahu Hasilnya, IPW Prihatin
Berita Mojokerto lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Politeknik Surabaya
Sukolilo
ekshumasi
Mojokerto
penganiayaan
Polrestabes Surabaya
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita Jatim terkini
5 Tahun Lalu Warga Sudah Patungan, Jalan Rusak di Mojokerto Tak Digubris, Pemda: Belum Bisa Akomodir |
![]() |
---|
Sambut Libur Panjang, Ratusan Bus di Terminal Kertajaya Mojokerto Diperiksa |
![]() |
---|
Jadwal Pembelajaran Bulan Ramadan di Mojokerto, Awal Puasa Siswa Belajar di Rumah |
![]() |
---|
Kisah Bripka Muliono, Polisi di Mojokerto yang Nyambi Jadi Petani Setelah Bertugas |
![]() |
---|
Ini Penyebab Program Makan Bergizi Gratis di Kota Mojokerto Ditunda hingga 3 Februari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.