Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Trenggalek

Posyandu Jadi Ujung Tombak Penurunan Stunting di Trenggalek, Dinkes Ungkap Pentingnya Deteksi Dini

Posyandu jadi ujung tombak penurunan angka stunting di Trenggalek, Dinkes ungkap pentingnya deteksi dini.

TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra
Forum Rembuk Stunting di Rumah Coklat, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Kamis (9/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Untuk menekan angka prevalensi stunting pada anak, Pemkab Trenggalek, Jawa Timur, mengedepankan upaya preventif.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhammad Natanegara saat membuka Rembuk Stunting di Rumah Coklat, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Kamis (9/3/2023).

Dalam forum tersebut, dihadirkan sejumlah narasumber, mulai dari dokter spesialis anak, hingga perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim.

"Forum rembuk stunting ini adalah penerus dari apa yang telah dilakukan Pemkab Trenggalek, yaitu sosialisasi sebagai upaya preventif untuk menekan stunting," kata Syah Muhammad Natanegara, Kamis (9/3/2023).

Ia berharap semua pihak yang hadir dalam forum tersebut bisa menjadi kader untuk meneruskan informasi ke lingkungannya, sehingga langkah-langkah pencegahan stunting bisa sampai ke keluarga masyarakat.

"Selain itu, kita juga bersiap memasuki Indonesia emas, maka ini jadi isu yang menarik saat stunting (di Trenggalek) yang sempat naik, kita berupaya agar bisa turun," lanjutnya.

Syah menyebutkan pada tahun 2021, angka stunting di Trenggalek sebesar 18 persen, lalu pada tahun 2022 naik menjadi 19,5 persen.

Banyak yang mempengaruhi kenaikan angka stunting tersebut, salah satunya adalah pandemi Covid-19 yang berdampak pada semua lini, termasuk ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan pemenuhan gizi anak.

"Kita targetkan tahun ini bisa turun hingga 14 persen (sesuai target nasional), untuk itu intervensi akan dilakukan sampai dasawisma," jelas Syah.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Sunarto mengatakan, secara survei status gizi (SSG), angka stunting Trenggalek memang sedikit naik.

Baca juga: Ibu di Ponorogo Viralkan Kejadian Anak Stunting Diberi Susu Kental Manis oleh Kader Posyandu

Namun jika melihat hasil bulan penimbangan, angka stunting Trenggalek turun dari 9 persen menjadi 7 persen.

"Memang berbeda, kalau SSG ambil sampling, sedangkan bulan penimbangan semua anak. Jadi kemungkin saat sampling kebetulan banyak yang stunting, sehingga angkanya naik," jelas Sunarto.

Namun begitu, hal tersebut tidak menjadi masalah.

Menurut Sunarto, yang lebih penting adalah fokus pada penanganan penurunan stunting, salah satunya adalah dengan optimalisasi posyandu.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved