Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Pemprov Jatim

Kasus Difteri di Jatim Melonjak, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Jumlah kasus difteri di Jawa Timur mengalami peningkatkan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Fatimatuz Zahroh
Kasus Difteri di Jatim Melonjak, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jumlah kasus difteri di Jawa Timur mengalami peningkatkan bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.

Berdasarkan data Pemprov Jatim, hingga Maret 2023 terjadi sebanyak 51 kasus difteri yang tersebar di 26 kabupaten/kota. Dari jumlah total kasus tersebut sebanyak 4 kasus meninggal dunia.

Dengan kejadian ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerbitkan Surat Edaran Gubernur tanggal 17 Februari 2023.

Surat edaran itu berisi perihal Kewaspadaan terhadap Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri dan rubela kepada Bupati/Walikota se-Jawa Timur. 

“Ayo segera bawa anak-anak kita ke Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat agar melengkapi status imunisasinya dan selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” ajak Gubernur Khofifah, Rabu (15/3/2023). 

Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menekankan bahwa Pemprov Jatim bekerjasama dengan Dinkes kabupaten/kota dalam menanggulangi penyakit difteri

Antara lain dengan cara melakukan penyelidikan epidemiologi kasus difteri, melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) di wilayah yang terdampak kasus difteri serta menyiapkan logistik berupa vaksin difteri dan anti difteri serum.

Gubernur Khofifah mengatakan, kewaspadaan ini juga selaras dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.03.02/C/976/2023, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022. 

Pasalnya beberapa wilayah di Indonesia juga tengah terjadi peningkatan KLB PD3I, khususnya penyakit campak dan difteri.

Untuk itu Khofifah menghimbau masyarakat, untuk bersama sama melakukan upaya pencegahan dan pengendalian PD3I, khususnya difteri di Jawa Timur.

“Saya instruksikan Kepala Dinkes Jatim agar berkordinasi intensif dengan Kepala Dinkes di 38 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan surevilans Difteri dan PD3I lainnya melalui peningkatan kewaspadaan dini dan respon di wilayah, salah satunya adalah dengan pelaporan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR),” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Erwin Astha Triyono menjelaskan bahwa penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan menular melalui droplet. 

Dengan kata lain, sambungnya, apabila seseorang tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air ludah orang lain yang terpapar difteri saat batuk atau bersin serta menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita maka berpotensi tertular.

“Karena penularannya melalui droplet dan sentuhan benda yang terkontaminasi dengan air liur penderita, saya imbau juga agar masyarakat terus menerapkan PHBS, salah satunya dengan cara memakai masker jika di tempat terindikasi terjadinya kasusserta selalu rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,” ujar Erwin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved