Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

SOSOK Sapardi Djoko Damono, Kelahiran Penyair Legendaris Indonesia Dirayakan Google, Suka 'Kluyuran'

Senin (20/3/2023), Google Doodle menampilkan sosok penyair legendaris Tanah Air. Ia adalah Sapardi Djoko Damono. Bagaimana sosoknya?

Editor: Olga Mardianita
Instagram @damonosapardi
Kelahiran sosok penyair Legendaris Tanah Air dirayakan oleh Google Doodle, Senin (20/3/2023). Siapakah sosok Sapardi Djoko Damono tersebut? 

TRIBUNJATIM.COM - Sesuatu terlihat berbeda saat Anda membuka laman utama Google hari ini, Senin (20/3/2023).

Di sana, Anda akan melihat sosok pria bertopi dan berkacamata.

Membawa payung untuk melindungi diri dari hujan, pria itu menenteng sebuah buku bersampul coklat.

Tentu saja banyak orang akan bertanya-tanya: Siapakah pria tersebut?

Ternyata, pria tersebut adalah Sapardi Djoko Damono.

Pertanyaan selanjutnya pun bermunculan, siapa Sapardi Djoko Damono?

Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai seorang penyair legendaris Tanah Air.

Merupakan anak seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Sapardi banyak menghabiskan masa kecilnya di Solo.

Tak hanya besar di Indonesia, karya-karya pria lulusan UGM itu juga telah mendunia.

Selain sebagai penyair, Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai penulis puisi dan buku.

Banyak karya-karya yang dihasilkan dan cukup terkenal di masyarakat.

Baca juga: SOSOK dan Biodata Cesen Istri Marshel Widianto, Eks Personil JKT48 Ini Baru Melahirkan Anak Pertama

Baca juga: Sosok dan Biodata Kasatlantas Polres Lumajang AKP Radyati Putri Pradini, Tak Lupakan Erupsi Semeru

Sosok Sapardi Djoko Damono menjadi Google Doodle.
Sosok Sapardi Djoko Damono menjadi Google Doodle. (Google)

Dalam buku Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya (2006) karya Bakdi Soemanto,Sapardi Djoko Damonodilahirkan diSolopada, 20 Maret 1940 tepatnya di daerah Kratonan.

Ia merupakan anak pertama pasangan Sadyoko dan Sapariah. Ayahnya merupakan seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta yang mempunyai keahlian menatah wayang kulit.

Sejak kecil Sapardi suka Kluyuran seperti ayahnya dengan pergi atau main ke berbagai tempat.

Namun, setelah pindah rumah dari Ngadijayan yang merupakan rumaheyang(kakek) Sapardi ke daerah Komplang daerahSolobagian utara.

Ia lebih banyak tinggal di rumah. Karena daerah yang ditempat tidak ramai seperti di tempat tinggal sebelumnya dan belum ada listrik. Penerangan dilakukan menggunakansenthiratauteplok.

Akan tetapi, keputusannnya banyak di rumah dan menikmati kesendirian itu tidak menghentikan untukkluyuran. Namun,kluyurannnya bukan dalam arti fisik di dunia nyata melainkan di dunia batinnya.

Dengan kata lain, Sapardi terus menerus pengembaraan. Jelasnya, dengan masuk ke dalam telinganya sendiri, Sapardi menyusup ke dalam sanubarinya.

Sambil membongkar pasang kata, untuk mendengarkan secara lebih jelas dan terang bisikan yang diucapkan kepadanya.

Menulis Puisi

Pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang, Sapardi mulai menulis puisi. Ia belajar menulis pada November 1957.

Ia menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip maupun menerjemahkan. Satu bulan setelah belajar menulis, karya yang berupa sajak dimuat di majalah kebudayaan yang terbit di Semarang.

Namun, ia lupa judul sajak yang ditulis dan majalah yang memuat hasil karyanya.

Tahun berikutnya, sajak-sajaknya mulai bermunculan di ruang-runag kebudayaan diberbagai penerbitan seperti penerbitan yang diasuh oleh H.B Jassin.

Saat kecil, Sapardi masuk di Sekolah Rakyat (SR) Kasatriyan yang berada di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta. Setelah tamat SR, ia melanjutkan di SMP II yang lokasinya di wilayah Mangkunegaran.

Kemudian masuk ke SMA II Solo, setekah lulus masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan.

Ia pernah memperdalam pengetahuan tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat, pada 1970—1971.

Sejak masuk sekolah, ia sudah bergelut dengan dunia sastra. Ia sering ikut mengisi majalah dinding.

Baca juga: Sosok dan Biodata Nani Wijaya, Emak Bajaj Bajuri Meninggal Dunia, Debut Akting di Usia 16 Tahun

Baca juga: Sosok G Pria di Undangan Nikah Nathalie Holscher, Bukan Faris? Eks Sule Sempat Bahas ‘Terlalu Cepat’

Penyair Sapardi Djoko Damono atau kerap ditulis dengan singkatan namanya, SDD.
Penyair Sapardi Djoko Damono atau kerap ditulis dengan singkatan namanya, SDD. (Tribunnews.com/Herudin)

Memiliki bakat lain

Selain menulis puasi, Sapardi juga sebagai penulis. Ia belajar melukis dari sahabatnya bernama Jeihan.

Persahabatan dengan Jeihan membuka jalan terciptanya patung Sapardi telanjang yang secara khusus diciptkan sang pelukis untuk pameran lukisan Jeihan di Jakarta pada 29 Juli 2005.

Pernah lukisannya dilelang untuk amal bersama dengan beberapa pelukis lainnya. Dari situ, Sapardi mempunyai perhatian yang sangat beragam.

Bahkan, Sapardi pernah menyutradarai pentas drama, antara lain Petang di Taman karangan Iwan Simatupang.

Sapardi juga memberikan arahan kepada mahasiswa baru. Arahan itu terutama berkisar tentang bagaimana cara membawakan puisi yang baik.

Sapardi, beberapa kali sering naik pentas untuk membawakan peran tatkala bergabung dengan teater Rendra pimpinanWS Rendra.

Dari berbagai kemampuan berkesenian yang dimiliki oleh Sapardi, seperti menari, menabuh gamelan, main gitar, menggambar, main drama dan menjadi sastrawan, hanya bidang sastra yang menonjol.

Ia bukan hanya dikenal sebagai penyair papan atas di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

Dikutip situsKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.

Dalam usaha mendukung pengembangan kariernya sebagai sastrawan, Sapardi sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.

Sejak tahun 1978 Sapardi menjabatCountry Editormajalah TenggaraJournal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur.

Sejak 1982 ia tercatat sebagai anggota penyusunAnthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN.

Pada 1988, Sapardi menjadi panelis dalam Discussion dan sebagai anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.

PerananSapardi Djoko Damonodalam kehidupan sastra Indonesia sangat penting.

A. Teeuw dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989) menyatakan bahwa Sapardi adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960.

Ada perkembangan yang jelas terlihat dalam puisi Sapardi, terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.

Ia, seorang penyair yang orisinil dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaharuannya yang mengejutkan, tetapi dalam segala kerendahan hatinya, boleh jadi menjadi petunjuk tentang perkembangan-perkembangan mendatang.

Sejauh ini, Sapardi telah menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya:

  • Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Hemingway)
  • Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James)
  • Puisi Brasilia Modern
  • George Siferis
  • Sepilihan Sajak
  • Puisi Cina Klasik
  • Puisi Klasik
  • Shakuntala
  • Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel
  • Afrika yang Resah (Song of LowinodanSong of Ocol oleh Okot p'Bitek).
  • Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill)
  • Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck)

----

Artikel ini telah ditayankan di TribunStyle.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved