Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perahu Tambangan di Surabaya Tenggelam

Nyawa Sendiri Terancam, Pria Dept Collector Selamatkan Suami Istri saat Perahu Tambang Tenggelam

Hendra (40) pria yang berprofesi sebagai dept collector, menjadi salah satu sosok heroik saat perahu tambangan di Surabaya tenggelam.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI
Hendra, korban selamat yang melakukan aksi heroik penyelamatan korban tenggelam, atas insiden perahu penyeberangan dengan tali tambang, yang tenggelam di Sungai Brantas, kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya, sekitar pukul 07.30 WIB, Sabtu (25/3/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hendra (40) pria yang berprofesi sebagai dept collector, menjadi salah satu sosok heroik saat perahu tambangan di Surabaya tenggelam.

Diketahui perahu tambangan tenggelam di Sungai Brantas, kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya, pada Sabtu (25/3/2023) pagi. 

Meskipun nyawanya sendiri saat itu juga terancam karena menjadi bagian dari 12 orang penumpang, dia masih sempat menyelamatkan pasangan suami istri.

Kini pasangan suami istri tersebut belakangan diketahui harus menjalani perawatan medis di RS Wiyung Sejahtera, Surabaya. Kedua orang itu ialah, Susanto (37) dan Yunita Triyanti (29). 

Menurut Hendra, saat kondisi bagian belakang perahu telah berangsur-angsur tenggelam, sekitar 2-3 orang ibu-ibu yang duduk di bangku khusus penumpang tanpa motor, berteriak histeris, melihat kondisi air sungai yang mulai menggenangi geladak perahunya. 

Hendra yang saat itu berada di ujung terdepan sisi perahu tersebut, sontak membiarkan motornya itu teronggok dengan posisi tersangga oleh standar 'jagang' penahan bodi motor. 

Baca juga: Cerita Pilu Korban Perahu Tambangan Tenggelam di Surabaya, Selamat Tapi Kekasih Hilang Terbawa Arus

Ia bergegas menuju ke area belakang perahu yang mulai tenggelam, dan memandu seorang korban wanita yang tampak raut mukanya memerah karena ketakutan karena separuh badannya mulai tenggelam bersama dengan karamnya perahu. 

Hendra memandu wanita tersebut untuk tetap berpegangan dengan besi pipa yang menjadi bagian dari bodi perahu tersebut.

Namun, pegangan tangan sang wanita tersebut, terus melemah seiring dengan nyalinya yang menciut karena kondisi perahu yang tenggelam tersebut semakin parah. 

Menyadari bahwa sang wanita itu semakin panik. Ditambah lagi kondisi pegangannya yang mulai melemah, dengan potensi terseret arus akan semakin besar. 

Baca juga: Kisah Heroik Petugas Kebersihan Selamatkan 3 Nyawa saat Perahu Tambangan Tenggelam di Surabaya 

Baca juga: Pemilik Perahu Tambangan yang Karam di Kali Surabaya Siap Bertanggung Jawab, Sebut Soal Kapasitas

Hendra akhirnya berupaya berenang menuju wanita tersebut, lalu membawanya ke pinggiran sungai, untuk diselamatkan oleh warga setempat yang bertugas menyambut proses perawatan para korban. 

"Yang saya selamatkan itu, 2 orang korban yang sekarang di RS. Suami istri. Di saat istrinya sudah selamat, dia berteriak; suamiku suamiku. 

Saya lihat, suaminya kena arus. (Anda suruh pegang pipa) dia panik, tambah bawah (kapal) terlepas (pegangannya)," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi. 

Ia menduga kuat, karamnya perahu tersebut, karena terjadi kebocoran di area sisi belakang perahu. 

Baca juga: Teriakan Ketakutan Penumpang Perahu Tambangan di Surabaya yang Tenggelam, Ada Ibu Hamil

Namun, Hendra menyayangkan, di perahu penyeberangan tersebut, tidak didapati adanya ada alat pelampung darurat yang dibutuhkan saat terjadi insiden kedaruratan, ditengah proses operasi. 

Padahal, selama ini, ia juga mengandalkan jalan pintas melalui perahu penyeberangan tambangan tersebut, untuk mempersingkat jarak tempuh menuju tempat kerjanya di kawasan Kecamatan Gayungan, Surabaya. 

"Kapalnya gak ada pelampungnya sama sekali. Setahu saya motor 6-7. Kalau orangnya rata-rata boncengan, kurang lebih 10-15 orang. Sudah termasuk 2 operator," pungkasnya. 

Pantauan TribunJatim.com, di lokasi, sejak kejadian sekitar pukul 07.30 WIB, hingga pukul 15.45 WIB, proses pencarian terhadap korban penumpang yang dikabarkan hilang, masih terus dilakukan. 

Korban yang dinyatakan masih hilang tersebut, bernama Desiree Peni Chindy Khatrine (23) warga Karang Pilang, Surabaya. 

Tim Basarnas Kantor Pencairan Surabaya, sudah mendirikan tenda posko operasi pencarian terhadap korban.

Beberapa perahu karet dari berbagai instansi SAR diterjunkan melakukan penyisiran mencari korban yang hilang. 

Tiga perahu karet Tim SAR Gabungan berkeliling di sekitar radius beberapa kilometer ke arah utara sesuai lajunya arus sungai

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved