Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Peternak Sapi di Lamongan Resah, Ratusan Ekor Sapi Diserang Penyakit Misterius, Gejala Berujung Maut

Setelah penyakit mulut dan kuku (PMK) kini para peternak sapi di Lamongan dihadapkan dengan musibah penyakit kulit yang menyerang sapi mereka.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/HANIF MANSHURI
Di antara penyakit kulit yang menyerang sebagian tubuh sapi. Nampak benjol-benjol dan berakhir luka, Senin (11/4/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Setelah penyakit mulut dan kuku (PMK) kini para peternak sapi di Lamongan dihadapkan dengan musibah penyakit kulit yang menyerang sapi mereka.

Penyakit kulit dengan bentol-bentol yang menyerang sekujur tubuh sapi ini bahkan mulai meluas. Penyakit aneh ini diketahui sejak Maret.

Sapi-sapi yang terserang penyakit kulit  berupa benjolan-benjolan  hampir di sekujur tubuh sapi tersebut lama kelamaan membesar dan mengakibatkan luka.

Tiga pekan terakhir masyarakat wilayah selatan Kabupaten Lamongan resah dengan serangan penyakit yang dicurigai sebagai  penyakit lumpy skin disease (LSD).

Baca juga: Nasib Penipu QRIS Kotak Amal Palsu di Jaksel, Pihak Masjid Baru Sadar 4 Hari Kemudian, Orang Sama

Penularannya, menurut seorang pemilik sapi, Pujiati (46) sangat cepat.  Dampaknya, penyakit menyerang hewan ternak sapi sampai mengakibatkan kematian. " Ini bentol-bentol, " kata Pujiati.

Selain pada kaki,  bagian perut,  juga menyerang bagian wajah serta sekitar hidung. Mengalami gangguan nafsu makan, sehingga sapi terlihat lemas.

Meluasnya penyakit kulit pada sapi dibenarkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Rahendra dikonfirmasi Surya.co.id mengatakan,  penularan penyakit itu hampir ada di setiap desa.

Baca juga: Nekat Jual Miras saat Ramadhan, Kafe di Babat Lamongan Dirazia Satpol PP, Ini Hasilnya

Meski begitu pihaknya telah mengupayakan pencegahan penularan dan pengobatan pada sapi yang terjangkit penyakit kulit

"Karantina, penyemprotan desinfektan, 
pengendalian vektornya, serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, " kata Rahendra, Selasa (11/4/2023).

Disnakeswan Lamongan belum bisa memastikan apakah itu penyakit LSD atau tidak. Karena masih harus menunggu hasil laborat. Petugas sudah mengambil sampel darah dan juga sampel kerokan dari benjolan atau bentol-bentol di badan sapi.

Tapi, lanjutnya,  dari gejala klinis yang sama pernah di lab pada akhir November 2022 dan pertengahan Januari 2022  hasilnya negatif. 

Sementara untuk yang sekarang ini, belum diketahui karena hasil laboratoriumnya belum turun. "Sampel darah dan kerokannya sudah diambil untuk diuji lab, " katanya.

Ditambahkan, terdata ada sebanyak 356 ekor sapi yang terserang penyakit tersebut dan menyebar di beberapa kecamatan diantaranya, di Kecamatan Bluluk (52 ekor) , Solokuro (48), Sambeng (42),   Mantup (42)  dan Modo (35) dan di beberapa kecamatan lainnya.

Di Kecamatan Bluluk ada yang mati sebanyak 2 ekor sapi, dipotong paksa 1, dan dijual 5 ekor. Sedang yang dalam perawatan sebanyak 297 ekor. " Sembuh ada 50 ekor, " ungkap Rahendra.

Rahendra mengimbau para para peternak sapi untuk tetap memperhatikan kebersihan kandang dan memisahkan sapi yang sakit dengan yang sehat untuk sementara.

Disnakeswan, kata Rahendra, menerjunkan petugas secara intens untuk memantau dan melakukan ikhtiar mengobati sapi-sapi yang terserang penyakit

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved