Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2023

Lebaran 2023 NU dan Muhammadiyah Ada Potensi Beda Hari? Sidang Isbat Idul Fitri Digelar 20 April

Kemenag mengungkapkan ada potensi Idul Fitri 2023 berbeda hari di tengah masyarakat

TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI
Suasana salat Idul Fitri 1439 H di sepanjang Jalan Pahlawan, Surabaya, 2018 silam. Untuk Lebaran 2023, Kemenag mengungkapkan ada potensi berbeda hari di tengah masyarakat kita. 

Adapun Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sendiri merespons soal potensi Idul Fitri 2023 berbeda.

Meskipun Idul Fitri 2023 potensi berbeda, katanya, tapi tidak mengurani esensi Idul Fitri.

Salah satunya dengan berbagi dengan sesama. 

"Kita tetap bisa mempererat silaturahmi dengan kegiatan sosial berbagi bersama seperti dengan anak yatim, sekaligus kami juga berbagi dengan mengadakan mudik bersama sebanyak 23 bus," kata Menag Yaqut usai bagi santunan kepada 200 anak yatim di Kantor Kemenag, Jakarta. 

Suasana salat Idul Fitri 1439 H di sepanjang Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (15/6/2018).
Suasana salat Idul Fitri 1439 H di sepanjang Jalan Pahlawan, Surabaya, Jumat (15/6/2018). (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Sementara itu, sambil menyambut Lebaran tiba baiknya mengisi 10 hari terakhir Ramadan dengan lebih meningkatkan amalan.

Di antaranya meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.

Melansir Tribunnews, Lailatul Qadar datang di antara 10 malam terakhir Ramadan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah di sepanjang waktu itu.

Malam Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang lebih baik daripada seribu bulan.

Pada malam Lailatul Qadar, malaikat turun ke Bumi dan Allah mengabulkan doa bagi orang-orang yang memohon dan berdzikir pada-Nya.

Baca juga: Call Center Layanan Antar BBM saat Terjebak Kemacetan Mudik Lebaran 2023, Petugas Langsung ke Lokasi

Untuk menyambut malam Lailatul Qadar, simak amalan-amalan di bawah ini, dikutip dari laman Kemenag.

1. Memperpanjang Salat Malam

Rasulullah SAW tidak tidur selama 10 malam terakhir di bulan Ramadan.

Rasulullah menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan beribadah, sholat, dzikir, dan ibadah lainnya hingga waktu fajar.

Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh keluarga Rasulullah SAW, seperti yang disampaikan oleh Aisyah RA:

“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Halaman
1234
Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved