Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hikmah Ramadan

Puasa Itu Meringankan Diri, Boleh 'Kredit'

Ramadan memang bukan untuk menghentikan aktivitas ekonomi tetapi hanya menjaga kesantunannya.

|
Editor: Taufiqur Rohman
MUI Jatim
Prof Dr Suparto Wijoyo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan SDA MUI Jawa Timur. 

Saya tidak memasuki wilayah untuk menyoal hukumnya dalam kosmologi Ramadhan di metropolitan yang sangat kompleks warganya.

Tetapi saya hanya terkilik dengan rapinya barisan para penyantap hidangan pinggiran kota yang ditutup kain-kain seadanya.

Ada keteduhan dan sebuah pesan untuk mendewasakan diri bagi penyaksinya.

Ramadhan memang bukan untuk menghentikan aktivitas ekonomi tetapi hanya menjaga kesantunannya.

Semula orang dengan bebas njeglak sekehendaknya, bila perlu dengan memamerkan piringnya demi larisnya obyek jualan.

Di bulan Ramadhan ini, pemilik lapak makan menutupi etalase menunya dengan kain yang tetap menyiratkan keadaan bahwa kami tidak tutup meski berkelambu.

Kami buka dengan menyopankan diri melalui “sepotong kain”.

Para pengandok tidak usah gelisah karena wajah dan ragamu tidak akan mampu dideteksi siapapun. Biarlah sebatas betis kaki-kaki itu saja yang menatap ramainya lalu lalang.

Ketahuilah bahwa pemilik kaki itu bukanlah tidak beriman. Puasa ini tidak mengharamkan mobilitas orang, sehingga yang makan tadi tetap kutafsir sebagai para musafir dan pekerja keras yang bertandang ke kota.

Untuk itulah warung perlu buka, karena kaum penjelajah tidak harus menjalankan puasa dengan tunai.

Wanita yang sedang “merayakan bulanan” juga boleh mengridit puasanya dan berarti disilahkan menikmati sensasi di restoran di saat khalayak beriman ramai berpuasa.

Ingatlah Q.S. Al-Baqarah ayat 184: …, fa mang kaana mingkum mariidhon au’alaa safarin fa’iddatum min ayyaamin ukhor, wa’alallaziina yuthiiquunahuu fidyatun tho’aamu miskin, fa man tathowwa’a khoiron fa huwa khoirullah, wa an tashuumuu khoirul lakum in kuntum ta’lamuun.

Amat terang bahwa barang siapa di antara kamu sakit atau bepergian (lalu tidak puasa), maka wajib mengganti sebayak hari yang dia tidak berpuasa pada hari-hari yang lain.

Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin.

Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, tentu itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Dengan ini semangatlah berpuasa, “tunai” atau “kredit”.

Pokonya puasa itu meringankanmu. Itulah kesejatiannya puasa.

Ikuti berita seputar Ramadan 2023

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved