Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Amalan Harian

Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha? Ini Penjelasan Hukumnya, Tata Cara, dan Niat

Jika memiliki utang puasa saat Ramadan, apakah boleh dibayar bersamaan dengan puasa Syawal? Simak penjelasan hukumnya di sini!

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com
Ilustrasi puasa syawal. Apakah boleh menggabungkan puasa syawal dan qadha saat Ramadan? 

TRIBUNJATIM.COM - Awal bulan Syawal ditandai oleh berlangsungnya Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijiriah.

Hal ini pun juga menjadi tanda bahwa Ramadan telah usai.

Kendati demikian, ibadah para umat Muslim tetap harus kencang seperti di bulan Ramadan.

Salah satu ibadah sunah yang bisa diamalkan umat Muslim saat bulan Syawal adalah berpuasa.

Ya, puasa tersebut sering kali disebut puasa Syawal.

Terlebih, puasa Syawal memiliki pahala setara denga puasa satu tahun penuh, seperti dikatakan oleh Rasullah.

Lantas, hal ini pun menimbulkan berbagai pertanyaan.

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Oknum DPRD Bojonegoro Pangku Wanita Open BO - Sarangan Ramai di Hari ke-2 Lebaran

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Pemudik Sewa Xpander demi Terlihat Mapan - Harga 2 Ayam Rp155 Ribu di Rest Area

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Salah satunya, apakah boleh menggabungkan puasa syawal dan qadha saat Ramadan?

Bagaimana hukum menggabungkan puasa Syawal dan qadha atau utang di bulan Ramadan?

Simak penjelasan hukumnya di bawah ini!

Artikel ini juga menyajikan tata cara dan niat puasa Syawal.

Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dan Qadha

Puasa Syawal termasuk salah satu puasa sunah yang memiliki pahala dan keutamaan besar.

Pahala puasa syawal selama enam hari di bulan syawal sama seperti berpuasa selama satu tahun penuh. 

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun (HR. Muslim)".

Lantas, bolehkah menggabungkan puasa Syawal dengan ganti utang puasa Ramadhan?

Baca juga: Bacaan Niat Salat Duha di Bulan Ramadan, Lengkap dengan Tata Cara, Doa yang Dibaca dan Keutamaannya

Dikutip dari laman Bima Islam Kemenag RI, Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Tuhfat al-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj, juz III, h. 390 menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat terkait hal ini.

Ada yang menyatakan bisa dan ada yang menyatakan tidak bisa:

Hendaknya disyaratkan adanya penentuan dalam puasa rawatib seperti puasa arafah, asyura, hari-hari putih, dan 6 hari di bulan Syawal, sebagaimana shalat rawatib.

Pendapat tersebut dijawab dengan bahwasanya puasa di hari-hari yang telah disebutkan diarahkan pada hari-hari tersebut, sehingga apabila seseorang berniat lainnya, maka tetap bisa sah sebagaimana salat tahiyatul masjid. Karena maksud utamanya ialah yang penting berpuasa di hari-hari tersebut.

Dari pemaparan di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa puasa sunah Syawal harus ditententukan, sehingga tidak boleh digabung dengan lainnya.

Sementara pendapat yang lain menyatakan bahwa yang terpenting di bulan Syawal kita berpuasa selama 6 hari, meskipun itu digabung dengan puasa lainnya.

Lebih lanjut, Khatib al-Syarbini dalam Kitab Mughni al-Muhtaj menjelaskan:

Kalau seseorang mengqada puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat.

Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits. Khususnya bagi orang yang batal puasa Ramadannya dan mengqadanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qada puasa Syawal.

Dengan adanya perbedaan pendapat tersebut, maka kita diperbolehkan memilih salah satu pendapat dari keduanya, namun sebaiknya kita memisahkan pelaksanaan puasa qada Ramadan dengan puasa sunah Syawal demi menjaga kehati-hatian.

Tata Cara Puasa Syawal dan Bacaan Niat

Berikut ini tata cara puasa Syawal:

1. Membaca niat Berikut niat puasa Sunnah di bulan Syawal:

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala. Artinya: "Aku berniat puasa Sunah Syawal esok hari karena Allah SWT."

2. Makan sahur Setiap orang yang berpuasa dianjurkan untuk melakukan makan sahur sebelum azan Subuh.

Tetapi, apabila tidak makan sahur, puasa seseorang tersebut tetap dianggap sah karena hukum makan sahur adalah sunnah.

3. Menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu Setelah berniat puasa Syawal dan makan sahur, maka orang tersebut harus menahan diri dari godaan-godaan yang akan membatalkan puasa.

Batas waktunya juga sama dengan puasa Ramadhan, yakni hingga waktu Maghrib tiba.

4. Berbuka puasa Setelah seharian berpuasa, setiap Muslim wajib menyegerakan untuk berbuka puasa guna membatalkan puasanya.

Kapan Puasa Syawal?

Ilustrasi puasa Syawal
Ilustrasi puasa Syawal (Surya.co.id)

Dikutip dari laman Kemenag Sumsel, puasa ini boleh dilakukan berurutan sejak tanggal dua syawal, sebagaimana pendapat Imam Syafi`i, atau boleh juga tidak berurutan yang penting enam hari pada bulan Syawal sebagaimana pendapat Jumhur ulama seperti Imam Waki` dan Imam Ahmad.

Di antara Manfaat Puasa 6 Hari Bulan Syawal ini sebagaimana dituturkan Ibnu Rajab adalah sebagai berikut:

Baca juga: SOSOK Kakek 70 Tahun Mudik Naik Sepeda ke Jogja, Tetap Bugar Walaupun Puasa, Mbah Pur: Minta Restu

Baca juga: 5 Minuman Buka Puasa yang Cocok untuk Menu Diet, Jus Buah dan Air Kelapa Bisa Menurunkan Berat Badan

Pertama, puasa enam hari pada bulan Syawal pahalanya sama dengan puasa satu tahun penuh sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Kedua, puasa pada bulan Syawal dan Sya`ban seperti shalat sunnat rawatib.

Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam shalat wajib. Karena, kelak pada hari Kiamat, pahala wajib dapat disempurnakan dengan amalan sunnat.

Ketiga, dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadhannya diterima oleh Allah, karena apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya.

Keutamaan puasa Syawal

Beberapa keutamaan puasa Syawal yang terbilang sangat luar biasa jika melakukannya.

Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist Qudsi, Allah SWT berfirman:

"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).

Kemudian, Rasulullah melanjutkan,

Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi."

Adapun keutaman yang pertama yakni akan mendapat pahala puasa selama setahun penuh.

Hal itu merujuk dari dalil yang sahih:

"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama 1 tahun." (HR Muslim no 1164)

Musta'in menjelaskan, pelaksanaan puasa Syawal serupa dengan saat puasa di bulan Ramadhan.

"Boleh sahur, berhenti sahur saat waktu imsak," kata Musta'in.

Adapun perbedaannya, pada saat melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, boleh dilakukan secara berurutan atau berselang hari, yang terpenting masih di bulan Syawal.

Kendati begitu, puasa Syawal sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.

Hal itu lantaran merujuk pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133:

"Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."

---

Artikel ini telah ditayangkan di TribunPekanbaru.com

Berita Jatim dan Lebaran 2023 lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved