Pernikahan Ratusan Wanita 20 Tahun ke Bawah di Ponorogo, Pengamat Sosial: Ketidakpastian Ekonomi

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Ponorogo, terungkap ada ratusan wanita berusia sama dan di bawah 20 tahun yang melakukan pernikahan dini.

Dalam tahun 2022, data wanita yang berusia sama dengan dan di bawah 20 tahun di Ponorogo yang menikah ada sebanyak 445 orang dari jumlah total 5.638 pernikahan.

Lantas bagaimana pengamat sosial menyorotinya?

“Krisis dan ketidak-pastian ekonomi nampaknya membuat sebagian orang tua, dan anaknya yang berusia  kurang dari 20 tahun, untuk mengambil keputusan untuk menikah,” ujar pengamat sosial di Ponorogo, Murdianto, Senin (1/5/2023).

Baca juga: Kecelakaan Adu Banteng Elf dan Bus di Ponorogo, Mobil Melaju Terlalu ke Kanan di Tikungan

Dia menjelaskan bahwa pernikahan dini dianggap sebagai solusi atas ketidakpastian ekonomi. Kecenderuang 'prekariat' dan kerentanan sosial memicu percepatan pilihan untuk menikah. 

“Padahal tidak semuanya bisa diselesaikan dengan menikah. Setelah menikah pasti ada muncul masalah-masalah baru,” kata dosen tetap Insuri Ponorogo.

Menurutnya, problema perkembangan tekhnologi informasi yang belum diimbangi kemampuan literasi yang cukup. Hal itu membuat sebagian anak muda terjebak dalam perilaku seks pra nikah makin memprihatinkan. 

“Banyak keluarga merasa perlu menikahkan anak untuk hindari problem yang lebih pelik misalnya kehamilan di luar perkawinan. Jadi mending menikahkan,” urainya.

Dia mengusulkan solusi, dimana ada kolaborasi antara pemerintah kabupaten (Pemkab) dan organisasi masyarakat (ormas), utamanya ormas perempuan.

“Juga dari kalangan media dan praktisi media sosial untuk memaksimalkan edukasi untuk ketahanan keluarga,” pungkasnya.