Berita Malang
Rekam Jejak Sekolah Kartini di Kota Malang: Emansipasi Wanita hingga Pendudukan Jepang
Hari Pendidikan Nasional atau biasa disingkat sebagai Hardiknas, diperingati setiap tanggal 2 Mei.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Hari Pendidikan Nasional atau biasa disingkat sebagai Hardiknas, diperingati setiap tanggal 2 Mei.
Dan seperti diketahui, tanggal tersebut juga merupakan tanggal lahirnya Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.
Dan dalam rangka peringatan tersebut, tidak ada salahnya mengenal sejarah sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang. Hal itu bukan tanpa sebab, pasalnya Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan.
Dan tidak banyak orang yang tahu, bahwa dulu di Kota Malang pernah berdiri sebuah sekolah kepandaian putri yang bernama Malangsche Kartinischool atau Sekolah Kartini.
Pemerhati sejarah Kota Malang, Agung H Buana menjelaskan secara detail terkait hal tersebut.
"Jadi, Sekolah Kartini dibuka di Kota Malang dan menerima murid pertama pada tahun 1915. Sekolah ini didirikan oleh sebuah yayasan yang bernama Kartinifonds. Untuk lokasi sekolahnya, berada di Jalan Kelud atau tepatnya berdiri di lahan yang saat ini menjadi eks Bioskop Kelud,"
ujarnya kepada TribunJatim.com, Senin (1/5/2023).
Sebagai informasi, Kartinifonds adalah yayasan yang didirikan tahun 1913 di Belanda. Salah satu pendirinya, bernama Mr. JH. Abendanon yang merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda tahun 1900-1905 sekaligus yang menerbitkan kumpulan surat-surat RA. Kartini menjadi buku Habislah Gelap Terbitlah Terang pada tahun 1911.
Agung menjelaskan, Sekolah Kartini di Kota Malang ini, selain mengajarkan pendidikan umum juga mengajarkan tentang kepandaian putri.
"Sekolah ini khusus diperuntukkan bagi perempuan, dan murid-muridnya khusus untuk kalangan pribumi. Dan di dalam sekolah ini, murid-muridnya diajarkan berbagai ketrampilan seperti menjahit, menyulam, serta memasak, disamping mereka juga diajarkan pelajaran seperti sekolah pada umumnya,"
"Lalu, timbul pertanyaan kenapa berdiri sekolah seperti ini. Karena memang pada waktu itu, kesempatan bersekolah bagi perempuan sangatlah kecil dibandingkan laki-laki. Dan berdirinya sekolah ini, diilhami dari perjuangan dan emansipasi wanita yang digerakkan oleh RA Kartini," bebernya.
Akan tetapi, karena di dekatnya terdapat gudang kopi dan membutuhkan perluasan, maka beberapa waktu kemudian Sekolah Kartini ditutup. Lalu, aktivitasnya berpindah ke Jalan Kawi yang sekarang menjadi SDN Bareng 2 di samping Kantor KNPI.
Kemudian, masuknya Jepang ke Kota Malang pada tanggal 8 Maret 1942 menjadi titik berakhirnya operasional Sekolah Kartini tersebut.
"Pengajar atau guru di Sekolah Kartini ini, kebanyakan orang Belanda dan ditahan oleh Jepang. Jadi bisa dibilang, saat pendudukan Jepang inilah berakhir pula Sekolah Kartini," tambahnya.
Meski jejak bangunan ataupun peninggalanya sudah tidak ada, namun namanya tetap terus diingat sebagai nama salah satu wilayah di Kota Malang.
"Jadi, titik sekolah ini berdiri ada di wilayah Bareng. Dan karena sekolah inilah, maka di daerah situ dikenal sebagai Bareng Kartini," tandasnya
Ki Hajar Dewantara
Malangsche Kartinischool
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Malang
Sekolah Kartini
JPU Tolak Eksepsi Selebgram Isa Zega Terkait Kasus Pencemaran Nama Baik |
![]() |
---|
Ditinggal Bikin Pentol, Pedagang Bakso di Malang Syok Burung Murai Harga Jutaan Raib Digondol Maling |
![]() |
---|
Amankan Perayaan Imlek di Kelenteng Eng An Kiong, Polresta Malang Kota Terjunkan Puluhan Personel |
![]() |
---|
Nostalgia Nikmati Jajanan Sekolah di Festival Najaj Halokes Kampung Sekabrom Kayutangan Malang |
![]() |
---|
Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, Ribuan Tiket Kereta di Stasiun Malang Ludes Terjual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.