Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Bisnis

Layanan BSI Sempat Terganggu, Pakar Ekonom Syariah UNAIR Bahas Potensi Turunnya Kepercayaan Nasabah

Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Sudarma Adi
Istimewa
Pakar Ekonomi Syariah Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi. Dr. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.

Pasalnya, layanan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut mulai dari mobile banking hingga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sempat mengalami gangguan sistem.

Kejadian tersebut tentunya membuat resah para nasabah.

Hal tersebut tentunya mengakibatkan dampak tersendiri.

Baca juga: BSI dan UINSA Berkolaborasi untuk Bikin UMKM Berjaya melalui Onboarding Talenta Wirausaha BSI 2023

Pakar Ekonomi Syariah Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Sri Herianingrum SE MSi juga membenarkan hal tersebut.

Dia mengungkapkan sebenarnya perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan tren positif apalagi setelah beberapa bank syariah melakukan merger hingga terbentuk BSI.

“Dilihat dari aset bank, pembiayaannya, dan itu juga support oleh infrastruktur yang baik. Dengan merger bank syariah pemerintah menjadikan BSI semakin besar, apalagi dengan dukungan teknologi,” ujarnya kepada awak media. Rabu (17/5/23).

Baca juga: Perkuat Ekonomi Masyarakat Desa, BSI Maslahat dan BSI Resmikan Desa Binaan BSI di Lombok Tengah

Tidak hanya itu, menurutnya, dengan gangguan yang terjadi dalam layanan BSI membuat masyarakat cukup khawatir ditambah dengan beragam rumor yang bermunculan.

Kata dia, menurunnya kepercayaan masyarakat menjadi salah satu dampak, terutama bagi masyarakat awam yang belum memiliki kepercayaan penuh terhadap bank syariah.

“BSI itu merupakan simbol dari perbankan syariahnya pemerintah, itulah yang membuat orang semakin trust. Tapi kok ternyata ada gangguan dan gangguannya itu bukan dalam hitungan jam,” ucapnya

Ia menilai, layanan teknologi informasi yang dimiliki BSI harus dilakukan mitigasi sempurna hingga pengendalian kontrol yang masif. Artinya, walaupun sebagai bank baru, BSI juga harus dikelola secara profesional. Karena jika tidak, hal ini akan berdampak bukan hanya kepada kepercayaan terhadap BSI saja, melainkan bank syariah secara umum.

Padahal bank syariah memiliki karakteristik tersendiri, salah satunya berfokus pada produk riil. Maka dari itu, keberlangsungan dan eksistensi yang dimiliki harus terus dijaga. Kalaupun memang terdeteksi terdapat kejahatan cyber, pengusutan tuntas dan perbaikan sistem harus dilakukan.

“Inikan produk jasa keuangan, jadi yang menentukan trust tidaknya pastinya ya nasabah, baik sisi penabung, investor, pengambil pembiayaan itu sangat penting. Kalau kondisi ini terulang, akan bahaya untuk kelangsungan bank syariah,” tambah Guru Besar Departemen Ekonomi Syariah UNAIR tersebut.

Dia juga berpesan agar masyarakat tetap tenang dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan, termasuk untuk menarik uangnya. Karena baginya, hal tersebut akan bukan hanya berdampak bagi BSI itu sendiri melainkan pada keberlangsungan aktivitas ekonomi secara umum.

“Jangan buru-buru untuk rush money. Dirumah juga jangan lupa tetap sediakan uang cash. Bahkan kita IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, red) juga sudah memberikan lima rekomendasi,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved