Berita Viral
Aksi Belasan Siswa di Magetan Merokok saat Wisuda Jadi Viral, Ungkap Alasan Tak Takut Ditegur Guru
Belasan siswa SMK di Magetan merokok saat wisuda. Aksi tersebut menjadi viral di media sosial.
TRIBUNJATIM.COM- Belasan siswa SMK di Magetan merokok saat wisuda.
Aksi tersebut menjadi viral di media sosial.
Para siswa tersebut mengungkapkan ada alasan mereka tak takut ditegur oleh guru mereka.
Pihak sekolah langsung memberikan klarifikasi.
Dilansir dari Tribun Style, aksi belasan siswa SMK Yosonegoro Kabupaten Magetan, Jawa Timur, viral gegara merokok saat acara wisuda kelulusan.
Para siswa tersebut dengan santainya merokok di ruang tempat wisuda dilaksanakan tanpa takut ditegur guru.
Sementara guru di sana seolah cuek dan membiarkan kejadian ini.
Lantas, bagaimana penjelasan guru SMK Yosonegoro yang membiarkan para siswanya merokok di lingkungan sekolah?
Belasan siswa SMK Yosonegoro Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terlihat merokok di antara barisan kursi ratusan siswa lainnya yang menunggu dipanggil untuk diwisuda di panggung.
Baca juga: Hadiri Wisuda Almarhum Eril, Ridwan Kamil Beri Pesan Menyentuh Hati, Ingatkan soal Musuh Terbesar
NZ, siswa jurusan permesinan, mengaku berani merokok karena tidak mengenakan seragam.
"Kalau pakai seragam ya dilarang, ini kan enggak pakai seragam," ujarnya di aula SMK Yosonegoro, Sabtu (20/5/2023).
Siswa lainnya, TG, yang terlihat mengenakan setelan jas hitam juga mengaku merokok karena murid lainnya juga ada yang merokok.
Dia mengaku, sejumlah guru pada awalnya melarang mereka merokok di kegiatan wisuda.
"Kalau tahu ya enggak boleh, tadi ya sempat diperingatkan," katanya.
Sementara itu, Wakil Kepala Humas SMK Yosonegoro, Edi Suyanto, mengatakan, pihak sekolah memastikan siswa dilarang merokok di lingkungan sekolah.
Dia mengaku menyayangkan panitia wisuda yang membiarkan adanya siswa yang merokok saat wisuda.
"Kalau merokok ya ndak boleh, di sana kan ada panitia. Paling tidak ya melarang sebagai wali kelas," katanya.
Edi Suyanto menambahkan, tahun ini SMK Yosonegoro meluluskan 609 siswa, di mana satu di antaranya diluluskan dengan bersyarat karena tidak lulus saat menjalankan PKL, dan masih ada beberapa mata pelajaran yang belum ditempuh siswa.
"Ya kita yakin lulus setelah PKL kembali dan menyelesaikan mapel yang belum ditempuh," katanya.
Hal ini berbeda dengan kisah di sekolah lainnya saat wisuda kelulusan.
Momen viral di wisuda tersebut justru mendatangkan rezeki bagi Teguh Itmamul Umam.
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman berniat membantu Teguh Itmamul Umam menjadi Bintara TNI AD.
Hal itu diungkapkan oleh Jenderal Dudung saat berbincang dengan Teguh melalui video call.
Lalu siapa sosok Teguh Itmamul Umam?
Dilansir dari Tribun Trend, diketahui Teguh Itmamul Umam merupakan salah satu peserta Wisuda Kelas XII Ke-52 SMK Giripuro Sumpiuh, Banyumas yang digelar pada Rabu (10/5/2023) lalu.
Dalam video yang beredar, saat momen wisuda itu tampak Teguh mengenakan kemeja putih dan celana hitam dalam posisi berdiri, lalu berjalan.
Saat menuju ke panggung, telapak sepatu pantofel warna hitam sebelah kanan tampak mulai copot sebagian.
Tepat di langkah kaki ketiga, telapak sepatu akhirnya terlepas ditengah-tengah acara.
Pemuda ini sontak melihat sekilas, namun dirinya dengan percaya diri tetap melanjutkan berjalan menuju ke panggung dengan disaksikan puluhan temannya yang wisuda.
Dibantu KSAD jadi Bintara
Insiden ini sontak menyita perhatian KSAD hingga membuat Teguh dibantu untuk mengikuti tes TNI AD.
Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya menghubungi Teguh melalui via video call.
Dalam perbincangannya, KSAD TNI AD menyanyakan kepada siswa soal sepatunya yang lepas ditengah acara wisuda.
"Kenapa sepatumu bisa lepas?," tanya Jenderal Dudung
Teguh lantas menjawab bahwa perasaannya saat itu seperti tersandung kabel.
"Perasaannya kayak keserempet kabel gitu pak," jawabnya.
"Ah mana ada, tidak ada kabel," sahut Jenderal Dudung.
"Iya emang gak ada kabelnya tapi perasaannya seperti itu pak (keserempet kabel)," jawab Teguh.
"Itu karena sepatunya sudah rusak," sahut Jenderal Dudung lagi.
"Enggak pak masih bagus, tiba-tiba lepas pas lagi momennya," jawabnya lagi.
Pernyataan Teguh sontak membuat KSAD TNI AD ini tertawa.
KSAD TNI AD ini lantas menanyakan terkait harga sepatu yang dikenakan oleh Teguh hingga bisa lepas.
"Berapa belinya sepatu itu?," tanyanya.
Diakui Teguh bahwa sepatu itu hasil pinjaman, karena dirinya tidak memiliki sepatu pantofel.
"Minjam pak, gak punya seperti itu," jawab Teguh.
"Bapakmu kerja apa?," tanya KSAD TNI AD.
Teguh mengaku pekerjaan ayahnya merupaka seorang petani. "Petani,sawah," jawabnya.
Mendengar pernyataan Teguh, KSAD TNI AD ini lantas menawarkan untuk mengikuti tes Bintara TNI AD.
"Tingginya berapa? mau gak ikut Bintara?," tanya Jenderal Dudung
Dengan bahagianya, Teguh sontak menjawab jika dirinya bersedia mengikuti tes Bintara TNI AD. "Mau pak, siap," sahutnya.
Kendati begitu, Teguh kemudian mengucapkan terimakasih kepada KSAD TNI AD karena dirinya bisa diberi kesempatan untuk mengikuti tes Bintara.
"Terimakasih bapak Kasad berkat viral kejadian sepatu kemarin, saya diberi kesempatan ikut tes Bintara." pungkas Teguh.
Kisah seorang pemuda desa lainnya yang menjadi prajurit TNI juga terjadi di tempat lain.
Kisah itu dialami oleh Sugiyono asal Lamongan.
Hari masih pagi, matahari baru naik sepenggalah.
Seorang lelaki bertopi hitam dengan kemeja batik dan hanya bersandal, ikut larut dalam keramaian di lapangan Candradimuka, Secata Rindam V/Brawijaya di Magetan, Jawa Timur.
Ia juga berhamburan seperti lainnya mencari anaknya di antara para siswa sekolah calon tamtama (secata) yang berbaris di tengah lapangan.
Susah payah dia mencari salah seorang dari ratusan siswa secata yang dilantik Jumat (14/4/2023) hari itu, lantaran semuanya berperawakan gagah dengan rambut cepak dan seragam sama.
Lelaki berusia lebih dari setengah abad itu adalah Sugiyono.
Ia tengah mencari Bagus Alief Kurniawan, anaknya yang hari ini resmi menyandang pangkat Prajurit Dua TNI Angkatan Darat. Meski matanya sembab oleh air mata yang menggenang, wajahnya semringah.
Tuhan membalas perjuangannya dengan buah manis.
Impian kuli bangunan itu untuk menjadikan anaknya sebagai prajurit TNI Angkatan Darat terwujud.
Ibunya Naning Sulatik pun tak kalah riang hatinya.
Pasangan suami istri dari Ngimbang, Lamongan itu merasa orang paling berbahagia di dunia.
"Saya sangat bahagia. Tidak sia-sia kerja keras bapaknya membanting tulang berupaya agar impian Alief menjadi anggota TNI Angkatan Darat. Ini usahanya yang kesekian kalinya sampai dia lulus dan hari ini dilantik," ungkap Naning Sulatik sembari terisak.
Rona kebanggaan tergambar jelas di wajah pasangan suami istri ini. Tak pernah mereka menyangka anaknya bisa menjadi orang berpangkat.
Peluh yang tercucur dan doa yang membumbung ke langit sudah terwujud.
"Saya bangga dan bahagia melihat Alief hari ini dengan gagah memakai seragam TNI Angkatan Darat. Lima bulan saya dan ibunya selalu deg degan menanti kabarnya. Apalagi kami berpikir kami orang tak punya. Gak ada duit buat nyogok atau apapun. Kami pun tak punya kenalan siapapun di sini untuk membantu. Tapi Alhamdulillah, anak kami bisa diterima dan mengikuti pendidikan dengan baik sampai dilantik hari ini," aku Sugiyono.
Adapun Alief yang saat SMP berbadan tambun, lalu kemudian memutuskan berolahraga dengan keras dan tekun menurunkan badan, mengakui keberhasilannya adalah buah kerjakeras bapak dan doa ibunya.
"Saya sudah tiga kali mendaftar dan baru kali ini lulus. Bapak juga mendukung saya sepenuh hati mendukung biaya transport dan makan saya saya selama berurusan. Ibu juga tak berhenti-henti berdoa dan memberi semangat. Alhamdulillah, hari ini saya sudah jadi tentara. Insya Allah saya akan menjadi prajurit TNI Angkatan Darat, yang membanggakan orang tua, kesatuan dan bangsa," tutur dia.
Bagus Alief Kurniawan adalah bagian dari 268 siswa calon tamtama pada Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Gelombang II Tahun 2023 di Rindam V/Brawijaya.
Lima bulan lamanya mereka dididik dan dilatih hinga kemudiian dilantik menjadi prajurit TNI AD. Prosesi penutupan pendidikannya ditandai dengan penyematan tanda pangkat oleh Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, M.A.
Pangdam V/Brawijaya berharap para prajurit remaja ini bisa membanggakan keluarga, lingkungannya dan nusa bangsanya.
Ia juga mengapresiasi kegigihan dan keuletan Bagus Alief Kurniawan yang meski berkali-kali tak lulus tetap berusaha hingga usahanya membuahkan hasil.
Ini juga membuktikan bahwa sesiapapun dapat menjadi prajurit TNI Angkatan Darat, tanpa harus menyogok atau meminta dukungan seseorang yang punya jabatan.
“Perlu dipahami bahwa sebagai prajurit kalian berperan penting dalam mendukung tugas satuan. Kalian harus memiliki rasa bangga menjadi bagian dari TNI Angkatan Darat, dengan merubah sikap, pola pikir, dan pola tindak sehari-hari. Itu agar menjadi prajurit yang bisa dibanggakan, baik di tengah keluarga, di masyarakat, dan bagi TNI Angkatan dan maupun bagi Negara Kesatuan Republik Indoensia,” jelas Perwira bintang dua peraih gelar magister Security Study di University of Hull, Inggris pada 1998 ini.
Ia juga menandaskan agar ilmu dan keterampilan yang telah didapatkan selama mengikuti Pendidikan di Secata Rindam V/Brawijaya dapat dijadikan sebagai bekal selanjutnya dalam menempuh pendidikan kejuruan sesuai dengan kecabangan masing-masing.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
siswa SMK
Magetan
merokok saat wisuda
viral di media sosial
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita viral terkini
Banyak Kasus Keracunan Massal Imbas Makan MBG, Istana Negara Minta Maaf: Bukan Sesuatu Kesengajaan |
![]() |
---|
Imbas Anggota DPRD Wahyudin Moridu Ucap Ingin Rampok Uang Negara, Sosok Ayahnya Ikut Disorot |
![]() |
---|
Sudah Bayar Rp100 Ribu ke Bripka E, Warga Tertipu Ternyata SKCK Palsu, Waspadai Ciri-cirinya |
![]() |
---|
Deretan Kelakuan Sekdis Koperasi Hingga Dicopot Gubernur, Main HP sampai Wajib Beri Kado |
![]() |
---|
Momen Mencekam Ira Naik Pesawat, Terpaksa Balik ke Bandara Awal usai Diduga Mesinnya Keluar Api |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.