Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lamongan

Santri Diduga Dianiaya 2 Pengajar Ponpes di Lamongan, Berawal Pinjam Gantungan, Kini Dirawat di RS

Dugaan kekerasan terhadap anak yakni seorang santri terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Maduran Lamongan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Sudarma Adi
Tribunnews.com
Ilustrasi penganiayaan santri 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dugaan kekerasan terhadap anak yakni seorang santri terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Maduran  Lamongan.

Korbannya, ADS (15) kini harus menjalani rawat inap di RSUD dr Soegiri Lamongan karena sakit yang dideritanya akibat pukulan benda tumpul yang di diduga dilakukan oleh 2 pengasuh Ponpes tersebut.

Insiden dugaan tindakan kekerasan pada santri semula tidak diketahui oleh orang tua santri, Miftakhul Khoir (40) warga Pucuk Lamongan.

Terungkapnya dugaan kekerasan yang dialami korban ini bermula saat pada Minggu (21/5/2023) orang tua korban menghadiri wisuda putranya, ADS.

Acara wisuda berlangsung, dan korbanpun turut serta mengikuti prosesi wisuda sampai selesai acara. Sesaat setelah acara wisuda tersebut, pelapor, Miftakhul Khoir  mendapati sepertinya ADS kurang sehat dan menahan sakit.

Baca juga: Geger Nelayan Lamongan Temukan Bangkai Pesawat dari PD 2, Dikira Perahu Tenggelam, ini Kondisinya

Miftakhul Khoir tidak berusaha menanyakan apa sejatinya yang sedang dialami anaknya, ADS.

Usai acara wisuda, Miftakhul Khoir lebih memilih mengajak putranya pulang ke rumah di Dusun Pucuk  RT 002 RW 002 Desa Pucuk Kecamatan Pucuk. 

Setiba di rumah, korban ADS  mengeluh badannya sakit semua. Ada  terasa nyeri pada pinggang dan dada.

Benar dugaan Miftakhul Khoir kalau anaknya  sedang menderita saki. Saksi, Miftakhul berusaha mencari tau dan menanyakan sebab sakit yang dialami korban.

Korban ADS berterus terang  mengatakan, kalau ia  telah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh 2 orang pengasuh Ponpes.

ADS juga menyebutkan nama terduga penganiaya tersebut yakni, S, A dan kedua diduga melakukan penganiayaan pada Rabu (17/5/2023) sekitar pukul  21.00 WIB  di dalam area Ponpes alamat Desa Pangean Kecamatan Maduran.

Baca juga: Naik Perahu Tambangan, Pria Lamongan ini Tetiba Ceburkan Diri ke Bengawan Solo, Begini Nasib Korban

"Aku dipukuli dengan menggunakan  kayu dan ditendang  mengenai dada dan pinggang sebelah kiri, " aku korban pada orang tuanya.

Akibat penganiayaan santri itu, korban selain merasakan nyeri pada pinggang sebelah kiri juga mengalami sesak nafas.

Karena tidak terima dengan kejadian tersebut, orang tua korban, Miftakhul Khoir melaporkan kejadian yang dialami putranya  Polres Lamongan, pada Senin (22/5/2023) malam.

Korban sejak Senin (22/5/2023) hingga Selasa (23/5/2023) menjalani perawatan intensif di ruang rawat inap Anggrek, namun sejak tadi malam korban di pindah diruang  isolasi  Kemuning RSUD dr Soegiri Lamongan.

Miftakhul Khoir  mengungkapkan, menurut putranya ADS dugaan pemukulan oleh terjadi berawal saat ADS bersama tiga temannya meminjam gantungan baju miliki adik kelasnya. 

"Pinjam gantungan baju untuk menjemur pakaian itu sudah biasa bagi sesama anak santri, " kata Miftakhul Khoir.

Namun setelah itu muncul kabar ada uang hilang. Sementara ADS dan 3 temannya hanya pinjam gantungan baju.

Dari peristiwa itulah kemudian terjadi penganiayaan oleh 2 pengasuh  di Ponpes tersebut.

Tribun Jatim Network berusaha mengkonfirmasi ke  nomor HP dan WhatsApp milik ponpes hingga beberapa kali tapi belum diangkat.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro dikonfirmasi Tribun Jatim Network mengatakan, penyidik masih melakukan penyelidikan.

"Dugaan ini masih di lidik, " kata Anton.

Anton menambahkan, laporannya memang sudah masuk . " Pihaknya tidak bisa berandai-andai, karena masih dalam proses penyelidikan, " pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved