Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Artis Korea

Jadi Latar Drama Korea Twenty Five Twenty One, Seperti Apa Korea Selatan Saat Krisis Moneter 1997?

Jadi latar drama Korea Twenty Five Twenty One. Lantas, seperti apa Korea Selatan di masa International Monetary Fund atau IMF Crisis 1997?

Editor: Elma Gloria Stevani
tvN
Salah satu adegan di drama Korea Twenty Five Twenty One yang mengambil latar tahun 1998. 

TRIBUNJATIM.COM - Penikmat drama Korea sepertinya nggak akan pernah kehabisan bahan tontonan menarik.

Sebut saja drama Korea Twenty Five Twenty One yang  dibintangi oleh Kim Tae Ri dan Nam Joo Hyuk.

Drama Korea Twenty Five Twenty One mengisahkan pertemuan atlet anggar berusia 18 tahun bernama Na Hee Do dengan seorang pekerja paruh waktu berusia 22 tahun bernama Back Yi Jin.

Keduanya pertama kali bertemu kala Back Yi Jin yang sedang mengantar koran salah lempar dan mengenai patung di halaman rumah Na Hee Do.

Tingkah laku kedua tokoh yang seperti kucing dan anjing tersebut menjadi pemancing tawa penonton.

Mengambil latar tahun 1998, Twenty Five Twenty One menampilkan latar Korea Selatan yang tengah terpuruk pasca krisis moneter yang kemudian dikenal sebagai IMF Crisis 1997.

Beberapa adegan dalam drama Korea Twenty Five Twenty One menunjukkan apa yang terjadi di Korea Selatan ketika krisis ekonomi menerpa, dan tentunya memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan karakter dan cerita.

Lantas, seperti apa Korea Selatan di masa IMF Crisis 1997 atau International Monetary Fund?

#1 Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan

Hal ini ditampilkan melalui karakter Back Yi Jin. Sebelum menjadi pekerja paruh waktu yang bekerja di rental komik dan pengantar koran, Yi Jin adalah putra konglomerat kaya raya yang sedang kuliah jurusan Teknik di Universitas Yonsei.

Kehidupan mewahnya berubah drastis ketika perusahaan sang ayah mengalami kebangkrutan.

Pada masa ini, sektor perbankan dibebani oleh kredit-kredit bermasalah lantaran perusahaan-perusahaan besar tengah mengekspansi usaha mereka.

Jumlah utang yang terus membesar seiring nilai mata uang won terjun bebas dan kegagalan untuk membayar utang tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya mengalami kebangkrutan.

Dalam drama, ditampilkan adegan Yi Jin memasuki rumah yang telah disita untuk melunasi utang ayahnya.

Keluarganya pun tercerai-berai dan Yi Jin masih dikejar-kejar oleh mantan rekan bisnis ayahnya yang juga mengalami krisis finansial.

Halaman
123
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved