Berita Jatim
Retas Website Resmi Kampus hingga Pemprov Jatim, 2 Hacker ini Teryata Cuma Lulusan SD
Retas website kampus negeri dan Pemprov Jatim dengan ubah tampilan penuh iklan judi online, 2 hacker ini teryata cuma lulusan SD.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Siber Polda Jatim berhasil menangkap dua remaja yang menjadi hacker peretas website resmi kampus dan kantor kedinasan jajaran di beberapa provinsi, termasuk Pemprov Jawa Timur.
Tersangka berinisial DS (23) warga Legok, Tangerang, Provinsi Banten, dan AT (25) warga Cirebon, Jabar.
Mereka melakukan peretasan dengan cara mengubah tampilan wesbite resmi kampus atau organisasi perangkat daerah (OPD) pemprov sasarannya, dengan membubuhi fitur pop up iklan judi online.
Catatan hasil penyidikan Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim, terdapat ratusan website kampus terkemuka dan juga OPD di beberapa provinsi, termasuk Pemprov Jatim, yang diretas oleh tersangka.
Modusnya, adalah pembuat tools untuk meretas website dan dibagikan di grup hacker.
Bahkan, tersangka juga tercatat sebagai admin website perjudian di Kamboja, dengan upah Rp 10 juta per bulan.
Kedua tersangka merupakan admin mekanisme iklan situs judi online yang diketahui berpusat di salah satu negara Asia Tenggara, yakni Kamboja.
Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Arman mengungkap alasan kedua tersangka menargetkan website lembaga pendidikan dan organisasi perangkat daerah, berdomain; go.id dan ac.id, untuk diretas dan dipasangi tampilan pop up iklan judi online.
Karena saat situs diretas dan tampilan pop up iklan judi online telah terpampang, pihak Kemenkominfo atau Diskominfo masing-masing pemprov, tidak akan melakukan pemblokiran website.
Baca juga: Jangan Kegocek! Inilah Daftar Aplikasi Chat Bodong Buatan Hacker dan Tips Menemukannya di App Store
Tujuannya, lanjut AKBP Arman, yakni menaikkan kepadatan kunjungan user website judi online yang para hacker iklankan, dengan tetap mengoptimalkan mekanisme Search Engine Optimalisation (SEO).
"Sehingga apabila mereka ini melakukan peretasan terhadap situs resmi tersebut, maka akan menaikkan SEO website judi online mereka tidak akan diblokir. Sehingga para pemburu situs judi online bisa selalu membuka situs tersebut," ujarnya di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Rabu (31/5/2023).
Ia juga membocorkan nilai upah penghasilan yang didapat oleh kedua orang tersebut.
Setiap domain website yang dibobol, tersangka mendapatkan upah Rp 200 ribu.
Bahkan, sebulan, mereka juga memperoleh bayaran yang bersifat tetap senilai Rp 10 juta, selama menjalankan tugas pembobolan atau peretasan website sebagai sarana pengiklanan situs judi online dari Kamboja.
Namun AKBP Arman mengungkap, kedua tersangka itu, bekerja dengan cara demikian, untuk disetorkan hasilnya kepada pihak pemesan dari Kamboja, yang berbeda-beda.
Baca juga: Jangan Sampai Tertipu, Kenali 7 Aplikasi Chat GPT Bodong Buatan Hacker, Ada Aico - GPT AI companion
"Yang membiayai adalah pihak-pihak dari pemilik situs judi online yang kita tracing berasal dari Kamboja," katanya.
Lalu dari mana kedua tersangka memiliki kemampuan peretasan tersebut, AKBP Arman mengatakan, keduanya memiliki kemampuan peretasan secara otodidak.
Yakni, mereka bergabung dalam sebuah komunitas hacker dalam sebuah kanal sosial media yang terdapat di website gelap (darkweb).
Kemudian, mereka akan saling bertukar informasi dan metode peretasan jaringan IT yang terdapat di dunia.
Lanjut AKBP Arman, melalui kanal jaringan informasi grup para hacker tersebut, terbentuk sebuah pertaruhan gengsi antar hacker dengan menunjukkan pencapaian hasil peretasan yang dilakukannya.
Namun, mengenai strata pendidikan, para tersangka, AKBP Arman mengungkap, keduanya ternyata hanya tamatan sekolah dasar (SD).
Baca juga: Aplikasi Simbah-E Disporapar Kota Malang Dibobol Hacker, Ada yang Tertipu: Nomor Orang Lain
"Mereka jalur formilnya hanya pendidikan SD, mereka memiliki kemampuan hackernya itu dari otodidak dan mempelajari hackernya itu dari komunitasnya. Jadi ada yang melatih dan ada yang dilatih di komunitas hacker," ungkapnya.
Asal mula terbongkarnya kasus tersebut, AKBP Arman menerangkan, pihaknya memperoleh laporan dari sebuah perguruan tinggi negeri yang mengeluhkan adanya tindakan peretasan situs pascasarjana sebuah kampus teknik negeri terkemuka di Kota Surabaya, pada Februari 2023.
Kemudian, setelah dilakukan penyelidikan, tersangka AT berhasil ditangkap di Cirebon, Jabar, pada Selasa (28/3/2023).
Sedangkan, DS berhasil ditangkap setelah pulang dari Kamboja, pada Minggu (7/5/2023), saat berada di Legok, Tangerang, Provinsi Banten.
Akibat perbuatannya, kedua tersangka, dikenakan UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan UU No 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
"Ancaman hukuman 10 tahun dan denda Rp 10 miliar," pungkas mantan Kapolres Sampang itu .
Mentor Para Hacker
Terungkap juga, DS, satu dari dua orang tersangka hacker yang peretas website resmi kampus negeri dan kantor kedinasan jajaran di beberapa provinsi, termasuk Pemprov Jatim, pernah ditahan gegara bobol situs Bawaslu RI.
Bersatus residivis, DS (23) alias Mr Cakil, warga Legok, Tangerang, Provinsi Banten.
Wakil Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman mengatakan, tersangka pernah ditangkap Bareskrim Mabes Polri karena membobol situs besar seperti Bawaslu RI, pada tahun 2018.
Tersangka DS sempat divonis masa tahanan selama dua tahun. Kemudian, pada tahun 2021 bebas, ternyata DS masih melakukan aktivitas peretasan dengan menyasar berbagai website resmi kampus atau pemprov di beberapa daerah Indonesia.
"Si DS (residivis). Pernah hack Bawaslu pusat tahun 2018 Dia pernah ditahan di Bareskrim 2 tahun," katanya di Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Rabu (31/5/2023).
Arman menambahkan, kemampuan DS, sebagai hacker, bukan kaleng-kaleng.
Dalam komunitas para hacker yang beroperasi melalui kanal jejaring komunikasi yang terdapat di situs gelap (Darkweb), DS dianggap sebagai mentor bagi para hacker newbie.
DS juga kerap membuat bahasa pemrograman (tools) yang dapat dipakai secara sederhana oleh hacker pemula untuk melakukan peretas website dan dibagikan di grup hacker.
Melalui tools peretasan tersebut. DS ternyata hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk melakukan peretasan terhadap sebuah website.
"Tersangka AT ini ternyata berburu dan memperoleh tools-tools dari tersangka Mr Cakil (DS). Dia bisa dikatakan sebagai (menyandang gelar) best 2 di komunitas para hacker. Jadi Mr Cakil ini bisa dianggap sebagai guru di komunitas mereka," jelasnya.
Kemudian, sosok tersangka AT. Arman mengungkapkan, tersangka AT telah memulai debutnya melakukan akses ilegal (peretasan) terhadap website pemerintahan, sejak tahun 2018.
Baca juga: Arti Nama Bjorka, Username Hacker yang Telah Retas Sejumlah Dokumen Negara, Berasal dari Kata Birch
Aksinya itu, semula dilakukan atas dasar keisengan belaka. Namun, selama ini, tersangka AT dihubungi oleh seorang DPO berinisial J yang memesan website yang telah diretas yang dihargai sejumlah Rp200 ribu, per website.
"Dia belajar secara otodidak dari bergabung di beberapa grup hacker. Dia telah berhasil meretas puluhan website pemerintah berdomain; go.id dan ac.id," terangnya.
Berdasarkan catatan penyidikan yang dilakukan Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim.
Arman mengatakan, tersangka DS bersama tersangka lainnya, berinisial AT (25) warga Cirebon, Jabar, berhasil meretas ratusan website sejumlah kampus negeri dan organisasi perangkat daerah jajaran pemprov di Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun TribunJatim.com. Tersangka AT terbukti secara langsung melakukan peretasan pada 10 website.
Yakni, empat website OPD jajaran Pemprov Jateng, dua website perusahaan swasta, dua website OPD jajaran Pemprov Jatim, dan sebuah website kampus negeri terkemuka di Kota Surabaya.
Kemudian, tersangka DS, terbukti secara melakukan peretasan pada 15 website.
Yakni, tiga website swasta, tujuh website kampus yang tersebar di Kalimantan dan Jatim, dan tiga website OPD di Pemprov Jatim, dan Jabar
Arman mengungkap, nilai upah penghasilan yang didapat oleh kedua tersebut.
Setiap domain website yang berhasil dibobol, tersangka berhasil mendapatkan upah Rp200 ribu.
Bahkan, sebulan, mereka juga memperoleh bayaran yang bersifat tetap senilai Rp10 juta, selama menjalankan tugas pembobolan atau peretasan website sebagai sarana pengiklanan situs judi online dari Kamboja.
Namun, lanjut Arman, kedua tersangka itu, bekerja dengan cara demikian, untuk disetorkan hasilnya kepada pihak pemesan dari Kamboja, yang berbeda-beda.
"Yang membiayai adalah pihak-pihak dari pemilik situs judi online yang kita tracing berasal dari Kamboja," pungkasnya.
Baca juga: Belajar Bahasa Jepang, Tersangka Penyedia Channel Telegram Hacker Bjorka Asal Madiun Hafal Hiragana
hacker
Pemprov Jawa Timur
Ditreskrimsus Polda Jatim
judi online
Kamboja
AKBP Arman
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Tribun Jatim
Apa Itu Pisang Cavendish? Bisa Buat Bayar PBB di Bringinan Ponorogo, Kades Barno: Tidak Hanya Nagih |
![]() |
---|
Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
![]() |
---|
Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
![]() |
---|
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.